kita adalah dua persona yang tanpa sadar saling menaruh rasa, hingga menciptakan cerita romansa yang sayangnya berakhir tidak sempurna
—w o o y o u n g , j u n g—kaki mereka melangkah menuju sebuah pantai dengan pasir hitam. san menuntun wooyoung untuk melewatinya. meski siang hari, suhu di pantai ternyata tidak terlalu panas.
“san! kamu ngajak aku bolos?!”.
san mengangguk, mereka duduk dibawah satu pohon bintaro. “kenapa?! nanti kalau guru-guru cari aku gimana?!” san tersenyum saat wooyoung memperlihatkan wajah kesalnya. itu sedikit membuat hatinya menghangat.
“bilang aja ada urusan mendadak,” kata san yang buat wooyoung langsung noyor kepalanya. masalahnya, wooyoung itu anti banget nyari masalah. kalau sekarang dia bolos, nanti dipanggil bk gimana?.
“nanti kalau dipanggil bk, aku seret namamu juga!”.
“seret aja. yang punya sekolah itu kakek temen gue,”.
wooyoung baru tau satu fakta kalo san itu ternyata ngeselin sama seperti yunho. yah, pikiran wooyoung kembali terisi memorial tentang yunho. wooyoung mengetuk kepalanya, berharap agar kenangan itu cepat musnah.
“hei, woo? jangan diketok kepalanya, nanti sakit. udah ya?” tangan san masih menahan tangan wooyoung yang hendak mengetok kepalanya lagi. wooyoung menghembuskan nafas kasarnya, “kamu ngingetin aku sama dia,” katanya.
“oh ya? mirip banget emang?”.
wooyoung mengangguk lalu mulai menceritakan kemiripan antara choi san dan jeong yunho. mulai dari tampan, rahang yang tegas hingga kepribadian. selama menceritakan tentang seorang jeong yunho, san bisa melihat bahwa sosok jeong yunho itu masih hidup di mata wooyoung.
setiap kali ia menatap netra wooyoung, hanya ada gemilang sinar bahagia didalamnya. san ikut mengembangkan senyum karena nya. “may i know his name woo?” tanya san.
“namanya jeong yunho. nama yang bagus kan?”.
san mengangguk lalu mengusap surai hitam wooyoung. ‘namanya kayak pernah denger. tapi dimana ya?’ batin san.
sesekali, ia pernah mendengar nama itu tapi ia sama sekali tidak mengingat siapa pemilik nama jeong yunho.
“selalu senyum kayak gini ya woo? semesta butuh senyum lo sebagai pelengkapnya,”.
netra san dan wooyoung bertemu. bagi wooyoung, tatapan mata san itu sangat meneduhkan, sehingga tak jarang setelah menatap netra san, kesedihannya enggan untuk kembali menggerogoti jiwanya.
“tapi senyum aku jelek. kalo semesta gak suka gimana?”.
tangan san mengusap ranum pink milik wooyoung, “insan dengan kepribadian manis kayak lo pasti banyak yang suka. termasuk semesta,”. ah, lagi-lagi seperti ada sesuatu yang terbang mengitari perut wooyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
gemerlap antares✔
Fanfiction[a woosan's bxb fanfic, ft. yunho of ateez] ❝kenapa kamu muncul saat melankoliku sudah tiada?❞ wooyoung si pengagum sajak melanjutkan hidupnya tanpa ekspresi setelah yunho pergi bersama kenangannya. si pengagum sajak tiba-tiba saja bertemu dengan sa...