十一

452 98 20
                                    

Ini akan menjadi baik-baik saja. benar kan?
—w o o y o u n g , j u n g—

setelah kejadian itu, yunho tidak lagi menampakkan diri di rumah san, itu membuat pikiran san berkecamuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

setelah kejadian itu, yunho tidak lagi menampakkan diri di rumah san, itu membuat pikiran san berkecamuk. pikirannya dipenuhi tanda tanya, apa yang sedang dilakukan yunho? kemana yunho pergi? apa yang yunho dengar kemarin malam?.

sesuatu menusuk dada san, ia merasa tidak enak hati pada sahabat gaibnya itu. san berbalik untuk melihat wooyoung yang tertidur meringkuk di belakangnya. kemarin malam adalah malam yang panas. san tersenyum lalu meraba bulu mata wooyoung, tak sengaja tercabut satu.

“anjing, kecabut.”

suara paraunya itu berhasil membangunkan wooyoung, perlahan netra karamel itu terbuka. wooyoung melihat san yang sedang menatapnya sambil meraba pipinya. “pagi, san.” sapanya. setelah ingatannya kembali, wooyoung membuka selimut dengan cemas.

wooyoung berusaha berpikir jernih, berusaha menyusun detail kejadian tadi malam. ia mabuk, lalu san datang, dan mereka?.

wooyoung menutup mulutnya, merasakan bagian belakangnya yang sakit. “pagi, woo. mau mandi bareng?” tanya san. wooyoung tidak menjawab pertanyaan san. beralih untuk bertanya, “ini... aku? kamu? kita?”.

entah kenapa pertanyaan itu berhasil membuat san tertawa, calon didepannya ini sangat imut. perlahan san mengangguk lembut, “ada yang sakit? kamu bisa jalan?”.

wooyoung membuka selimutnya, berusaha untuk berdiri namun gagal. wooyoung terjatuh di samping ranjang. san cepat-cepat bangun untuk membantu membenarkan posisi wooyoung. “gak bisa jalan. kakiku geter, emang gini ya?”.

tentu saja san tahu bagaimana rasanya jadi pihak bawah, karena ia sudah pernah melakukannya dengan mingi. wooyoung berdiri dengan san yang menumpunya, berjalan menuju kamar mandi. wooyoung duduk di bathup. san melepaskan shower agar wooyoung bisa menggenggamnya.

“gimana? enak gak?” tanya san menggoda.

“alkoholnya? jelek, pahit. mending aku beli teh pucuk,” katanya. pertanyaan san sia-sia untuk ditanyakan. san meraih shower yang dipegang wooyoung, “sinian, biar aku bantu keramasin.”

wooyoung mendekatkan diri pada san, “oh ya, san udah gak marah lagi?”. wooyoung mendongak ke arah san yang sedang membasahi rambutnya. san menggeleng lalu menyentil ujung hidung wooyoung, “buat apa? semuanya udah jelas kan? gak ada gunanya lagi aku marah,”.

“woo. kalo aku nanya ‘kamu mau nikah sama aku gak?’ jawaban kamu apa?”.

“kamu ngajak aku nikah?”.

gemerlap antares✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang