Prologue

71 9 4
                                    

"ARGHARA PUTRA RAHARDJA GUE SUKA SAMA LO! MAU YA JADI PACAR GUE?!" Teriak gadis diujung lapangan Basket ketika tim basket sekolah tengah beriatirahat dari latihan.

CUKUP

Menarik nafas dalam, Argha sudah tidak tahan lagi dengan gadis satu itu. Sudah lelah dengan tindakannya yang terus membuntuti kemanapun ia pergi. Bukankah seharusnya dia sudah lelah? Lelah untuk mengejar hatinya, lelah dengan sikapnya yang dingin, lelah dengan sikap acuh yang selalu ia perlihatkan didepan gadis itu, lelah dengan keengganan yang selalu nampak diwajahnya.

Argha terus menarik lengan gadis itu sampai di tempat yang lumayan sepi. Berharap tidak ada orang lain yang tau apa yang akan dia bicarakan. Sudah cukup, Arghara akan memutuskannya sekarang. Ia harus jujur bahwa sebenarnya ia risih dengan sikap Zantya.

"Argha, lepasin pergelangan tangan gue sakit." Ucap Zantya sambil mencoba menarik tangan-nya.

Argha berhenti, melepaskan cekalan tangannya pada pergelangan gadis itu.

"Oke gue langsung ngomong ke intinya. Maksud lo apa nembak gue di depan anak-anak tadi? Lo mau bikin malu diri lo sendiri?!" Sura Argha penuh protes.

Sedangkan lawan bicaranya sedang menarik nafas dalam-dalam sebelum berucap.

"Argha, lo juga tau kan maksud gue? I mean, gue suka sama lo udah dari lama, gue pengen lo tau kalo gue bener-bener suka dan sayang banget sama lo. Gue ngga main-main. Ini pertama kalinya gue suka sama orang sampe kaya gini. Jadi jawaban lo kali ini?" Jelas Zantya panjang lebar.

"Denger baik-baik Zantya, gue ngebiarin lo ngikutin gue kesana-sini bukan berarti gue juga ada rasa yang sama seperti yang lo rasain. Harapan gue, lo bosen. Lagipula lo ngga malu? Ngejar-ngejar orang yang sedikitpun ngga pernah mau sama lo? Bahkan liat lo aja ogah. Gue bener-bener risih, Za. Capek gue, lo ikutin kesana kemari. Lo kaya cewek murahan tau ngga?! Dan jawaban gue masih sama. Gue ngga akan pernah sudi pacaran sama lo! Dasar cewek aneh." Arghara meluapkan semua yang ia rasakan dan setelahnya ia berbalik berniat meninggalkan Zantya di taman belakang sekolah .

Mendengar apa yang di katakan Arghara, Zantya tertegun, meneteskan air mata. Mengumpulkan keberanian ia membalas ucapan Argha.

"Lo boleh tolak penyataan cinta gue tapi ngga dengan cara lo ngatain gue murahan! Gue sadar gue emang cewek aneh yang suka ngusik hidup lo! Tapi seumur hidup gue baru kali ini ada orang yang ngatain gue sebegitunya-" Zantya berkata sedikit terbata karena hampir tak bisa menahan isakan-nya. Bernafas sedikit lebih dalam sebelum ia melanjutkan perkataanya.

"Gue harap lo bakal nyesel dengan cara yang paling menyakitkan! Gue sumpahin lo ngga akan suka sama cewek lagi!"

Argha menolah memperlihatkan senyum smirk-nya sebelum berucap.

"Gue ngga peduli sama apa yang lo omongin barusan Zantya dan satu lagi, gue ngga akan pernah menyesal." Setelah mengatakan hal tersebut dengan penuh penekanan, ia berlalu meninggalkan gadis yang terisak dengan mengepalkan tangannya hingga buku-buku jarinya memutih.

Perkataan yang Argha katakan tadi sudah cukup menohok hatinya. Mengubah semua rasa cinta dan sayang yang sempat ada menjadi rasa benci tak terkira.

Sudah ia putuskan bahwa mulai hari ini Zantya Putri Arlinka akan membenci Arghara Putra Rahardja selama-lamanya.

Wish You Were Gay [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang