Part 3

73 10 1
                                    

Di Setiap sujud ku aku selalu berdoa pada allah apa kah aku bisa memilikimu meskipun perbedaan nama tuhan dan berbeda cara ibadah ~Muhamad Fildan Rahayu

Aku pun menoleh ke arah Suara itu ternyata itu adalah Mamaku

"Mama? ko mama disini?" ucapku terkejut

"ya mama kesini karena mama kan ada jadwal rapat sama dekan, untuk memberikan beasiswa pada mahasiswa dan mahasiswi terpilih. sekalian ngomongin pensi buat konser amal," ucap mamaku

"Yaudah yuk mah Lesty temanin," ucapku supaya mama tidak berbicara hal yang lain.

Saat mama rapat aku pun menunggu di luar mamaku memang ketua yayasan bersama papa jadi aku gak kaget kalo Mama ke kampus.

aku pun tak sengaja mendengar seseorang berdoa sambil menangis ternyata itu adalah Fildan.

"Ya allah ku mencintainya, apa mungkin kita bisa bersamanya?"

tanpa sadar aku pun ikut menangis mendengarkan curhatan Fildan pada tuhannya siapa gadis yang Fildan maksud aku jadi penasaran.

Fildan pov

selesai solat aku pun tak melihat Lesty ternyata dia sedang bersama tante Erie. saat aku ingin menghampirinya aku mendengar tante Erie meminta Lesty untuk pulang bersamanya karena ada acara.

"Les ayo pulang, mama sudah selesai," ucap Tante Erie.

"tapi aku masih mau sama teman mah," ucap Lesty

"nanti kita ada acara nak, stop kamu dekat-dekat mereka. kita berbeda nak!" ujar tante Erie lagi.

"tapi mah Lesty gak mau!" ucap Lesty lirih.

"ayo!" ucap tante Erie memaksa Lesty pulang. kerena tante Erie sempat melihatku menatap Lesty.

"Fil lo yang sabar ya," ucap Aco padaku.

"ya Co tak apa, itu hak Lesty," ucapku pasrah.

"Semangat dong, perjuangin Lestynya masa nyerah?!" cetus Selfi.

"Enggak Sel, Fildan sama Lesty cuma teman perbedaan kita sangat terlihat," ujarku lirih.

"Sabar ya Fil, tetap semangat," ucap Ical menyemati.

Aku pun bergegas pulang karena matkul telah usai.

Saat di perjalanan pulang hujan turun aku menangis berteriak di bawah hujan.

"Ya allah apakah cinta itu sebuah kesalahan? jika memang iya kenapa harus ada cinta, dan mengapa tuhan jugalah yang jadi penghalang terhebat? jika cinta itu tuhan yang ciptakan?"

saatku sedang meratapi nasibku tiba-tiba Rara adikku membantuku berdiri.

"bang Fildan gak boleh gini, abang harus semangat Rara tau abang cinta Sama ka Lesty tapi gak gini bang!"

"buat apa Ra abang hidup, jika orang yang abang cintai gak bersama abang?" ucapku menangis mengeluarkan keluh kesahku padanya.

"Rara paham bang paham, karena Rara juga mencintai ka Randa. adik kak Lesty, tapi Rara gak memaksakan takdir harus bersama kita Bang," ucap adikku menceramahi diriku.

Akhirnya aku pulang bersamanya lalu dia menyiapkan baju ganti untukku dan menyiapkan bubur hangat untukku

"Abang tetap semangat ya, ada Rara suport abang. kita juga satu rasa Bang, cinta kita sama-sama kepada orang yang berbeda keyakinan,"

Di rumah Lesty

"ka Tania kakak kenapa nangis?"  ucap Randa adikku.

"tak apa-apa dek, kakak cuma khawatir aja sama Fildan. karena ujan gini,"

"kakak cinta sama bang Fildan?" tanya Randa

"gak ko dek, siapa juga yang cinta sama dia," ucapku mengelak.

"jangan boongin perasaan kakak, Randa tau rasanya ka,"

"maksud kamu?" tanyaku heran.

Flashback Randa menceritakan semuanya.

"Hei Ra pagi, sendirian aja nih?"

"Apaan si bang, jangan dekat-dekat Rara Bang!"

"loh kenapa?"

"kita berbeda, Rara gak mau Abang tersakiti, karena tuhan kita beda!"

"kenapa kamu menyerah Ra?"

"aku sayang sama Abang, tapi karena aku mencintai Abang, aku milih untuk ikhlasin Abang, karena Rara gak mau, Abang sedih. jika kita gak bersama karena Rara gak mungkin ikut abang begitu juga Abang gak mungkin mau mengalah demi Rara jadi lebih baik kita berjauhan!" jelas Rara kemudian berlalu pergi.

flashback off

"ternyata adikku juga bernasib sama denganku, ya bapak mungkinkah cinta kami dapat bersatu? meskipun terhalang tembok keyakinan?"

bersambung

Kita Berbeda (END ✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang