~selamat membaca~Hari ini, Hari pertama arana menjadi kakak kelas, namun arana khawatir akan Revan.
Yap, arana takut pujaan hatinya itu menjadi incaran para murid-murid baru yang hari ini resmi menjadi adik kelasnya.
Ia masih teringat akan gadis yang tempo hari mengajak pujaan hatinya berfoto bersama, dan ia kini semakin gelisah akan itu.
"Arghhh!" Erang arana, hingga membuat kedua orangtuanya, serta kakaknya terkejut.
Sadar akan hal yang ia lakukan, gadis itu pun langsung nyengir dan langsung melanjutkan sarapannya dengan lesu.
"Kamu kenapa sih dek?" Tanya ayah.
"Iya kamu kenapa? Cerita sama bunda" lanjut sang bunda.
Rafa hanya menyimak pembicaran kecil antara adik dan orang tuanya, sambil meminum susu buatan bundanya.
"Ga papa kok bun,yah" jawab arana dengan senyum palsu.
"Ara berangkat ya Bun,yah. Takut ntar kesiangan, assalamualaikum" lanjut nya kemudian berlari menuju ke arah sepedanya yang berada di depan rumahnya.
"Waalaikumsalam, hati-hati ya"
Saat arana sedang ingin menaiki sepedanya, seketika matanya melebar dan sudut bibirnya pun mulai terangkat.
Revan baru saja keluar dari rumahnya dan sedang mengeluarkan sepedanya dari dalam garasi rumahnya.
Setelah mengeluarkan sepedanya wajah Revan seketika Langsung datar, setelah melihat seorang gadis sedang melambaikan tangan dengan wajah sumringah dari sebrang rumahnya.
"Dia lagi" batin Revan. Dan langsung melaju dengan sepedanya melewati Arana yang masih senyum-senyum.
"Pagi Revan!" Sapa arana di sebelah Revan.
"Hmm"
"Udah sarapan?"
"Dah"
"Semalam tidurnya nyenyak?"
"Ya"
"Hari ini-" dan belum sempat melanjutkan pembicaraan, Revan Langsung mengayuh sepedanya dengan cepat, meninggalkan arana yang masih asik berbicara sendiri.
"IHH REVAN TUNGGUIN!" Teriak arana, dan kemudian melaju menyusul Revan yang berada jauh sekitar 10 meter darinya.
Hingga saat sampai di sekolah, arana senantiasa mengikuti Revan, agar Revan tak di godai oleh gadis-gadis yang membuatnya sangat-sangat resah, dan khawatir.
Hingga dugaan nya pun benar, seorang gadis sedang menyapa pujaan hatinya,yang sangat arana yakini adalah adik kelasnya.
"Pagi kak Revan" sapa gadis manis itu dengan rambut panjang sepinggang.
Revan hanya balas mengangguk sambil tersenyum ramah ke arah gadis itu, dan kemudian kembali berjalan menuju kelasnya.
Setelah puas menyapa kakak kelasnya itu, kali ini gadis itu di buat ketakutan karena di berikan tatapan tajam dari arana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revan Renaldi [HIATUS]
Teen Fiction"kita kan sama-sama terus, kenapa ga jadian?" Tanya Arana dengan wajah ceria nya. "Lo mau kita pacaran?" Revan kembali bertanya dengan senyum manis, dan Arana mengangguk dengan semangat. "NGIMPI!" Ketus Revan kemudian kembali dengan wajah datarnya...