NADA{10}

27 7 0
                                    

Selamat Membaca !! <3

Pagi ini, Nada telah rapih dengan setelan seragam SMA nya. Nada pun segera bergegas ke bawah untuk sarapan pagi bersama keluarga nya, tapi bukan berarti Nada sudah berbaikan dengan sang ayah.

Dibawah Nada melihat begitu ramai rumah nya dengan orang-orang yang sibuk dengan kegiatan nya masing-masing.

Nada berjalan mendekati bunda nya.

"Bun ko rame banget ada apa?"

"Ini loh bunda sama ayah kesiangan berangkat ke rumah fathur. Lupa banget bunda kalo hari ini ada urusan buat nikahan mba kamu."

"Ko nggak ngajak Nda."

Namun, bukan bunda nya yang menjawab melainkan ayah nya. "Kamu sekolah, cepat berangkat Nada."

"Yauda Nda berangkat bun."

Bunda pun mengangguk dan kembali sibuk ke urusan nya.

Nada segera berangkat kesekolah, namun sebelum berangkat ayah nya kembali bertanya yang membuat langkah nya terhenti.

"Sisa 5 hari lagi buat kamu putus sama Marko, ayah tunggu. Ayo ayah antar."

"AYAH NGGAK USAH ANTAR NADA, BIAR DIA BERANGKAT SENDIRI. AYAH SIAP-SIAP!."

Dari dalam terdengar suara bunda nya yang begitu nyaring.

"Nda berangkat sendiri aja yah, tuh udah diteriakin madam."

"Pulang sendiri nggak usah diantar Marko, ati-ati. Ayah ke kamar dulu."

Nada pun mengangguk dan segera berangkat kesekolah nya.


##

"NADA."

Nada pun melihat ke arah orang yang memanggil nya. Siapa lagi kalau bukan si Tara.

"Huft cape gue, lo budek nya Nda gue teriakin dari tadi nggak nengok-nengok."

Nada pun pergi dan berlalu mengacuhkan pertanyaan Tara. Tara pun melongo melihat nya.

"Apa salah Tara YaAllah."

"NDA TUNGGU ELAH."

Tara pun kembali mengejar Nada kedalam kelas. "Lo tega banget si Nda, bukan nya nungguin gue."

"Berisik."ucap Nada ketus.

Cici yang melihat keributan kedua sahabat nya pun mendekat ke arah mereka berdua.

"Kenapa si lo pada, pagi-pagi udah ribut aja."

"Noh Nda, masa daritadi gue teriakin dia malah nggak nyahutin gue." Tara mencibik kesal.

"Nda?."

Nada melihat ke Cici. "Apa?".

"Lo kenapa, jelasin."

Nada mencubit lengan Tara gemas.

"Aww Nda apaan si sakit ihh."

"Lo tuh ya Ra kebiasaan banget suka ngasih nomer gue ke sembarang orang."

Tara pun yang mengerti arah pembicaraan nya langsung menyengir lebar. "Oh gara-gara itu doang, yaelah Nda Ardra kan bukan sembarang orang."

"Iya gue tau, tapi masalah nya lo tu kebiasaan suka ngasih nomer gue tanpa seizin gue dulu."

"TARA GOBLOK."

"Ihh Ci, tapi kan Ardra bukan orang-" ucapan Tara kembali terpotong.

"Lo bisa bahasa Indonesia ga Ra?, kan gue bilang lo tu kebiasaan suka ngasih nomer tanpa seizin orang nya dulu. Gue kesel gara-gara itu."

Tara meringis mendengar ucapan Nada yang pedas. Kebiasaan Nada kalo sedang marah pasti omongan langsung ngena di hati.

"Iya Nda sorry, abis nya Ardra maksa banget ke gue."

"Seengganya lo bilang dulu bego ke Nada." ucap Cici.

"Gue nggak gitu lagi Nda, JANJI."

Nada pun menjawab nya dengan bergumam saja.

"PAGI TARA, CICI, NADA."

Mereka bertiga pun menengok ke arah sumber suara tersebut.

Nada yang sudah mengetahui sumber suara itu pun kembali menenggelamkam kepala nya kembali.

"masih pagi ada aja yang bikin pala gue pusing."

"PAGI ARDRA."

Bukan hanya Cici dan Tara yang jawab bahkan satu kelas pun menjawab sapaan pagi Ardra.

"Wih semangat banget kalian ahaha."

Ardra pun menaruh tas nya dan duduk disebelah Nada. "Pagi cewe."

Nada hanya mendiamkan sapaan Ardra.

"Gue bawa susu, mau ga lo."

Dengan semangat Nada mendongakkan kepala nya. Dan menganggukan kepala nya, tanda dia mau susu yang di bawa Ardra.

"Nih."

Ardra memberikan susu yang sengaja dia beli di supermarket tadi. Ardra yang melihat Nada tersenyum, dirinya pun ikut tersenyum.

Dia pun tidak tau mengapa rasa nya sangat senang melihat Nada tersenyum kepada nya.

"Tengkyu Ardra."

Nada mencubit pipi Ardra gemas.

"EKHMM."

Ardra dan Nada hanya bisa tersenyum canggung.

"Potek hati gue bang."

"Ada yang jomblo disini."

Sahut teman sekelas nya. Mereka berdua pun terkekeh geli.

##

NADATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang