Satu bulan selesai mengenai pembukaan hotel baru, Jeno memutuskan membawa Naya dan Jio kembali ke Jakatta. Kasian mama thalia sama mama Winda kangen cucu nya."Jio anteng banget? Dari siang sempet bangun gak?" Tanya Jeno.
"Sempet pas mandi sama nen jam 4 tadi."
Ini masih jam 8 Jio belum aktif jam segini. jadi tadi Naya memilih buat mindahin Jio ke kamar mereka.
Ini dia untung nya punya suami kaya. Penerbangan 18 jam lebih gak masalah. Asal ada kamar semua masalah terselesaikan."Kamu udah selesai sama Mark sama Lucas?"
"udah baru aja, siniin Jio dong ma?"
"Gak deh aku mau bobo juga mumpung Jio anteng gini."
"Bentar Nay," Jeno melangkah mendekati tas nya mengambil sesuatu.
Sebuah kotak berukuran medium.
"Apaan Jen?"
"Buka aja."
"Ini dalam rangka apaan?"
Pasal nya Naya heran satu set perhiasan mewah, dia gak ulang tahun perasaan.
"Reward buat kamu."
Naya makin gak ngerti, reward apa coba?
"Reward apaan sih Jeno?"
"Ya kamu udah berhasil perjuangin anak kita, mulai dari hamil sering mual, terus lahiran, terus begadangin Jio."
"Jeno itu kewajiban aku."
"Gak apa apa aku cuma pengen ngasih kamu, thanks udah banyak berjuang selama ini buat Jio mama."
"Sini peluk dulu."
Mereka saling berpelukan, bahkan sekarang bibir mereka sudah bertautan. Saling menyesap satu sama lain.
"Oeeeekkk"
Sontak ciuman mereka terlepas.
"Yahh bangun si bocil."
Jeno mendengus, padahal nih ya kalo Jio gak bangun, bisa tuh kali Jeno dapet jatah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Home
FanfictionBukankah sebuah pernikahan harus didasarkan dengan cinta? Lalu apa jadi nya jika sebuah pernikahan itu hanyalah setingan semata? #1 di jaemin 18/3 #1 di genderswitch 31/3 #1 di gs 7/8