masih Hanah

68 16 0
                                    

Fathan berdiri tepi rooftop di temani oleh Mira yang kini nampak anggun dengan baju syar'i yang melekat di tubuhnya

"aku seperti hujan ya?"

Pandangan Mira yang awalnya menatap langit kini beralih ke wajah Fathan. "menurut mu?"

"kemarin ada cewek yang tiba tiba bilang kayak gitu,terus..."

"terus orang nya aku?"ucap Mira menunjuk dirinya sambil tertawa

"Sperti hujan, maksudnya apa?"Tanya Fathan

Mira hendak saja menjawab namun terhenti saat handphone Fathan berdering

Fathan hanya melihat Mira sekilas lantas mengangkat panggilan tersebut

"Fath, Bisa datang kesini sebentar?"pinta orang di sebrang sana dengan suara bergetar

Fathan melihat layar handphone nya memastikan bahwa panggilan itu betul betul dari perempuan yang selalu mengalihkan sebagian pikirannya

"Tunggu."Jawabnya dengan wajah menegang

Fathan berdiri diiringi tatapan sendu Mira

"duluan yah Mir, soalnya ada urusan. Entar di lanjut"

"Mau kemana emangnya?"Mira ikut berdiri dari duduknya

"Rumah Hanah."

Mendengar Hal itu sontak Mira bernafas gusar, air mata rasanya ingin tumpah saat itu juga. Lagi lagi karena Hanah, apakah dirinya selalu berada setelah Hanah?

Hembusan nafas berat gadis itu terdengar jelas di pendengaran Fathan

"Okee, aku ngerti tentu kamu lebih memilih Hanah di banding aku,”ucap Mira, suaranya bergetar namun lihatlah di wajah gadis itu terdapat sebuah senyuman, senyuman yang membuat Fathan sampai mengunci netra Mira

“tapi bisa nggak sekalii aja aku jadi Prioritas utama mu?”Mira mulai melangkah mendekati Fathan. Bola matanya memerah menahan tangis tapi senyuman di wajahnya sama sekali tak luntur 

"Mir, ini bukan soal seperti itu. Saat ini Hanah lebih membutuhkan ku."Fathan menatap lembut ke arah sahabatnya berharap Mira akan mengerti namun rupanya hal itu tidak terjadi. Mira yang berada di depan sana mendengus

"Fathan, bisa nggak sekali aja, kamu luangkan waktu mu untukku?belakangan ini rasanya waktumu hanya untuk Hanah," ucap Mira dengan mata yang kian berkaca kaca 

"kamu selalu ada buat Hanah,"ungkap Mira dengan nada getir. "sedangkan buat aku tidak."bulir bening itu nampaknya tak tahan lagi tuk terjatuh, ujung Khimar pun kini Mira gunakan untuk mengusap setetes air matanya.

Tak ada respon dari Fathan. Kini yang ia lakukan hanyalah memandang lurus. Dalam pikirannya hanya ada Hanah, gadis itu kenapa sampai memangilnya dengan suara bergetar

"Raga mu mungkin di sini than, bersama ku. Tapi pikiran mu bukan di sini bukan?”suara gadis itu melemah, pandangannya kini ia tundukkan menatap pijakan tempatnya berpijak saat ini, lebih tepatnya menutupi air matanya yang kian berjatuhan

“Pergi Than, Hanah menunggumu!”

Sejenak terdiam, Fathan kini meletakkan tangannya di atas Khimar Mira. “lain kali jangan seperti ini, Mir. Kamu tau, sifat mu yang seperti ini kerap membuat ku berpikir untuk memilih antara kamu dan Hanah

Me Or Your Religion Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang