Bab 4

26 2 2
                                    

-Let's never falling love again-

____________________________________________

Zantya bangun pagi-pagi sekali. Menyiapkan buku-buku sesuai jadwal  untuk ia bawa ke sekolah setelah mengantar ayah kesayanganya nanti. Menengok jam pada smartphone-nya sudah menunjuk pukul 04.00 pagi.

Gadis yang masih menggunakan piama itu segera bergegas menuju kamar mandi, bersiap-siap untuk berangkat mengantarkan ayah-nya. Tak lama setelahnya Zantya keluar dari kamar.

Dengan sragam sekolah yang tertutup jaket crop top. Warna pastel pada jaket dan rambut yang dikuncir tinggi itu membuat penampilannya terlihat lebih segar.

Gadis rambut kuncir kuda itu menyusul sang ayah yang sudah menunggu di depan mobil dengan koper berukuran kecil warna biru. Bergegas, sebelum memasuki mobil yang akan membawa dirinya dan sang ayah, seseorang berlari dan berteriak kencang menghentikan Zantya.

"EH SEBENTAR TUNGGU DULU...... tunggu dulu Zantya....." dari kejauhan sura teriakan seorang wanita dewasa dengan kotak bekal mengintupsi. Akibat ulah Vani yang berlarian dari dapur hingga teras depan membuat nafasnya sendiri tak beratur, ngos-ngosan.

"Aduh tante kok lari-lari sih." Zantya merasa kasihan dengan kondisi Vani yang nafasnya putus-putus akibat berlari.

"Kamu nih buru-buru aja. Jangan sampe lupa dong sarapannya. Nanti dimakan ya." Ujar Vani menyerahkan kotak bekal yang berisi sandwich dan susu kotak rasa coklat. Dan setelahnya mencium dahi Zantya penuh sayang.

Zantya yang belum pernah merasakan hal ini pun sempat memantung. Ada sedikit rasa yang menyentuh hatinya. Tersenyum senang Zantya menjawab.

"Oke, tante. Terima kasih untuk sarapannya."

"Hati-hati ya."

Setelah Zantya memasuki mobil segara  saja mobil itu melaju menuju bandara bersama Pak Khusnadi, supir pribadi ayah-nya yang nantinya akan pulang kampung ke Jogja bersama bi Darti.

Dalam perjalanan ke bandara Zantya tak bisa diam. Mengobrol dengan ayah-nya bahkan dengan pak Khus juga.

"Pak Kus jadi pulang hari ini ya sama bi Darti?" Tanya Zantya pada Supir berkumis tebal itu.

"Nggih, mba Tya. Saya pulang ke Jogja hari ini setelah mengantar Bapak dan mba Tya ke Sekolah."

" Yaah, jadi beneran dong ini Zantya cuma sendiri disini. Papa pergi dinas, jadwal libur pak Kus sama bi Darti juga barengan." Gadis yang tengah bersandar manja di bahu papanya itu menatap pak Khus dengan memelas lewat kaca mobil.

"Aduh, mba Tya jangan begitu. Nanti saya jadi ngga tega ninggalin mba pulang ke Jogja."

Sementara itu Ridwan terkekeh melihat interaksi Pak Khus dan puti semata wayangnya itu. Terlihat lucu, pak Khus yang terlihat was-was tak enak hati kalau-kalu disuruh tetap tinggal dan Zantya yang terdengar memelas seperti anak anjing yang meminta untuk ditemani bermain.

" Sudah-sudah Zantya jangan digodain gitu dong pak Khus-nya. Lihat itu pak Khus udah was-was kalo ngga bisa balik kampung." Kata Ridwan kepada Zantya.

"Aduh, bapak memang paling tahu saya ya. Hehehe, ada anak-istri saya yang udah nunggu di kampung, Pak."

"Hehehe iya deh iya. Habisnya pak Khus lucu sih kalo digoda gitu, kumisnya naik-naik. Walau begitu  Zantya juga tau kok, pak Khus juga butuh libur dan ketemu keluarga di Jogja. Zantya juga tahu loh rasanya ditinggal keluarga buat kerja." Ujar Zantya memaklumi kekhawatiran pak Khus.

"Matursuwun ya, Mba Tya. Mba Tya memang paling pengertian deh." Ujar pak Khus sambil memperlihatkan jari jempolnya.
Setelahnya suara tawa renyah terdengar di dalam mobil itu.


***


Pukul 05.40 di bandara.

"Papa hati-hati ya. Jaga diri baik-baik, Zantya sayang sama papa." Ujar Zantya sambil memeluk erat papa-nya yang sudah harus segera memasuki pesawat untuk take off menuju Singapura.

Terkekeh Ridwan yang mendengar perkataan Zantya dengan ekspresi manyun-nya itu.
"Oke-oke. Kamu juga jaga diri baik-baik. Jangan lupa makan teratur, jaga kesehatan, telfon papa sesekali dan jangan ceroboh. Papa sayang juga sama Zantya." Ujar Ridwan diakhiri kecupan pada dahi Zantya. Lalu segera meninggalakn Zantya untuk masuk ke dalam pesawat.

Punggung Ayahnya semakin tak terlihat. Dengan begitu Zantya segera meninggalkan bandara. Dalam perjalanan menuju mobil Zantya tak sengaja tertabrak oleh seseorang. Dompet berwarna coklat itu terjatuh dari saku seorang laki-laki berjaket jeans warna denim dengan ransel dipunggungnya.
Zantya yang meihat itu secara otomatis  segera berlari mengejar laki-laki yang sedang memasukkan barang-barangnya kedalam taxi. Telat sedikit saja Ia akan kehilangan kesempatan mengembalikan dompet yang saat ini ada di tangannya.

"TUNGGU.... KAK....MAS....duh panggil apa ya. KAK DOMPETNYA JATUH." Zantya yang berlari dan teriak-teriak memanggil-manggil sosok berjaket jeans itu berhasil menyita perhatian seluruh orang yang dilewati Zantya. Sayangnya sang empu yang di panggil itu malah tak dengar sama sekali.

Grab. Tinggal lima langkah menuju taksi yang ia pesan. Merasa seseorang menarik ujung jaketnya ia berbalik. Merasa asing dengan seorang gadis berjaket pastel yang saat ini kepalanya tertunduk ngos-ngosan dengan tangan yang mengangkat dompet warna coklat tinggi-tinggi.

"Emm, apa ada yang bisa dibantu?" Kata sosok berjaket jeans sambil melepaskan earphone dari telinganya.

"I-ini kak i-ini dom-petnya jatuh." Zantyaberujar dengan nafas putus-putus. Mendengar penuturan gadis di depannya itu, Ia segera mengecek saku belakang celananya. Ah tidak ada.

"Terima kasih, ya." Ujarnya mengambil dompet yang disodorkan oleh Zantya.

"Sama-sama, kak. Maaf saya buru-buru harus segera berangkat ke sekolah sebelum terlambat." Ujar Zantya sambil melirik jam yang melingkar di tangannya. Saat mengetahui bahwa jarum sudah menunjuk pukul 06.30 ia langsung berlari cepat menuju mobil yang jaraknya lumayan jauh dari lokasi.

Sementara itu sosok laki-laki yang baru saja mendapatkan dompetnya kembali itu terkekeh pelan, melihat gadis yang baru saja menolongnya itu berlari dengan cepat meninggalkannya. Ah, sangat disayangkan padahal ia belum sempat menanyakan siapa namanya.



🐒🐒🐒🐒🐒🐒🐒🐒🐒🐒🐒🐒🐒🐒🐒🐒🐒


Hai hai, I'm back again.

Kalian bisa tebak ngga siapa yang baru aja ketemu Zantya di bandara?

Kira-kira dia bakal jadi karakter yang seperti apa?

Dan dia  penting ngga ya dalam alur cerita ini?

Jangan lupa vote and comment yaaa

Love,

Arie♡

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 11, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Wish You Were Gay [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang