not a bribe

20 8 0
                                    

Yuhuyyy Akhirnya publish lagi

Satu Fakta tentang Hanah
Dia tak akan marah pada ku
lebih dari tiga hari
_fathan


Happy reading semua✨

Pagi pagi buta Zahra telah sibuk di dapur, mengurus sarapan untuk keluarganya dan juga untuk Hanah. Semalam Fathan cerita padanya, Hanah kurang sehat

"sayang."

Suara Zul menggema membuat Zahra terkekeh

Lingkaran di perutnya selalu saja Zahra dapat di pagi hari

"Aku rindu sayang,"ucap Zul dengan suara serak dan dengan dagu di letakkan di bahu Zahra

"memangnya Abi dari mana sih?"Celetuk Risa yang telah duduk manis di meja makan sambil memangku dagu memperhatikan keduanya

"Risa tunggu ya, harus nikah dulu."Zul tertawa masih memeluk Zahra

"abi lepas ih, nggak malu di liat sama Risa?"cicit Zahra beberapa kali memukul Pelan bahu suaminya

"gara gara Risa nih, kan Uminya jadi malu."Zul melepas pelukannya di Zahra lalu duduk di samping Risa

"Risa sudah punya calon nggak nih?"Tanya Zul dengan tangan di atas kepala sang putri

"Calon suami Abi?"

"iyaa memangnya calon apa lagi?"

Risa tertawa. "kiraiin calon Abi baru."

Zul tertawa sejenak setelahnya raut wajahnya berubah kesal. "enak aja pengen ganti Abi, memangnya ada yang bisa gantiin Abi?"

Risa memeluk abinya dari samping, tertawa mendapati raut masam abi nya

"nggak kok Abi, Risa cuman bercanda. Abi pikir Risa setuju kalo umi mau nikah lagi?"

Zahra berlalu dengan kekehan kecil serta rantang besi di tangannya, berniat membawakan sarapan pagi buat Hanah

***

"maaf, Hanah buat Umi repot." Hanah menunduk

"kamu ngomong apa sih, kayak baru kenal Umi saja." Zahra menyodorkan sesuap nasi goreng buatannya ke hadapan Hanah

Hanah sama sekali tak membuka mulutnya, matanya berkaca kaca membuat Zahra kembali meletakkan sesendok makan itu

"kenapa sayang? Jangan di tahan tangisnya,"tanya Zahra sembari memeluk tubuh Hanah, mengusap pelan Surai hitam Hanah penuh sayang

Zahra jelas tau bagaimana perasaan Hanah saat ini

"Umii...Hanah rindu bunda."

Tangis Hanah kini menjadi, dalam pelukan Zahra ia menuangkan seluruh kesedihannya.

"iya sayang, Hanah harus sabar yaa. mau ke makam bunda? Ayo umi temenin,"ajak Zahra dan di balas gelengan oleh Hanah

"belum siap, Umi"

"yasudah sayang, makan dulu yahh."Sesendok nasi goreng kembali Zahra sodorkan

Me Or Your Religion Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang