NADA {19}

15 1 0
                                    

Selamat Membaca !! <3

Pagi ini Nada membuatkan bekal untuk kekasih nya. Ya walaupun hanya sandwich pacar nya itu pasti akan selalu menghargai pemberian nya.

"Pasti dia seneng banget deh."

Setelah selesai semua urusannya di dapur, dirinya segera bergegas ke atas untuk bersiap siap berangkat ke sekolah.

Jam sudah menunjukkan pukul 07.00 itu tandanya sebentar lagi jam pelajaran akan segera dimulai. Anak-anak yang tadi nya berkumpul di segala penjuru sekolah langsung berhamburan masuk ke dalam kelas, kecuali anak laki-laki yang masih giat bermain bola.

Di kelas, Nada dan teman-teman sudah duduk dengan rapi karena pelajaran pertama hari ini adalah biologi (pelajaran ter ngantuk menurut aku) dan guru nya Pa Her, guru killer ke dua. Tapi ada satu anak yang belum terlihat batang hidung nya sama sekali, kalian bisa tebak siapa?

YA! ARDRA!!

Anak itu memang ajaib, anak-anak yang lain memilih untuk tidak mencari masalah dengan Bapak biologi satu ini tetapi beda hal nya dengan anak satu itu.

Pintu kelas terbuka, memunculkan orang yang sedaritadi dibicarakan. Dengan gaya mengelap keringat, dan mengipaskan baju nya dia berjalan santai ke arah meja Pak Her yang sudah menatap geram, "Sekarang alasan nya apalagi ananda Ardra?!"

"Pak mau kasih saya hukuman lagi nggak? Gapapa deh saya ikhlas."

"Nggak ada hukuman untuk kamu, sekarang duduk di kursi mu yang anteng jangan jelalatan!"

"Kalo saya nggak mau diem bapa mau hukum saya?"

Pa Her menjawab "Tidak ada hukuman untuk kamu hari ini, mau kamu melakukan apapun"

"Yah Pak padahal saya udah semangat mau di hukum sama bapak."

Ardra berbalik arah lalu berjalan ke arah meja nya dengan gaya tengil nya. Wajah nya langsung sumringah melihat Nada sedang menatap ke arah nya "Hai Nad!"

Nada hanya acuh tak acuh.

Ardra mendekatkan diri nya dengan Nada, dengan refleks Nada menggeser kursi nya menjauh. Bukan apa-apa ya, jujur dirinya paling enggan dekat dengan orang yang berlumuran keringat seperti keadaan Ardra sekarang.

"Jangan deket-deket gue deh, keringet lo banyak gitu yang ada ntar gue bau lagi deket-deket sama lo."

"Yaelah keringetan gini gue wangi kali Nad, mau coba cium nggak?"

Nada bergidik ngeri membayangkan seberapa bau badan Ardra saat ini. Tetapi Ardra ya tetap Ardra, dirinya terus mendekatkan diri ke arah nya. Setiap mendekat Nada langsung menjauh, hingga tak sadar bahwa ia sudah di ujung kursi. Dengan sigap Ardra menangkap Nada, kedua nya bertatapan dalam diam. Yallah Ardra mau yang ini, boleh ya?

Tetapi Nada malah menikmati wangi dari tubuh Ardra yang begitu khas, dan maskulin. Wangi nya seperti... Marko. Nada tersadar dengan posisi nya langsung bangun dan melepaskan pegangan Ardra.

"IHHHH APAN SI."

Semua yang sedang fokus dengan penjelasan Pak Her di depan langsung tertuju ke arah nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NADATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang