5. Kenyataan (Arly)

3 0 0
                                        

"Jadi selama ini kamu senbunyiin hal sebesar ini dari aku?" Tanya ku di sela tangis ku.

Rasa kesal dan sedih, kecewa,juga bingung bercampur semua menjadi satu.

Dalam ktp yang dia berikan pada ku bertuliskan agama yang ku kira muslim ternyata bukan.

Bahwa usia yang ku kira 27 tahun ternyata 31thn.

Bahwa dia yang ku pikir lajang ternyata SUDAH MENIKAH.

'Tuhan bagaimana ini semua bisa terjadi? Bagaimana ini bisa luput dari sepengtahuan ku?' 'Kau BODOH Arly!!'
Umpat ku menyesali diri ku sendiri.

Tapi hati ku sudah terlampau jauh terkait dengan nya. Hati ku sudah benar benar terikat dengan nya. Dan dia sudah masuk begitu dalam di hati dan hidup ku.

Perkenalan kami yang memang cukup singkat, hanya satu bulan tapi kebersamaan kami sebagai sepasang kekasih yang saling menyayangi sudah begitu dalam walau hanya dalam tiga bulan.

Siapapun tidak akan menyangka, bagaimana dia , yang sudah menikah, bisa menghabiskan setiap akhir pekan nya bersama ornglain dan bukan keluarga nya,

Adly yang setiap malam minggu selalu datang kerumah, kadang menghabiskan akhir pekan nya dengan ku seharian penuh. Aku tidak, sama sekali tidak berfikir dia sudah menikah.

Adly sudah menikah. Dan telah mempunyai seorang anak laki-laki berusia 8 tahun. Ya.. itu kenyataan nya. Kenyataan pahit yang harus aku hadapi.

Lalu bagaimana dengan perasaan ku? Aku takut untuk melangkah maju, tapi terlalu enggan untuk kembali mundur. Cinta yang tumbuh kini terlalu besar untuk aku buang begitu saja.

Aku melihat kedalam mata nya, binar penyesalan itu muncul dibalik kedua matanya. Raut wajah yang biasanya menenangkan ku dan bijaksana itu lemas dan terlihat bingung.

Aku menahan tangis. Terdiam dan tertunduk.

Kembali dia menggenggam tangan ku dan berbisik.

"Aku sayang sama kamu" kata kata itu keluar dari bibir nya penuh kesungguhan dan keyakinan.

"Aku juga, tapi ini salah" aku mengakui. Hati dan pikiran ku saat ini telah rusak. Tidak bisa berjalan searah.

"Tapi aku sayang sama kamu, aku juga sayang sama keluarga ku" Adly berkata lirih. Mengakui dengan hati nya.

'Keegoisan laki laki' pikir ku . Aku tau ini salah tapi cinta itu hadir tanpa ada yang tau. Dan kami saling menyayangi.

"Lalu bagaimana? Sudah pasti akhir nya. Kita gak akan bisa sama sama, perbedaan keyakinan dan status kita . Lalu bagaimana?" Tanya ku kepadanya

"Aku akan tetap disamping mu, aku akan tetap menyayangi dan mencintaimu , aku juga akan tetap memberikan kamu perhatian seperti yang selama ini aku lakukan. Sampai nanti , kamu temukan yang akan mencintai mu dan melamar mu" Adly mengatakan seperti menahan luka yang amat dalam.

"Lebih dari Aku" kata nya melanjutkan,

Adly menundukkan kepala nya, lalu menoleh ke arahku, menatap mata ku lekat, penuh harap

Bisa kah? Aku tak tau.

"Bukan salah kita, bukan salah cinta.. hanya saja kita bertemu disaat yang tidak tepat dan cinta tumbuh dalam situasi yang tidak tepat" kata ku pada Adly.

"Entah itu disengaja atau tidak, perasaan itu sekarang sudah jauh tumbuh dengan akar yang menancap dalam" lanjut ku

Kami mengakhiri malam kami dengan haru . Taman yang ramai pun rasanya seperti sunyi. Kami bagai berada di dunia kami sendiri.

Dilema CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang