Part 1

665 51 13
                                    

(edited)

Lelaki manis penyandang status omega itu kini tengah bersiap untuk sekolah. Merapikan buku-buku dalam tasnya lalu kembali kearah kaca, memastikan seragamnya rapi. Ia melangkah kearah nakas, meraih smartphone merahnya. Mengecek notifikasi yang telah memenuhi status bar.

Ting!

Satu lagi jenis notifikasi yang sangat ia hindari. Sungguh, ia heran dengan orang-orang ini. Butuh cara seperti apa lagi agar mereka mengerti bahwa ia menolak segala bentuk perhatian itu? Lagipula, dia bukan satu-satunya omega didunia ini. Masih banyak omega manis yang bisa dimiliki oleh para alpha sempurna itu.

"Yuan, ayo turun! Sarapannya sudah siap."

"Iya bu." Yuan segera menghapus seluruh notifikasi itu. Menaruh hpnya kedalam tas dan melangkah menuju dapur.

____Our Fate___

Yuan turun dari bus. Mengabaikan segala pasang mata yang tengah memperhatikannya, entah dalam bus ataupun halte depan sekolah. Ia melangkah pelan. Sesekali memperhatikan hp menunggu pesan dari sahabat cerewetnya. Berbelok setelah menaiki tangga dan menyusuri lorong yang sepi karena ia datang terlalu pagi.

"Yuan!" Panggilan diujung lorong sana menghentikan pergerakannya. Menghela nafas sebelum akhirnya menampilkan senyum manis. Kepura-puraan yang akan terus terjadi.

"Ya Qianxi?"

"Aku mengirim pesan tadi pagi, mengajakmu berangkat bersama. Tapi kau tidak membalas dan kupikir kau sudah berangkat. Ternyata benar dugaanku, hehe."

"Aku baru saja ingin membalas pesanmu. Maaf ya, kalau pagi aku memang tidak mengecek hp."

"Oh, iya tidak apa-apa."

Hening tercipta. Yuan gatal ingin pergi dan lari meninggalkan orang ini. Jadi untuk kesekian kalinya ia berbohong tentang tugasnya, selalu. Hingga akhirnya dengan tidak rela Qianxi berbalik dan pergi menuju kelasnya.

Yuan menghela nafas begitu sosok itu menghilang dipertigaan lorong. Ia segera masuk kedalam kelas yang baru berisikan tiga orang. Menyapa mereka sebentar lalu duduk dibangkunya.

Yuan masih tidak habis pikir dengan alpha satu itu, sungguh. Dia memang baru-baru ini mendekati Yuan -sekitar 2 bulan- namun dia adalah alpha yang paling tidak mengerti arti penolakan. Seakan hal itu hanya angin lalu dan akan kembali mencoba peruntungan keesokan harinya. Ya, dia seorang alpha. Status tertinggi dalam bangsa werewolf, yang paling berkuasa, tak bisa dibantah, dominan, dan egois. Banyak yang terkejut, karena hanya Yuan yang mampu membuat wajah menyeramkan dan dingin itu hilang. Membuat orang-orang berpikiran singkat yakin bahwa Qianxi adalah matenya.

Meski begitu banyak omega yang masa bodoh dan tetap tertarik padanya. Mencoba mendekati Qianxi dengan berbagai cara. Ingin menjadi mate atau setidaknya seseorang yang heatnya ditangani oleh alpha yang paling diminati seantoro sekolah.

Itu membuat Yuan tidak mengerti. Qianxi tetap keras kepala. Selalu mencoba berbagai cara untuk mendekatinya. Padahal dia tau, seluruh sekolah tau, Yuan tidak berminat dengan percintaan ini. Dia tidak berminat menjalin hubungan kasih apapun. Dan Qianxi seakan tidak perduli dengan peluang yang ia miliki. Bahwa ia bisa bebas memilih orang lain. Bahwa akan sangat dengan mudah untuk mengatasi rutnya jika itu orang lain. Tapi sekali lagi, ia keras kepala.

Dan seluruh pemikiran itu membuat kepalanya panas. Ia menelungkupkan kepala diantara lipatan tangannya. Yuan harus menyiapkan otaknya untuk belajar, bukan dengan segala hal yang tidak penting seperti itu. Tidur hingga bel berbunyi sepertinya boleh juga.

Our FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang