Revan berjalan mengarah kelas barunya, yaitu kelas XI IPA 1. Karena tahun ajaran baru kelas di acak. Dan ternyata ia tetap masuk di kelas IPA 1, Nampak terlihat jelas di depan sana tertera papan nama kelas tersebut, tinggal selangkah lagi dia sampai namun...
Brukk!
"Aduh!"
Revan menabrak seseorang yang tak ia kenal, yang tak lain seorang gadis.
"Kalo jalan tuh liat-liat dong!" Marah gadis itu sambil mengelus-elus lengannya yang sedikit memar akibat terbentur lantai.
Namun seketika amarah gadis itu memudar setelah melihat sosok laki-laki yang menatapnya dengan wajah datar.
"Anjir ganteng banget!" Batin gadis itu.
"Sorry" ucap Revan dingin.
"E-eh gapapa kok" ucap gadis itu lembut, sambil menyeka rambutnya di sela telinganya.
"Lah kagak jadi marah nih cewek?" Batin Revan, namun iya tetap tak perduli, dan langsung pergi melewati gadis itu, dan langsung masuk ke kelasnya.
"Anjir, cuek banget sih nih cowok!" Batin gadis itu dengan wajah manyun. Seketika gadis itu menutup telinganya ketika mendengar suara teriakan seorang gadis lain dari tangga menuju dirinya.
"REVAN!" Teriak arana nyaring di lorong sekolah, sambil tengak-tengok
"Woi bisa ga sih ga usah jerit-jerit?!" Bentak seorang gadis.
Namun arana tak menggubris perkataan gadis itu dan tetap melanjutkan misinya untuk menemukan Revan.
"Woi! Orang ngomong tuh di hargain!" Ketus gadis itu tak terima karena di abaikan.
"REVAN!" Jerit arana berantusias ketika melihat Revan yang baru keluar dari kelas.
"Revan?" Batin gadis itu, melihat tingkah arana yang sedari tadi menyebutkan nama Revan.
Gadis itu pun langsung menengok ke arah yang di lihat arana dan terkejut nya ia, ternyata laki-laki yang menabraknya tadi adalah orang yang di cari-cari oleh arana.
"Revan tega banget sih, masa Ara di tinggalin!" Gerutu arana kepada Revan, sambil manyun.
Dan lagi-lagi tak di gubris oleh Revan, laki-laki itu Langsung memutar bola matanya malas karena gadis di depannya itu.
"Yey kita sekelas lagi ya ternyata" lanjut gadis itu sambil senyum-senyum salah tingkah.
"Kenapa gua sekelas lagi ma ni bocah?!" Batin Revan kesal sambil menarik nafas dalam-dalam dan di hembuskan perlahan, Namun ia coba untuk tak marah kepada gadis cerewet di depannya itu.
Revan lalu menatap gadis di depannya,dan Yang di tatap pun malah senyum-senyum tidak jelas.
"Ngapa sih nih bocah?" Batin Revan bingung.
"Oh jadi nama Lo Revan ya? Gue felicia putri dari kelas XI IPA 2, salam kenal ya" sapa seorang gadis yang menghampiri Revan, dan arana sambil mengacungkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Revan.
Yang di panggil pun langsung menengok pada gadis di depannya yang ternyata adalah gadis yang ia tabrak.
Revan tak membalas jabat tangan dari gadis bernama felicia itu, hanya di beri tatapan, dan langsung pergi meninggalkan 2 gadis itu. Untuk pergi ke lapangn mengurus peserta didik baru karena dia panitia OSIS.
Arana yang melihat perlakuan Revan kepada Felicia hanya tersenyum menahan tawa. Dan langsung masuk ke kelas.
Felicia Langsung menurunkan tangannya karena merasa di angguri oleh sosok cowok bernama Revan itu.
"Astaga tangan gua di anggurin dong" batin feli.
---
"Wih nyampe juga Lo" sahut farel sang ketua osis ketika melihat kedatangan Revan di depannya. Dan Revan hanya menaikkan kedua alisnya sebagai jawaban.
"Dah yok atur barisan adek-adeknya" lanjut farel dan di angguki Revan.
"Oke selamat datang kepada peserta didik baru mohon untuk berbaris" ucap farel sang ketua osis.
"Dan kakak-kakak panitia mohon untuk berbaris di depan" lanjut farel.
"Revan ganteng banget mau di liat dari sisi manapun" sahut arana sambil terus menatap Revan yang sedang berbaris di tengah lapangan.
"Oke hari ini mos terakhir jadi besok kalian masuk pake baju OSIS ya" ucap farel di selang akhir acara.
"Iya kak!" Ucap para calon siswa serempak.
Barisan pun di bubarkan dan para calon siswa pun di bolehkan pulang. Para panitia pun berkumpul untuk membahas mengenai peserta didik baru.
"Van temenin gua ke ruangan ambil berkas buat di kasih ke pak Ahmad" ucap farel, dan di angguki Revan.
"Kak!" Panggil seorang adik kelas yang menepuk pundak Revan,Revan dan farel pun menengok ke arah gadis itu.
arana terkejut ketika melihat ada adik kelas yang menghampiri pujaan hatinya.
"Hmm?" Deham Revan sambil menaikkan sebelah alisnya melihat kedatangan gadis itu.
"Itu, boleh minta foto ga?" Tanya gadis itu.
"Boleh dek boleh, yok mau foto dimana?" Tanya farel kepedean.
"Bukan sama kakak. Tapi sama kakak ini" jawab gadis itu sambil menunjuk ke arah revan.
Revan pun langsung terkejut dan langsung tersenyum simpul, lalu mengangguk.
Nampak dari wajah gadis itu amat senang. Dan langsung mengambil foto dirinya bersama Revan.
"Ye, saya di anggurin gini" sahut farel lesu.
Dan betapa terkejutnya arana ketika melihat sang pujaan hatinya di ajak berfoto oleh gadis itu "anjir pacar gua woi!" Gerutu Arana tak terima menyaksikan kejadian itu dari lantai dua.
"Dah?" Tanya Revan dengan wajah datarnya. Gadis itu pun mengangguk dan pergi setelah mengatakan terimakasih. Revan pun hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan gadis yang akan menjadi calon adik kelasnya.
"Lah anjir gua yang ketos masa kagak di mintain foto sih?!" Ketus farel. Dan Revan pun hanya geleng-geleng kepala.
"Dah lah yok" ajak Revan sambil merangkul pundak farel menuju ruangan OSIS.
"Sakit hati Dede bang!" Batin arana sambil memegang dadanya.
________________o0o______________
Hai! Hai!
I'm back again
Revan jadi artis dadakan nih wkwk..
Gimana? Gimana??
Lanjut ga?
Votmen dong!
Nantikan di chapter berikutnya..
Bubay guys!
![](https://img.wattpad.com/cover/259220965-288-k589268.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Revan Renaldi [HIATUS]
Novela Juvenil"kita kan sama-sama terus, kenapa ga jadian?" Tanya Arana dengan wajah ceria nya. "Lo mau kita pacaran?" Revan kembali bertanya dengan senyum manis, dan Arana mengangguk dengan semangat. "NGIMPI!" Ketus Revan kemudian kembali dengan wajah datarnya...