Besok Adly pergi untuk memenuhi pendidikan 3 bulan nya dan malam ini Adly datang untuk perpisahan, juga memberikan wejangan nya kepadaku. Sebenarnya aku senang Adly datang. Tapi ada sesuatu yang membuat ku berfikir lagi.
"Kenapa kamu baru bilang ? Kamu kan bisa ngomong ini dari tadi siang??" Aku bertanya penuh kecewa dan sejujurnya dengan perasaan bersalah membiarkan Adly datang.
"Aku gak bisa cerita hal ini sama kamu cuma lewat chat aja atau telephone. " Adly berargumen.
"Kamu gak mikir apa?! Gimana perasaan dia sekarang? Kamu sekarang disini? Seneng seneng ketemu aku ketawa ketawa ketemu aku? Tapi dia??!! Dia cuma berdua sama anak kamu galih dan sekarang dia lagi hamil anak kmu! Kamu gak mikir apa?" Tukas ku geram. Sangat geram aku dibuatnya. Apa Adly sudah gila? Apa Adly segitunya menyayangi dan mencintai aku?
Tapi aku bisa apa? Pernah aku coba untuk meninggalkan dia ,aku pikir semua akan baik baik saja. Aku pikir dia dan Isma (istrinya) akan baik baik juga. Tapi aku salah. Saat aku coba meninggalkan dia dan menghapus semua kontak di Medsos , Adly justru sama sekali tidak pernah pulang kerumah. Mungkin dia di tempat teman letting nya. Atau asrama. Aku mengetahui itu pun dari postingan yang ditulis isma sebagai curahan hatinya.
Sampai akhir nya dia datang kerumah, maka ku putuskan untuk kembali pada nya. Demi keluarga nya . Supaya keluarga nya tetap baik baik saja.
Ah, aku tau, ini pemikiran yang Naif. Antara ego ku atau rasa ku.
"Aku tau, tolong jangan membuat aku sulit. Besok aku akan pergi untuk pendidikan ku ke Bandung. Tolong kamu jangan marah sama aku" pinta nya disusul raut muka yang amat menyesal.
"Aku gak marah, tapi coba tolong kamu pikirin perasaan dia, besok kamu pergi. Hari ini kalian baru tau kalau isma sedang hamil. Isma pasti ingin malam ini sama kamu. Aku perempuan aku tau gimana perasaan Isma. " aku mencoba meredakan amarah ku dan berusaha membuat nya mengerti.
"Tolong, aku senang kamu kesini. Bahagia banget. Tapi aku minta kamu pulang ya... tolong" kata ku dengan sedikit memaksa.
Dan dia pun menyetujui nya.
Adly memang selalu menyetujui permintaan dan perkataan ku. Tapi justru aku sangat berhati hati dengan itu. Aku tidak pernah mengambil keuntungan dari semuanya. Tidak pernah memanfaatkan keadaan.
Aku memang menyayanginya, tapi cinta dan perasaan ku terbatas untuk kebahagian keluarga nya.
***
Lagi lagi, Rivi menelpon ku untuk mengajak bertemu. Rivi memang ku abaikan sebelum nya. Tapi malam ini sisi hati ku yang lain seolah meminta ku untuk mencoba membuka hati ku.
'Adly akan pendidikan selama 3 bulan. Ini kesempatan kamu untuk membuka hati dan mendapatkan cinta yang akan hanya untuk mu sendiri' suara sisi lain hati ku berkata pada diri ku sendiri.
Baiklah. Tidak ada salah nya untuk mencoba membahagiakan hidup ku.
Memang tidak dipungkiri aku bahagia bersama Adly, tapi aku juga merasa bahwa aku seperti telah merebut setengah kebahagian wanita lain.
Walaupun dalam hubungan aku dan Adly , aku lebih banyak berkorban menahan perasaan dan berusaha baik baik saja ketika aku meminta nya membahagiakan keluarga nya.
********
Pagi tadi Adly berangkat. Dia masih bisa berkomunukasi bahkan setelah sampai disana dan pembagian kamar. Setelah itu dia memberitahu bahwa semua alat komunikasi di kumpulkan.
Aku berusaha tetap terdengar bahagia agar Adly bisa berkonsentrasi dengan pikiran dan pendidikan nya disana.
*******
"Jadi kamu belum punya pacar?" Tanya Rivi kepadaku disela makan malam kami.
Aku terdiam. Berfikir. Agak ragu sebenar nya untuk menjawab.
Apa hubungan ku dengan Adly? Apa kami pacar? Iya kami memang seperti pacar ...tapi bahkan Adly tidak pernah memintaku menjadi pacar nya. Kami hanya saling mengungkapkan perasaan tanpa pernah ada ikatan.
"Belum..." jawab ku singkat dan agak ragu. "Kenapa ?" Tanya ku kepada Rivi.
"Gak apa apa" jawab nya tersipu. "Kamu mau jadi pacar aku?" Di bertanya kepada ku.
Tuhan apa dia sedang menembak ku? Mengutarakan perasaan nya kepada ku???
Memang sudah sebulan berlalu sejak hari pertama Adly mulai pendidikan nya.
Aku menggunakan kesempatan ini untuk membuka hati ku lagi. Aku membiarkan Rivi masuk dan menuhi hidupku sebulan terakhir ini.
Kami sudah sering pergi berdua. Aku dan Rivi ,untuk sekedar HangOut atau makan malam.
Aku memang mulai mengagumi nya dan dia berhasil membuatku tertarik. Tapi hati ku? Hati ku hanya milik Adly. Lalu apa itu cukup untuk menerima Rivi? 'Weting tresno Jalaran Soko Kulino' seiring waktu pasti aku bisa sayang sama Rivi.
"Iya aku mau" jawab ku tersenyum.
![](https://img.wattpad.com/cover/127198504-288-k297947.jpg)