terlalu nyaman dalam pelukan semesta, terlalu bangga pada ekspetasi yang setinggi angkasa hingga takdir mencari celah agar kamu dan aku berpisah dengan cara yang tidak biasa
—w o o y o u n g , j u n g—disini wooyoung berada, di rumah sahabatnya, yeosang. bukan acara penting sih, tapi wooyoung ngotot untuk ketemu yeosang katanya kangen dan mau cerita. yeosang sih iya-iya aja, mana bisa menolak permintaan sahabat manisnya, kan?
“kamu senyum terus. kenapa sih woo?”.
wooyoung menatap yeosang dengan keheranan. “kata san senyumku bisa nurunin hawa panas. jadinya aku senyum terus,” ucap wooyoung dengan polos. apa yeosang tidak salah dengar? itu berarti wooyoung menemukan teman baru di sekolahnya?.
“kamu punya temen baru ya woo? orangnya gimana? coba ceritain dong siapa tau bisa aku gebet!”.
“yeosang udah punya jongho. gak boleh gatel,”.
wooyoung mulai menceritakan bagaimana ia dan san bertemu termasuk dengan adegan di pantai kemarin. wooyoung menceritakannya dengan sumringah. yeosang harus mengucapkan beribu terimakasih pada seseorang bernama san karena telah membuat wooyoung mendapatkan senyumnya kembali.
wooyoung selama ini hidup tanpa ekspresi, yang selalu dilakukannya setiap malam adalah menangisi insan dengan nama jeong yunho. yeosang tidak tega melihatnya, ia juga akan merasakan sakit jika sahabatnya tersakiti, kan?.
“pokoknya dia seru banget sang!”.
ada sinar gemilang lain pada netra wooyoung, yeosang tahu betul sahabatnya ini akan sumringah jika menceritakan hal berkesan tentang seseorang. tapi yeosang tidak bisa menemukan sorot ini jika wooyoung bercerita tentang yunho, berbeda 180°.
“woo, kamu nyadar gak kalau kamu—”.
“apa? suka sama san? gak lah! gimana bisa aku suka sama san kalo masih ada yunho disini,” kata wooyoung sambil memegang dadanya. ini yang paling dibenci yeosang, wooyoung itu selalu men-denial perasaannya.
“tapi dari sorot matamu bilang kalau—”.
“aku cerita sumringah cuma karena aku seneng ya temenan sama dia!”.
seseorang tolong katakan pada wooyoung untuk jadi lebih peka, yeosang sudah lelah mengatakan itu. “gimana bisa ikhlasin yunho kalau kamu masih denial terus,”.
“kayak yeosang gak aja! dulu waktu jongho nembak yeosang, yeosang tolak kan? yeosang denial kalau yeosang suka sama jongho,”.
wooyoung heran, bisa-bisanya yeosang menasehati dirinya padahal yeosang bahkan lebih parah dari dirinya. “btw sang, kemarin aku nemu pocong di belakang kost!”.
“trus kamu seneng gitu?”.
“iya! aku samperin pocongnya trus aku ajakin main petak umpet. tapi setannya gak mau ngomong sama aku,” ucap wooyoung sambil mem-poutkan bibirnya. yeosang ingin sekali memacari wooyoung, tapi posisinya sama dengan wooyoung, miris.
KAMU SEDANG MEMBACA
gemerlap antares✔
Fanfic[a woosan's bxb fanfic, ft. yunho of ateez] ❝kenapa kamu muncul saat melankoliku sudah tiada?❞ wooyoung si pengagum sajak melanjutkan hidupnya tanpa ekspresi setelah yunho pergi bersama kenangannya. si pengagum sajak tiba-tiba saja bertemu dengan sa...