Part 9

12 3 0
                                    

Happy Reading!
Typo bertebaran okeyy👌

Setelah sampai dirumah,Vika disambut dengan adegan yang menyesakkan disana.Di sofa ruang tamu,ada Varo yang sedang rebahan di paha Tika sebagai bantalan.

Dan mereka berdua belum menyadari jika Vika ada didepan pintu karena saking nyamannya mereka berdua dalam posisi seperti itu.Vika hanya dapat tersenyum miris.

Namun,setelahnya mereka tersadar ketika mendengar langkah kaki Vika saat menaiki tangga.

Buru-buru Varo bangkit dari rebahannya dan langsung berlari menyusul Vika ke kamarnya.Namun,Varo kalah cepat saat dengan cekatan Vika menutup pintu dengan keras.

"Vikk...aku bisa jelasin.Ini nggak seperti yang kamu lihat."Jelas Varo.

Sedangkan dibalik pintu,tubuh Vika merosot kebawah ketika melihat orang yang ia sayangi lebih bahagia dengan kembaran kita sendiri.

"Vik,kamu keluar atau aku dobrak ini pintu?"Ancam Varo.

Buru-buru Vika menghapus air matanya dan membuka pintu.

Ceklek

Setelah keluar,Vika langsung didekap oleh Varo.

"Vik,maafin aku.Tadi aku itu habis nganterin Tika beli nasi goreng depan komplek,terus pas aku mau pulang kepalaku pusing,jadi Tika nyuruh aku tidur dipahanya sambil dielusin rambutnya,kan dari dulu kamu  tau kan kalo aku sakit kepala obatnya dielusin kepala."Jelas Varo.

"Ohh."Jawab Vika singkat dan dingin.

"Jangan kekanak-kanakan gini deh Vik!Masak aku deket sama kembaran pacar aku sendiri nggak boleh."Ujar Varo emosi.

"Sekarang kamu mikir.Siapa sih yang nggak cemburu liat pacar kita lebih deket dan sayang sama kembaran kita sendiri.Nggak ada hey nggak ada.Apakah wajar jika seorang laki-laki tidur dipaha cewek yang bukan siapa-siapanya?"Tanya Vika.

"Aku itu sayang sama Tika sebagai adik dan aku sayang kamu sebagai pacar."Ucap Varo ragu.

"Halahh BULSHIT!"Teriak Vika diakhir kalimat lalu meninggalkan Varo yang masih ada didepan pintu.

Dibawah sana Tika sedang menyeringai sambil membatin

'Gue suka keributan'batin Tika

😲😳

Saat ini Vika sedang menangis tersedu-sedu dikamar mandinya.

'Tuhan mengapa kau tidak mengambil nyawaku saja,jika kau menciptakan ku hanya untuk merasakan sakit dan kekejaman dunia.'batin Vika menjerit

Kemudian Vika mengambil sesuatu yang ia sembunyikan dibalik saku roknya.Sebuah benda kecil yang tajam dan mengkilat yaitu,silet.

Vika selalu menyayat tangannya dengan silet jika ia merasa tertekan.Vika pun mulai menyilet lengan bagian atasnya supaya besok pas sekolah tidak ada yang melihat lukanya karena tertutup bajunya

Darah pun mulai mengucur dari lengannya.

Setelah Vika merasa puas,ia pun menyudahi aktivitasnya,dan bergegas mandi.

AVIKA(ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang