"Bukan salah kita, bukan salah cinta.. hanya saja kita bertemu disaat yang tidak tepat dan cinta tumbuh dalam situasi yang tidak tepat" _Arly_
***********
"Kau bilang aku tidak seharus nya berpisah dengan nya! Lantas kenapa sekarang kau meminta aku menjauhinya?" Seru Arly penuh kebingungan dan kemarahan
Air mata itu pun kemudian mengalir begitu saja dari kedua mata nya yang teduh
"Bukan begitu, kamu harus mengerti Arly.. Aku hanya... "
"Hanya apa?!" bentak Arly memotong penjelasan Adly
Adly sangat bingung ,sebenarnya tidak tega dia melihat Arly begitu sedih , kecewa dan... patah hati
"Ahh.... andai saja malam itu kami tidak bertemu dia,maka saat ini Arly tidak akan sedih seperti ini" gumam Adly dalam hati
Beberapa hari yang lalu ,tepat nya malam Minggu. Saat itu Adly sangat ingin bertemu dengan Arly. Perempuan yang dikenal nya lewat salah satu media sosial . Arly adalah wanita muda , energik ,pintar, selalu ceria , mampu membuat Adly tertawa dan tersenyum setiap harinya.
Sejak berkenalan dan bertemu di Gelora Bung Karno saat Adly sedang bertugas untuk berlangsungnya acara bergengsi Konfrensi Asia - Afrika , sejak itu pula Arly seperti memehuni kepala Adly dan mengambil sebagian hidup Adly.
Malam minggu itu Adly memutuskan untuk segera melepas kerinduan nya kepada Arly.
Adly menengok keluar dan menatap langit tepat diatas kepalanya ,
"Mendung.. tapi aku harus kesana"
Adly tersenyum seolah meminta persetujuan kepada langit agar merestui perjalanan nya Cilodong - Cawang memang bukan jarak yang dekat
Tapi dia beruntung langit memang sepertinya merestui perjalan nya.
Mendapat arahan alamat rumah Arly , akhirnya sampai lah Adly disana.
Disambut Arly dengan senyum yang tulus ,mata yang berbinar perempuan berhijab hitam dan berkaos putih itu terlihat begitu sempurna dan menarik hati Adly
"Jauh ya .. ?" tanya Arly lembut seraya tersenyum membangunkan Adly dari suara pikiran nya
"Masuk Kak"
"TerimaKasih" jawab Aldy
Mereka duduk dan berbincang ,
"gimana kalau kita keluar? "
"Mau kemana Kak?" Arly bertanya dengan nada heran ,
"ke Taman Mini aja de , aku belum pernah kesana saat malam" Adly mengusulkan
"Baiklah Kak" Arly pun menyetujui nya
Mereka pun pergi dengan tujuan Taman Mini Indonesia Indah yang terletak di Timur Jakarta
Arly terdiam selama diperjalan. Ditemani grimis kecil rasanya seperti Alam sedang memberikan warna yang romantis untuk aku dan Arly.
Wanita berhijab ini benar benar membuat Adly jatuh cinta. Kemudian grimis kecil itu pun berubah menjadi hujan deras dengan tiba tiba
"Kak,hujan..! Ayo neduh masuk aja ke tenda itu" Arly menunjuk lesehan pedagang kopi yang sudah memasang tenda.
Kemudian Adly memarkirkan Motor Yamaha R15 berwarna merah dan putih itu di depan lesehan tersebut
Mereka berdua pun duduk di terpal orange itu. Hujan turun begitu deras
"Kamu basah dek ?" Adly berbisik ke telinga Arly ,
"Sedikit kak, tapi gak apa apa kok kak" Kembali Arly menjawab dengan senyum yang membuat Adly semakin ingin dekat dengan nya.
Arly melihat sekeliling tenda ,ada sepasang penjual kopi setengah baya , dibelakang mereka ada seperti sebuah keluarga ayah ,ibu dan seorang anak perempuan persis disamping Arly ada dua orang pemuda.
"Mau minum apa dek?" Tanya Adly membuyarkan pengamatan Arly
"Apa aja Kak" Arly tersenyum simpul
'Tidak ! Pokoknya harus malam ini aku bilang sama Arly soal isi Hati ku' tekad Adly dalam hati
Perlahan Adly mendekati Arly berusaha menggenggam tangan Arly
"Dingin sekali tangan nya"
Adly menggenggam tangan nya yang seperti es
Adly menarik nafas Panjang, dan kemudian menatap Arly
"Dek, Sebenarnya kakak.... "
"Kak,aku mau bilang sebenarnya aku udah punya pacar kak" sela Arly saat Adly ingin mengutarakan perasaan nya.