Revan mulai melipat beberapa baju milik Yohana dan dimasukan pada tas ransel Yohana. Revan sengaja membawa baju Yohana sedikit saja. Toh, tiap Minggu nanti Yohana pulang. Itu pun atas perintah Glen, salah satu syarat dari Glen dan Prita.
Sedangkan Yohana sedari tadi kesal dengan perilaku Revan. Yohana hanya memainkan ponselnya tanpa ada niat untuk membantu Revan.
"Udah nih, ayo!" ajak Revan yang menenteng tas ransel Yohana.
Yohana menatap Revan malas dan berjalan duluan.
Diruang tengah, sudah ada Glen dan Prita.
"Ma, Pa, kok diizinin sih?" rengek Yohana dan duduk ditengah-tengah Prita dan Glen.
"Awalnya Papa ga mau, tapi dia terus maksa, Papa angkat tangan," jawab Glen.
"Tiap Minggu nanti kamu pulang, ceritain semua sama Mama ya, sampai aja ada lecet ditubuh kamu, Mama ga bisa sabar lagi sama dia," ucap Prita seperti ibu-ibu yang sedang memarahi anaknya.
"Hana, ayo!" teriak Revan dari luar rumahnya.
Yohana menekuk bibirnya.
"Kalau ada apa-apa bilang sama Papa ya" ucap Glen, lalu mengecup kening Yohana.
"Yohana pergi dulu ya, Ma, Pa," ucap Yohana lemas.
"Jaga-jaga ya Yohana." Prita memeluk Yohana.
Setelah itu Yohana mencium punggung tangan Glen dan Prita.
Hari ini, hari tersial bagi Yohana.
•••
Disepanjang jalan, Yohana hanya berdiam diri melihat jalan. Membosankan.
"Mau cari makan dulu?" tanya Revan membuka topik pembicaraan.
"Ngga."
"Lo belum makan dari siang, cari makan dulu ya?"
"Ga mau."
Revan sepertinya harus banyak bersabar dengan Yohana.
"Lo nanti sakit," ucap Revan.
"Gapapa."
Yohana memang menguras kesabaran Revan.
"Lo harus makan," bujuk Revan lagi.
"Kalau aku ga mau, jangan dipaksa," ujar Yohana.
Revan merasa kesal, karena setiap omongannya selalu dibantah oleh Yohana.
Revan membanting setir. Hingga mobilnya menabrak pembatas jalan.
"Revan!" pekik Yohana.
"Bisa ga sih nurut aja sama apa yang gue bilang?! Gue ga mau sampai lo sakit karena belum makan dari siang," ucap Revan dengan nada suara tinggi.
"Kalau sakit juga gapapa kan, ga masalah juga," jawab Yohana.
"Gue ga mau lo sakit, Hana!" Revan menarik rambut Yohana.
"Kamu sendiri yang sakitin aku," ujar Yohana berani.
Revan semakin menarik kuat rambut Yohana. "udah gue bilang, kalau lo nurut gue ga akan sakitin lo!" teriaknya didepan muka Yohana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine
RomanceNOTE: CERITA INI BERTEBARAN KATA KASAR DAN PERLAKUAN KASAR. Ini bukanlah cerita dua remaja yang saling jatuh cinta, lalu bermesra-mesra merajut cinta. Melainkan kisah seorang gadis remaja yang sangat polos, Yohana. Bertemu dengan seorang laki-laki r...