[TAHAP REPUBLISH]
FOLLOW SEBELUM MEMBACA JANGAN LUPA VOTE, KOMEN DAN SHARE KE SOSIAL MEDIA KAMU YA ♥️
Cover mentahan PINTEREST 📌
SUDAH TAMAT DIVERSI SEBELUMNYAA TAPI MASIH BANYAK TYPO 🤲 SEDANG TAHAP REVISI DAN REPUBLISH ULANG
#Boysclubseries
****...
Seorang anak tidak bisa menanggung kesalahan orang tuanya.
Mungkin kehadirannya memang tidak diinginkan.
Namun anak itu berhak mendapat kesempatan untuk hidup.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
****
"Lo tuh emang bener-bener ya, manusia paling ga ikhlas sedunia. Valid no kecot."
Latifa berkelakar heboh karena Raga yang menagih janji untuk bisa membalas perbuatannya dengan jalan bareng dia. Heran sama bapak-bapak ini satu, bukannya diem di rumah jagain anak malah keluyuran mulu kerjaannya.
"Yaelah, Lo cuma gue suruh temenin bukan gue suruh bayarin. Diem aja udah." Raga masih sibuk dengan stir motornya, matanya melirik kaca spion melihat Latifa yang masih terus ngedumel sendiri.
Raga menutup kaca helmnya, senyum miringnya terbit begitu saja.
"Pegangan, jatoh bukan salah gue ya."
Nguenggg
"WOII RAGA BUSET GAADA AKHLAK LO JADI MANUSIA."
"PELAN-PELAN BAWA MOTORNYA, KALO MAU NGEPRANK MALAIKAT JANGAN BAWA-BAWA GUE."
"GUE BELUM MAU MATI WOI."
"GUE BELUM JADIAN SAMA ALDO."
"ASTAGFIRULLAH RAGA NYEBUT WOI, DOSA LU MASIH BERTUMPUK MAU MATI GA TENANG LO."
Raga semakin menaikan kelajuannya. Jalanan yang lenggang membuat Raga sedikit merdeka. Latifa memeluk pinggang Raga dengan erat wajahnya tenggelam dipunggung belakang Raga.
"GA, SUMPAH GUA MUAL PELANIN DONG." Suara Latifa sedikit lesuh dari pada tadi saat dia berteriak. Mendengar nada Latifa yang seperti itu, Raga mulai menurunkan kecepatan jadi kecepatan rata-rata, toh sudah mau sampai dirumahnya juga.
Setelah 10 menit saat Raga menurunkan kecepatan, Latifa mulai bisa mengontrol dirinya lagi. Mualnya sudah tak separah tadi saat Raga ngebut.
Motor Raga berhenti didepan pagar hitam besar yang tertutup rapat.
"Meluknya nanti lagi di dalem, udah sampe nih. Gamau turun?"
Sadar akan apa yang dia lakukan, Latifa buru-buru mukul punggung Raga dengan kencang. Perempuan itu turun dengan sempoyongan. Untung saja Raga sigap menarik lengan Latifa. Kalau tidak, sudah bisa dipastikan dia akan terjengkang ke belakang.
