2. Pertemuan (Arly)

9 0 0
                                        

"Kak,hujan..! Ayo neduh dulu! masuk aja ke tenda itu" Aku menunjuk lesehan pedagang kopi yang sudah memasang tenda

Kemudian Kak Adly memarkirkan Motor Yamaha R15 berwarna merah dan putih itu di depan lesehan tersebut.

Kami berdua pun duduk di terpal orange itu. Hujan turun begitu deras

"Kamu basah dek ?" Kak Adly berbisik ke telinga ku ,

"Sedikit kak, tapi gak apa apa kok kak" aku menjawab dengan senyum sambil menahan dingin

Aku melihat sekeliling tenda ,ada sepasang penjual kopi setengah baya , dibelakang mereka ada seperti sebuah keluarga ayah ,ibu dan seorang anak perempuan persis disamping Arly ada dua orang pemuda

'Ahh, dua orang disamping ku sepertinya mereka dari Halim' pikir ku saat melihat logo di baju mereka bertuliskan "Air Force" juga topi yang sama dengan kepunyaan Qodri ,Pacar ku

"Mau minum apa dek?" tanya Kak Adly membuyarkan pikiran ku

"Apa aja Kak" Aku menjawab sekena nya

'Bagaimana jika mereka berdua teman nya Qodri? Aku cuma bilang aku pergi dengan teman' tiba tiba aku cemas memikirkan nya

aku pikir , aku harus mengatakan pada Qodri, ku buka messangger dan aku melihat Recent Update Qodri sedang berada diTaman Mini juga

Kaget

'Dia disini..? Apa sebaiknya aku bilang kalau aku juga disini? Aku lupa belum beritahu Kak Adit kalau aku sudah punya pacar sekarang' banyak hal yang ku pikirkan untuk dipertimbangkan

Tapi, 'Ya, aku harus bilang kepada mereka agar tidak ada salah paham' aku berusaha meyakinkan diri

Perlahan Kak Adly seperti berusaha menggenggam tangan ku "Dingin sekali tangan nya"

Aku terdiam

"Dek, Sebenarnya kakak.... " kak Adly mulai membuka percakapan

"Kak,aku mau bilang sebenarnya aku udah punya pacar Kak" sela ku memotong pembicaraan Kak Adly

Aku khawatir dengan arah pembicaraan nya,

Kak Adly melepaskan genggaman tangan nya dari tangan ku

"Belum lama sih Kak , maaf aku belum sempat kasih tau Kakak baru tiga hari" aku menjelaskan berharap Kak Adly mengerti

"Iya dek gak apa apa" jawab nya dengan nada suara yang agak lemah tapi berusaha tetap tersenyum

"Iya Kak , trus dia juga lagi dsini" jawab ku melanjutkan

"yaudah suruh kesini aja" pendek Kak Adly ,

"Iya kak" jawab ku sambil menghela nafas

Ada perasaan sedih, kecewa was was dan smua nya bercampur aduk menjadi satu,

Aku sudah tidak tau lagi apa yang sebenarnya aku lakukan saat ini

Aku sudah mengirim pesan pendek kepadanya, dan Qodri pun menyetujuinya,

5 menit aku menunggu, Qodri bilang dia tidak jauh dari tempat dia berkumpul bersama letting nya, harus nya sudah sampai

Tapi rasanya semakin lama menunggu hati ini tidak tenang,

'udah lah sebaiknya tidak usah bertemu apa yang akan dipikirkan nya saat dia tau aku disini sama laki laki' kecemasan ku datang,

"Itu kali tuh yang berdua" ucap kak Adly sambil menunjuk dengan isyarat wajah nya

"Kok dia kesana ??? kamu panggil dong " Kak Adly bilang pada ku,

Qodri bersama temanya kembali lagi lewat depan tenda ku , mereka seperti berputar putar mencari keberadaaan ku,

"Mas! Mas ! Sini " teriak Kak Adly,

aku hanya terpana cemas dan gelisah.

Qodri menoleh dan kemudian memakirkan Honda Beat hitam nya di samping tenda dan masuk kedalan,

Terkejut

Itu yang bisa aku rasakan ketika dia masuk ke tenda dan melihat ku bersama Kak Adly

Ya...

mereka berdua terlihat canggung, Tapi sepertinya Kak Adly lebih bisa menguasai keadaan

Mungkin karena dia yang lebih dewasa

"Dimana tadi mas?" tanya Kak Adly kepada Qodri

"Disebelah sana " jawab Qodri singkat sambil menunjuk ke seberang tenda kami

"Yang kamu kenalin ini Kak Adly, Kak Adly ini Pacar aku Qodri" ku panggil ia dengan sebutan Yang dengan ragu dan sedikit perlahan,

aku berusaha memperkenalkan mereka dengan setenang dan sewajar mungkin, Mereka berjabat tangan dengan sangat erat,entah hanya pikiran ku saja atau memang benar mereka terlihat seperti saling memperhatikan

"Dari mana bang ?" Tanya Qodri

"Cilodong" jawab Kak Adly

Sumpah aku merasa sangat khawatir bagaimana ini akan selesaiAkhirnya Qodri pamit, dan aku berusaha menahan nya tapi dia bilang

"Nanti aku telepon kamu ya syank"

lalu dia kembali ke tendanya yang persis berada di seberang tenda kami hanya terpisah taman di diantara jalan Taman Mini.

Aku terpaku bingung harus apa dan bagaimana

Aku merasa orang disekitar ku benar benar memperhatikan kami dan kejadian yang baru saja terjadi seperti sinetron atau romansa novel.

Dilema CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang