Pagi menyapa, mentari mulai terbit. Kicauan burung mulai bernyanyi, seorang gadis masih tertidur pulas dalam balutan selimut Doraemon kesayangannya."Ara" Panggil bunda dengan lembut.
Tak ada jawaban
"Arana"
Masih tak ada jawaban
"ARANA FRISCILLA BANGUN! DAH SIANG NANTI TERLAMBAT!" teriak bunda di samping tempat tidur Arana.
Gadis itu pun langsung terbangun dengan wajah kagetnya ketika teriakan bunda memekik telinganya.
"Sudah bangun tuan putri?" Tanya bunda dengan lembut. Dan Arana pun nyengir tanpa ada dosa.
"Cepat mandi, terus sarapan dah bunda siapin!" Lanjut bunda kemudian pergi meninggalkan kamar arana.
"Ya ampun untung nih kuping ga kenapa-napa" batin arana sambil terus memegang kedua telinganya dan berjalan menuju kamar mandi.
Arana pun bergegas menuju meja makan setelah selesai memakai seragam olahraga nya, di jumpai ayah dan kakaknya yang sedang mengobrol, dan bunda yang sedang mengoles roti dengan selai strawberry.
"Met pagi semua!" Sapa arana setelah mendaratkan bokongnya di kursi meja makan di sebelah kakaknya.
"Pagi" sapa kembali oleh ayah dan kakaknya Arafa Bima Pratama.
"Cepat sarapan, nanti telat!" Ucap bunda kepada arana. Arana pun langsung mengacungkan jempolnya, dan langsung melahap roti selai Buatan bundanya.
"Kak tolong buang ke depan" pinta bunda sambil memberikan plastik sampah kepada rafa, kemudian di angguki Rafa dan keluar membuang sampah.
Setelah selesai sarapan arana pun langsung bergegas untuk mengambil sepedanya di halaman belakang.
"Ga kakak anter dek?" Tanya rafa Saat menjumpai sang adik di halaman belakang.
"Nggak deh kak, Ara mau naik sepeda aja biar bisa ngedate berdua sama revan" ucap arana senyum-senyum sendiri.
"Yain dah, kek bakal ketemu aja orang Revan dah berangkat dari tadi pas kamu makan" sahut Rafa panjang lebar.
Arana pun langsung membulatkan matanya ketika mendengar penjelasan dari kakaknya "serius kak". Dan Rafa pun mengangguk.
"Kapan?" Tanya gadis itu mulai panik.
"Tadi pas kakak di suruh buang sampah kedepan sama Bunda kakak ketemu, dia lagi naik sepeda" jawab Rafa.
Arana pun langsung bergegas menaiki sepedanya dan langsung berteriak "BUNDA, AYAH ARA BERANGKAT YA! ASSALAMU'ALAIKUM!"
"Waalaikumsalam!" jawab ayah dan bundanya dari dalam rumah.
Rafa yang tepat berdiri di samping adiknya itupun langsung menutup telinganya ketika mendengar suara adiknya yang melengking itu.
"DA KAKAK!" Lanjut Arana kemudian melaju dengan sepedanya menyusul Revan pujaan hatinya.
"Sabar gua punya adek kek lu ra!" Batin Rafa sambil ngelus dada.
Arana terus melaju dengan sepedanya dengan kecepatan tinggi, hingga di persimpangan jalan ia pun berhasil menyusul Revan yang terlihat santai menggoes sepedanya.
"Nah itu Revan!" Batinnya dengan wajah sumringah. Arana pun langsung menambah kecepatan nya agar sejajar dengan sepeda Revan.
"Pagi Revan!" Sapa arana saat dirinya sudah sejajar dengan Revan.
"Hmm"
"Ihh pagi-pagi kok cuek sih?" Ketus arana sambil memasang wajah manyun.
"Y" sahut Revan dengan nada datarnya kemudian melaju mendahului arana yang sedang manyun.
"Ih kok di tinggal sih?!" Gerutu arana kemudian menyusul Revan di depannya.
Hingga tak membutuhkan waktu lama akhirnya mereka pun sampai di SMA Bina Bangsa.
Arana memarkirkan sepedanya tepat di samping Revan, hingga membuat revan Langsung memutar bola matanya ke arah lain.
"Ga di sangka ya kita bisa berangkat bareng, eh keknya dari kecil deh kita bareng terus" ucap arana antusias, dan tak di jawab oleh Revan melainkan hanya di beri lirikan tajam, dan langsung meninggalkan arana di parkiran.
"Ih Revan kok di tinggal lagi sih?!" Teriak Ariana, kemudian menyusul Revan.
________________o0o______________
Hai hai!
Gimana? Gimana?
Lanjut ga nih?
Jangan lupa komen dan vote ya!
Nantikan di chapter selanjutnya...
Bubay!
KAMU SEDANG MEMBACA
Revan Renaldi [HIATUS]
Ficção Adolescente"kita kan sama-sama terus, kenapa ga jadian?" Tanya Arana dengan wajah ceria nya. "Lo mau kita pacaran?" Revan kembali bertanya dengan senyum manis, dan Arana mengangguk dengan semangat. "NGIMPI!" Ketus Revan kemudian kembali dengan wajah datarnya...