06 - Matematika

5 2 2
                                    

Bismillah ...

"Percayalah, sesulit apapun ujiannya, pasti akan Allah mudahkan dan beri petunjuk."
-Quote of Story Teman Sampai Surga-

"Assalamu'alaikum, selamat pagi anak-anak Ibu yang shalih dan shalihah," sapa Bu Karin dengan penuh semangat dan senyuman yang imut

"Wa'alaikumusalam. Aduh, aduh si Ibu, makin hari kian geulis euy!"  Goda salah satu murid laki-laki kepada Bu Karin

Sorakan riuh pun terlontarkan oleh seluruh penghuni kelas untuk Jamal, si playboy yang sok berkamuflase jadi sadboy.

"Terima kasih, Jamal atas pujiannya. Tetapi untuk saat ini, Ibu ada hati yang harus dijaga. Jadi ya, kita cuma sebatas friend aja ya," ucap Bu Karin yang membuat riuh  seisi kelas.

"Makan lo Jamal! Makannya jangan bisanya baperin doang. Eh abis itu ngilang. Dasar ghosting," Rindu pun ikut beragumen.

"Yuhuuu! Yang pernah jadi korban ghostingnya si Jamal pasti muncul ya gengs." Sindir Sintya selepas argumen Rindu tadi.

"Astaghfirullah. Si Sinting ikut-ikutan aja. Sabar ya Allah." Rindu pun menahan diri untuk tidak membalas perkataan Sintya.

Bu Karin, yang sedari tadi melihat keributan, hanya tersenyum dan berucap istighfar. Sambil membawa tumpukan kertas HVS, guru sabar itu pun membagikannya kepada muridnya satu-persatu.

Aisyah pun mengerutkan dahinya. "Kertas apa nih?"

Bu Karin pun memberikan isyarat bahwa jangan dibaca terlebih dahulu apa isi kertasnya, sebelum mereka selesai berdoa.

"Mari ucapkan Basmallah terlebih dahulu sebelum membaca soalnya."

"Bismillahirahmaanirahiim."

"Silakan dibaca kertas yang tadi Ibu berikan. Semangat shalih dan shalihahnya Ibu!!"

Semua murid pun mulai membaca soal ulangan harian matematika yang diberikan oleh Bu Karin. "Alhamdulillah, ternyata cuma ulangan harian matematika. Bismillah pasti bisa!" Ujar Aisyah di dalam hati.

Dua puluh lima menit berlalu, sudah ada beberapa murid yang selesai mengerjakan soal ulangan dadakan itu. Mereka tidak pernah mengeluh jika diberikan ulangan harian dadakan, justru mereka menerimanya dengan senang hati. Karena mereka sudah yakin, ada Allah yang akan permudah ulangan mereka.

"Psst. Pssst. Salsa!" Bisik Sintya dari arah pojok sebelah kiri.

"Apa?"

"Lo udah belum? Liat dong. Bagi dua dong. Berbagi itu indah."

"Indah? Wah parah lo itu kan nama nyokapnya si Ka Riyan! Nyari masalah lo."

"Gak usah bawa-bawa calon Ibu mertua gue! Udah buruan bagi jawaban ke gue sini!"

Dengan wajah terpaksa, Salsa pun menuruti perkataan Sintya. Dia memberikan semua jawaban ulangan matematika.

Halimah dan Rindu pun menyaksikan dan mendengar perbuatan tadi. "Bu Karin emang ga tau, tapi Allah tau." Ucap Rindu, singkat.

"Doain aja, semoga mereka cepat-cepat berubah jadi pribadi yang lebih baik."

"Aamiin."

"Oke, waktunya sudah habis! Selesai tidak selesai kumpulkan ya!" Perintah Bu Karin, seluruh siswa pun maju ke depan meja Bu Karin untuk mengumpulkan kertas ulangan.

"Kemarin kata si Riyan ngajak kita main futsal. Lo ikut kan?" Tanya Rafi kepada Aldi. Duo sejoli yang ke mana-mana selalu bersama. Udah kayak lem dan kertas kalau udah nyatu, susah dipisahin.

Teman Sampai Surga [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang