Yuan terbangun dari tidurnya. Baru kali ini ia tertidur nyenyak walau hanya sebentar. Tidak ada mimpi aneh yang menganggu, tidak ada sesuatu yang membuatnya harus berpikir. Ia duduk di tepi ranjang UKS, meminum sisa air yang tadi dibawakan Zhihong saat istirahat terakhir.
Srek~
Suara gorden terbuka.
"Oh? Kau sudah bangun Yuan? Apa kau masih merasa lemas?" tanya gurunya sembari mengecek suhu tubuh Yuan.
Ia menggeleng pelan, "Tidak Bu. Sudah mendingan. Terima kasih."
"Oh iya sekarang jam berapa ya?" lanjutnya bertanya
Guru penyandang status beta itu mengecek jam tangannya, "14.53, sebentar lagi waktunya pulang. Sebaiknya kau hubungi orang tuamu agar bisa menghindari hal yang tidak diinginkan." Yuan hanya mengangguk mendengarnya lalu terdiam menyandar pada dinding.
Ngomong-ngomong kejadian pagi tadi benar-benar spontan. Dia seperti bertarung melawan sesuatu dalam tubuhnya yang terus-terusan ingin berlari keluar. Tapi ia dengan logikanya memaksa masuk kedalam bilik toilet untuk bersembunyi, mencegah alpha disana hilang kendali karena feromonnya. Entah keberuntungan dari mana, suppresant yang selalu ia simpan dalam tas ada dikantungnya. Ia bahkan baru sadar telah menelan dua butir obat itu tanpa air putih sama sekali. Sungguh hebat. Dan ya, setelah itu berlari ke UKS, ruangan yang paling aman bagi omega jika sedang heat.
Ajaibnya lagi setelahnya tidak ada lagi suara yang berbicara padanya. Hingga kini.
Apakah itu hanya halusinasinya? Apakah itu muncul karena beban pikirannya?
Tapi suara itu sungguh nyata menggema dalam kepala. Dan seluruh hatinya mempercayai dan mengerti mengapa ini terjadi. Tapi otaknya menentang, ia tidak mau lengah, ia butuh kepastian.
Disaat pemikiran itu terlintas, tiba-tiba penglihatannya meremang...
.
.
.
Laki-laki itu menarik sebilah pisau dibalik sakunya, siap melukai orang yang membuatnya kesal setengah mati.
Ia membelalakkan mata, berteriak sekuat tenaga, "AWAAASS!!"
TEEETTT!!!
Bunyi bel sekolah menyadarkannya.
Apa itu?!
Yuan mencengkram rambutnya. Kepalanya berdenyut keras. Pertanda apalagi ini semua?!
Sungguh kali ini dia sudah muak. Tidak bisakah takdir memberitahunya semua sekaligus?
_____Our Fate____
Yuan bergegas mengambil langkah panjang keluar dari sekolah. Pikirannya tidak tenang. Ia tidak bisa menunggu Zhihong lebih lama lagi disana. Meski sebenarnya ia tidak tau harus melakukan apa. Yang ia tau ia hanya ingin pulang dan berdiam diri dikamar. Bahkan ia berbohong pada Guru UKS nya tadi. Untung saja masih ada uang saku dan hp di kantungnya.
Tinggal beberapa langkah lagi untuk sampai halte tetapi lengannya segera ditarik oleh seseorang dengan kuat.
"Hei! Apa yang kau lakukan, Tuan?! Lepaskan aku!" tegasnya setelah beberapa saat sadar.
Tapi orang itu terus menariknya, membawanya masuk kedalam gang sepi dan sempit dengan cepat. Tubuhnya dihempaskan ke tembok bangunan yang tak terkena cahaya diujung sana.
"Hahaha." Tawa itu terdengar dan orang itu membuka topinya.
"Kau?!" Yuan terkejud. Orang itu...
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Fate
FanfictionSiapa dia? Teman sekolahnya? Tidak. Ia tak mengenal anak itu. Anak lelaki yang kesakitan diatas ranjang rumah sakit. Kenapa ia seperti ikut merasakannya? Kenapa jantungnya seperti tertusuk belati? Dan ketika detik terakhir nafas anak laki-laki itu...