"Kak maaf ya.. aku bener bener gak tau kalo Qodri juga disana maaf banget ya Kak" aku menjelaskan sambil menahan tangis
"Gak apa apa kok dek, aku ngerti" sambil tangan kanan nya mengusap kepala ku dengan lembut
Menatap mata ku dengan tajam dan menyunggingkan senyum nya dengan tulus. Entah tapi aku merasa ada kekecewaan dari kedua bola mata nya. Laki laki yang kini di depan ku tertunduk seolah sedang memirkan sesuatu kemudian kembali menatap mata ku dan membelai lembut kedua pipi ku sambil berkata
"tenang dek semua akan baik baik saja , dengerin kakak ya.. jangan sampai kalian putus karena ini . Kamu harus bisa yakinkan dia" Kak Adly berusaha menenangkan hati dan kegeisahan ku
"Semoga semua baik baik saja" bisik ku dalam hati
Tepat jam 1 Pagi Kak Adly berpamitan dengan ku untuk kembali ke Asrama di Cilodong
Rasanya sunyi dan senyap saat ini , hanya terdengar raungan suara Motor Sport R15 berwarna Merah Putih tersebut
"Langsung tidur ya dek" ucap kak Adly sebagai salam perpisahan kepada ku sambil mengecup kedua punggung tangan ku
Aku tidak mampu berkata apa apa. Hanya terpaku dan hati ku berdesir. Ada rasa yang aneh yang aku rasakan kala Kak Adly mengecup kedua punggung tanggan ku. Lantas ku biarkan ia berlalu bersama waktu meninggalkan ku hingga banyang nya lenyap di ujung lorong gang itu.
Sepuluh menit setelah Kak Adly pergi, handphone ku berdering,
'My Hubby'
Calling.....Qodri? Dia menghubungi ku, langsung ku angkat panggilan nya, tapi dia diam tak bersuara,
"Maafin aku sayang , aku cuma anter Kak Adit doang kesana. Kalo aku mau selingkuh aku gak mungkin bilang aku juga disana dan ngenalin kalian" Aku terisak menjelaskan kata demi kata dan menggambarkan kejadian yang sebenarnya
"Gak mungkin , dia jauh jauh dari Cilodong kesini cuma buat nemuin kamu dan ke Taman Mini?! Gak mungkin kalau dia gak punya perasaan apa apa sama kamu!!!" Bentak Qodri di ujung telepon sana. Aku tidak mampu mengelak atau menjawab perkataan nya
Hanya menangis saja yang bisa ku lakukan
"Kamu tau? Tadi letting ku semua ketawain aku mereka bilang ,'Pacarnya Qodri jalan sama cowok lain malem malem di Taman Mini malam Minggu pula' Kamu tau? MALU AKU DIGITUIN SAMA LETTING AKU!!!"
Huft... menyesal rasanya aku benar benar menyesal telah melakukan ini
Aku terdiam
Tidak bisa menjawab apa apa lagi rasanya aku telah mempermalukan orang yang sayang padaku
Bahkan dia tidak mudah membuat ku menerimanya, perjuangan nya sampai akhir nya "KITA PUTUS!!" itu kata terakhir yang diucapkan Qodri kepada ku sebelum mengakhiri telepon dan mengakhiri semuanya. Segalanya.
Diam
Aku menangis sekencangnya tanpa takut bahwa mungkin air mata ini akan habis.
Kecewa dan amat menyesal
Akhir nya aq tertidur dalam tangisan ku.
*******
Dua hari berlalu sejak kejadian malam itu
Aku berusaha menghubungi nya dan tidak ada jawaban. Semua media sosial atau BBM sudah diblokir oleh Qodri
Dan Kak Adly, dia berusaha menbuat ku ceria tapi tetap saja , aku merasa sedih dan sangat menyesal.
Waktu menunjukan pukul 8.00 malam. Aku duduk dan tertunduk di teras depan rumah. Entah pikiran ku campur aduk. Berjuta pertanya dan pembenaran dalam diri ku. "Harusnya aku tidak usah kesana" "harus nya aku tidak perlu bilang aku disana" "harus nya aku tidak perlu memenuhi keinginan Kak Adly" bermacam penyesalan aku ucapkan untuk diriku sendiri
Aku kaget saat lihat motor sport Kak Adly datang dan langsung memarkirkan nya didepan rumah ku.
Dengan masih menggunakan helm putih polos, menggunakan celana jeans abu abu serta jaket kulit hitam Kak Adly terlihat begitu berwibawa dan berbeda
"Hai dek ,sedang apa duduk disitu? Nungguin aku ya?" Goda Kak Adly
"Tidak" Sergah ku
"Kakak bahkan gak bilang kalau mau kesini" protes ku
"Hehehe , iya ya... aku mau bicara dek aku mau ajak kamu keluar dek langsung pamit sama ibu aja dek" ajak kak Adly
"Tunggu aku ganti baju dulu kak"
Rasa nya setiap ada Kak Adly ada yang berbeda di hati ku
Jantung ku berbedar dua kali lebih cepat dibanding ketika Qodri menyatakan syang nya kepada ku. Kak Adly itu laki laki yang berbeda
"Andai saat itu aku tidak menerima Qodri, mungkin aku sudah membiarkan diriku mengagumi dan syang pada Kak Adly " akh, pikiran macam apa ini
Kali ini kami pergi ke Monas. Melihat Jakarta saat malam dengan keindahan lampu lampu gedung dan lampu jalan saja rasanya membuat ku senang.
Kami duduk di Lapangan depan foodcourt di IRTI. Aku menceritakan seluruh perasaan ku saat ini, rasa sedih ku rasa kecewa ku dan rasa sesal ku. Kak Adly
"Sabar ya dek, Kamu pasti akan dapat yang lebih dari dia" Kak Adly berusaha menenangkan ku seperti biasa
Ucapan nya begitu teduh dan mampu membuatku tersenyum. Walau hanya sedikit.
"Dek menurut aku... sebaiknya kamu udah lupain dia dan jauhin dia" kata kata Kak Adly rasanya seperti pisau yang menusuk ku
Ini lebih menyakitkan ketimbang Qodri mengatakan putus
"Dek ,berpisah sama dia itu keputusan yang baik, jgn pikirin dia lagi dek, lupain dia" lanjut Kak Adly
'apa ini?! Apa yang terjadi sama kak Adly kenapa tiba tiba dia bilang bgtu?' Protes ku dalam hati
"Kau bilang aku tidak seharus nya berpisah dengan nya! Lantas kenapa sekarang kau meminta aku menjauhinya?" Aku membantah perkataan nya penuh kemarahan
Air mata itu pun kemudian mengalir begitu saja dari kedua mata ku
"Bukan begitu, kamu harus mengerti Arly.. Aku hanya... "
"Hanya apa?! " bentak ku memotong penjelasan Kak Adly
"Dia itu lebih mendengarkan perkataan teman teman nya dibanding kamu"
"artinya dia itu gak bisa lihat mana yang tulus dan menjerumuskan!" Tegas Kak Adly
"Benar juga Kak Adly" aku mengiyakan dalam hati
Sudah! aku tidak bisa berkata apa apa
"Dek, Aku janji. Ini janji laki laki kepada perempuan. Aku janji gak akan tinggalin kamu dan aku janji akan selalu bersama kamu. Selalu bikin kamu bahagia dan gak akan bikin kamu nangis seperti ini" janji Kak Adly kepada ku
Rasanya semua kepedihan ku hilang mendengar kata kata nya
"Janji ya kak?"
"Iya dek aku janji" dia berkata sambil membelai kepala ku dan mencubit pipi ku

KAMU SEDANG MEMBACA
Dilema Cinta
Roman d'amourArly wanita muda yang jatuh cinta pada lelaki misterius