O7.

369 18 2
                                    



"Ada apa?" Jaehyun memandang datar pada Chaeyeon yang sedang berdiri didepannya dengan kepala tertunduk.

Hari ini adalah hari peringatan 4 tahun pertunangan mereka. Chaeyeon ingat jika ayah dan bunda menyuruhnya untuk mengajak Jaehyun makan malam dirumah mereka.

Perlahan dia mendongakan kepalanya, "Apa kau bisa makan malam dirumahku malam ini? Ayah memintaku mengundangmu." Ucapnya dengan nada lemah lembut seperti biasa.

"Ya. Aku bisa." Singkat seperti biasanya.

Chaeyeon maju selangkah mendekat pada Jaehyun, tangannya terulur mengusap pipi laki-laki yang paling dicintainya itu. "Jangan sering begadang. Lipatan dibawah matamu semakin terlihat."

Laki-laki di depan nya hanya mengangguk lalu pamit pada Chaeyeon yang tersenyum dan setelahnya berjalan pergi meninggalkannya. Setelah laki-laki itu menghilang dibalik tembok, senyuman yang tadinya bertengger dibibir indahnya perlahan hilang dan tergantikan helaan nafas lelah, lelah dengan segala perlakuan dingin Jaehyun padanya. Sampai kapan laki-laki itu akan memperlakukannya seperti ini.







"Hei.. kalau sudah dewasa nanti apa kita akan terus bersama?" Sejak kecil aku selalu berpikir kalau Jiho adalah gadis paling cantik dengan rambut panjang dan kepribadiannya yang ramah.

"Tentu saja, Bahkan jika perlu kita berdua akan menikah." Jaehyun selalu menatap Jiho dengan pandangan berbinar disertai senyuman lebar khas seorang Jaehyun.

"Kita akan selalu bersama." Aku tersenyum pada Jiho yang kini tengah memelukku sembari berkata riang bahwa dirinya beruntung memiliki sahabat seperti kami.

Jaehyun dan Jiho terlihat sangat cocok saat bersama. Jaehyun yang tampan bersanding dengan Jiho yang anggun. Kenyataan itu seakan menamparku.

Mereka nampak cerah bagiku, terkadang aku berfikir sulit untuk menggapainya.. karena aku nampak redup dan tak bersinar seperti mereka..






Gadis itu berdiri dipintu rumahnya, dan sesekali melihat ke arah gerbang yang menjulang tinggi didepannya dengan gelisah.

"Apa yang akan aku katakan pada ayah. Jaehyun tak datang lagi hari ini. Aku tak bisa terus-menerus membohongi ayah."  Jari-jari tangannya saling bertautan pertanda ia sangat gelisah.

"Chaeyeon."

Dia berbalik menghadap bundanya, "Dia tidak datang bunda. Apa yang akan aku katakan pada ayah?" wajah cantiknya terlihat sendu.

Yoona mengelus rambut anak bungsunya "Dia tak membalas pesanmu lagi?" Tanyanya dan dibalas gelengan oleh Chaeyeon.

Gadis itu menyembunyikan wajah cantiknya di bahu sang bunda, meredam tangisan lirihnya. Yoona mengetahui semuanya. Dia tahu tentang Chaeyeon yang sangat mencintai Jaehyun dan tentang Jaehyun yang sangat membenci Chaeyeon.

"Berhentilah, Nak." Tangis Chaeyeon pecah seketika.

Yoona menarik Chaeyeon kepelukannya "Berhenti mencintainya. Hiduplah bahagia."

"Tapi..."

"Jaehyun adalah kebahagiaan Chaeyeon, bunda."

Sedangkan ditempat lain tepatnya disebuah Apartemen terdapat sepasang muda-mudi yang sedang bersama-sama mencapai puncak kenikmatan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sedangkan ditempat lain tepatnya disebuah Apartemen terdapat sepasang muda-mudi yang sedang bersama-sama mencapai puncak kenikmatan.

Setelah lenguhan panjang mereka berdua, laki-laki yang masih berada diatas tubuh sang wanita itu mengecup kening wanitanya "I love you, Jiho."

Wanita bernama Jiho itu tersenyum lalu membalas ucapan kekasihnya "I love you too, Jaehyun."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ONE SHOOT | JaeyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang