Yohana merasa sangat jengkel saat Revan membawanya ke apartemen milik Revan.
Apa maksudnya?
"Laki-laki ga jelas!" umpat Yohana saat Revan sedang berada di kamarnya untuk mengganti baju.
Yohana melihat sekelilingnya, memperhatikan tiap sudut ruangnya itu. Tak ada yang aneh, ruangnya yang didominasi warna hitam, memang membuat Yohana sedikit bergidik ngeri.
Yohana keliling ruang tengah dari apartemen itu, ada banyak sekali foto-foto anak kecil, sepertinya itu Revan saat dulu. Hingga dia terpaku pada salah satu foto, dimana menampakan keluarga kecil.
"Jangan sentuh apapun," instruksi Revan saat dia sudah selesai mengganti pakaiannya.
"Lagian siapa yang mau sentuh?" ucap Yohana balik.
"Ga ada yang tau isi otak lo!"
"Yaudah sih. Aku mau pulang," pinta Yohana.
"Lo tetep disini, lo ga boleh pergi kemana-mana."
"Apa sih? Aku mau pulang!" protes Yohana.
"Kalau gue bilang engga ya engga, ngerti?"
"Ngapain juga nurut sama kamu, huh!"
"Gue ga suka dibantah. Nurut sama gue kalau masih mau hidup," ucap Revan tenang tapi penuh penekanan.
"Aku mau pulang!" Yohana bersikeras, dan berjalan ingin keluar dari apartemen Revan.
Revan menggenggam tangan Yohana. "Kalau gue bilang disini ya disini! Lo ngerti ga sih bahasa manusia? Hah!" Revan menarik Yohana agar Yohana duduk.
"Kasar banget jadi cowo, kalau aku mau pulang ya pulang! Bukan ditahan kaya gini," balas Yohana.
Revan tersenyum. Perempuannya pemberani rupanya.
"Lo udah ada dibawah kekuasaan gue. Apa yang gue bilang lo harus nurut. Ga ada alasan buat bantah!"
Baiklah, Yohana mengalah dan diam. Sepertinya berdebat dengan Revan tak akan ada habisnya.
Revan berdiri didepan Yohana.
"Jadi gadis penurut, gue ga suka dibantah. Lakuin apa yang gue mau. Maka dengan itu, gue ga akan berlaku kasar sama lo."Dalam hati Yohana memaki Revan. Ada aja laki-laki kaya dia. Kenal saja tidak. Malah berlaku seenak jidatnya.
Ingin rasanya Yohana melawan, tapi dia yakin. Debatnya tak berujung. Lebih baik dia diam.
Yohana terus saja diam, tak bersuara tak bergerak, bukan kah ini yang Revan mau? Agar Yohana tetap diam.
"Lo mau makan?" tanya Revan.
" ... "
"Hana?" panggil Revan.
" ... "
"Gue tanya, lo mau makan ga?" tanya Revan lagi tetap bersabar.
" ... "
Yohana tak menjawab sama sekali, melihat Revan pun tidak.
"Kalau gue tanya, jawab! Bukan diem! Lo bisu apa gimana hah?!" Revan emosi, suaranya meninggi.
Yohana tetap diam, tak ada eskpresi. Rasa takut pun tak ada.
Revan mendekati Yohana, tangannya mencengkram kuat pipi Yohana.
Yohana merasa sakit, "awh ... "
"Lo! Lo pengen gue sakitin iya?! Jawab pertanyaan gue doang ga bisa! Mau lo apa?" bentak Revan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine
RomanceNOTE: CERITA INI BERTEBARAN KATA KASAR DAN PERLAKUAN KASAR. Ini bukanlah cerita dua remaja yang saling jatuh cinta, lalu bermesra-mesra merajut cinta. Melainkan kisah seorang gadis remaja yang sangat polos, Yohana. Bertemu dengan seorang laki-laki r...