Bismillah ...
"Sahabat terbaik adalah dia, yang selalu menuntunmu dalam kebaikan."
- Quote of Story Teman Sampai Surga"Aisyah!!!" Teriak cowok yang sedang memakai sarung kotak-kotak coklat
"Apa?" Tanya gadis yang merasa namanya dipanggil itu.
"Kemarin main ke sawah ya?"
"Iya. Kok Kakak tau"
Gilang pun menghembuskan nafasnya kasar, "Ya tau lah, kan kemarin lo pamitan dulu ke gue, Aisyah Binti Somat."
Gadis itu pun hanya menjawabnya dengan cengiran.
"Emang kenapa? Kepo doang apa mau main juga ke sana bareng pacar. Eh keceplosan, Astaghfirullah," jawabnya sambil memukul mulut yang suka bicara terlalu jujur.
"Pacar? Astaghfirullah. Kaka mana punya pacar! Kemarin tuh ada yang nanyain lo. Katanya, dia liat lo di sawah bareng temen-temen lo kemarin. Dipanggil bukannya nyaut, malah kabur."
"Oh, emang siapa yang nanyain aku?"
"Orang," jawab manusia bersarung
"Ihh, yang bener! Seberapa pentingnya sih aku dalam hidup dia? Sampai-sampai dia harus ke rumah?"
"Dia cowok. Berarti di mata dia kamu itu spesial, Dek." Ekspresi Gilang pun berubah menjadi tatapan jahil.
Untungnya, Aisyah pun tidak baper. Dia hanya tersenyum biasa, dan mengusap dada. Jangan sampai, syetan memggoda dia untuk berbuat yang tidak-tidak.
"Oh ya udah. Biarin aja, kalau emang butuh banget, nanti juga dia ke sini lagi. Tapi, kalau cuma main-main doang ma, diemin aja." Aisyah pun menjawab dengan seadanya.
"BAGUS!!! MANTEP ADEK GUE! INI BARU AISYAH YANG GUE KENAL!" Girang Gilang, sambil menunjukan kedua jempolnya tepat di depan muka Aisyah.
"Karena perempuan, tidak pantas untuk menunggu dan mengejar."
"EAK! BAGUS NGGAK TUH KAK KATA-KATA AKU?" Lanjutnya
"Aiih, aiih, Adek gue udah mulai bucin ya sekarang."
"Nggak bucin, kok. Cuma sering bacain buku diary Kaka, hehe." Senyum cantiknya pun mengembang.
"Ya Allah. Nggak keren berarti. Udah udah, bubar."
***
"Aku bosan, sekolah online. Nggak dikasih uang jajan, hafalan pada hilang. Apa yang harus dilakukan? Agar dapat nilai tambahan? Bagaimana ya Allah? Na na na, na na na" Suara nyanyian dari Aisyah. Meski tidak nyambung, tetapi jika dibaca, pasti akan bernada.
Di kamar bernuasa ala tahun 90-an, suara murottal juz 29 pun terus terdengar. Sunyi, sepi dan seperti tidak berpenghuni. Aisyah, siswi kelas 8 MTS Al Baqarah yang sedang berkutik dengan ponselnya, ia merasa pusing dengan tugas yang diberikan oleh wali kelasnya. Masalahnya, ia pun tidak mengerti apa yang sudah dijelaskan tadi, rasanya tidak satu pun kata yang dimengerti oleh otaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Sampai Surga [ON GOING]
SpiritualIni bukan sekadar persahabatan biasa, tetapi ini tentang persahabatan yang bersama-sama untuk mengubah dirinya ke jalan yang diridhoi-Nya. PERHATIAN! HATI-HATI KETIKA MEMBACA CERITA INI. TERDAPAT UNSUR KELUARGA BAWANG, HUMOR YANG BISA MEMBUAT KALIA...