2

30.5K 518 12
                                    

Long time no see! Hahahahha udah lama ga update, sekalinya update cuma dikit doang wkwkwkwkw.

***

Setelah memastikan Gempita tidur. Damian keluar dari kamar nya dan menuju lantai bawah. Dimana kamar Tiara. Ia masuk tanpa mengetuk, Tiara yang memang belum tidur pun terkejut. Namun raut terkejut itu tergantikan oleh senyum manis nya. 

"Apa malam ini jatah ku?" tanya Tiara dengan suara sensual nya.

"Buka baju mu," perintah Damian. Tiara tersenyum, menuruti perintah Damian. Ia melepaskan gaun tidur nya disusul dengan celana dalam nya. Damian yang sedari tadi sudah menahan gairah nya akibat berdekatan dengan Gempita langsung membanting tubuh Tiara ke atas ranjang.

Damian memposisikan Tiara menungging sembari ia melepaskan celana nya. Tanpa aba-aba Damian memasuki penisnya ke dalam vagina yang sudah menganga lebar. Dalam keadaan yang kering tanpa penetrasi. 

"Akhh!!" Tiara menjerit.

Damian menggerakkan pinggul nya dengan tempo yang cepat. Sodokan penis Damian pada vagina Tiara membuat ranjang milik nya berdecit. Damian menekan belakang kepala Tiara di atas bantal dengan pinggulnya yang masih bergerak. Damian tidak menahan pinggul Tiara sehingga badannya bergerak seiring dengan sodokan kuat Damian. Selama bercinta Damian tidak pernah mau di sentah atau menyentuh. Tidak mau dicium atau mencium. Yang terpenting bagi Damian dia bisa mencapai puncak kenikmatan nya.

"Ahhhh aahh... Pelaannn...," desah Tiara. "Tuaaann... Ouuhhh."

Tiara meringis kesakitan begitu rambutnya dijambak oleh Damian membuat kepala nya mendongak ke atas.

"Peraturan nomor 2." Damian semakin menarik kasar rambut Tiara karena wanita itu tak kunjung menjawab.

"Jawab sialan!" 

"Ja-jangan mendesah," ucap Tiara. Damian semakin cepat menggerakkan pinggulnya. Pria itu menutup matanya. Bayang-bayang wajah ketakutan Gempita terus berkeliaran. Bagaimana gadis itu menunduk jika ditatap olehnya. Bagaimana lembutnya bibir Gempita padahal Damian hanya mengecupnya. Damian melepaskan penisnya dari lubang Tiara karena merasa tidak mendapatkan pelepasan.

"Puasi dia," titah Damian. Tubuh bugil itu turun dari ranjang. Berjongkok di hadapan penis Damian. Dimasuki nya penis besar itu kedalam mulut Tiara. Damian memejamkan mata begitu Tiara mengulum penisnya. Bayang-bayang wajah Gempita terus berkeliaran. Damian membayangkan bagaimana rasanya jika Gempita berada di bawah kungkungan nya. Damian menyodok keras penis nya yang berada didalam mulut Tiara hingga ujung penis nya menabrak tenggorokan wanita itu.

"Fuck!" Damian menjambak kuat rambut Tiara ketika mendapatkan pelepasan nya. Pria itu melepaskan penisnya dari mulut Tiara. Memperbaiki celana nya. Tiara masih dengan nafas terengah nya menyeka bibirnya yang terdapat cairan Damian.

Plak.

Damian menampar pipi kanan Tiara dengan kencang.

"Apa kau mau ku buang? Bokong dan payudara mu sudah tidak kencang. Vagina mu longgar. Kau tahu kan syarat untuk tetap terus menjadi pemuas nafsu ku? Perbaiki badan mu dalam sehari jika tidak ingin ku buang."

Setelah mengatakan itu Damian membanting pintu kamar itu meninggalkan Tiara yang masih terduduk tanpa sehelai benang pun.

***

Gempita menguap panjang sambil meregangkan badan nya. Gadis itu mencepol atas rambut nya dengan asal. Ia melangkahkan kakinya menggunakan piyama tidur bergambar minnie mouse dengan wajah bantal nya. Gempita masih mengantuk tapi perutnya sudah berbunyi ingin di isi. Damian menoleh begitu mendengar suara langkah kaki. Pria itu tersenyum, menyambut Gempita.

"Sudah bangun, hm?" tanya Damian.

"Lapar," kata nya dengan nada lesu nya.

"Ayo, makan. Kau ingin apa?" Damian membenahi rambut Gempita yang sedikit berantakan.

"Roti dan susu."

Damian memanggil pelayan untuk menyiapkan sarapan Gempita. Mata gadis itu terbuka dan tertutup berulang kali karena harus menahan kantuk nya. Damian mengelus pipi chubby gadis itu yang membuat Gempita keenakan. Damian tersenyum melihat sisi manja Gempita padahal baru kemarin malam gadis itu ketakutan. Damian sampai dibuat terkekeh oleh kelakuan Gempita dan itu tidak luput dari pandangan keempat wanita itu.

"Makanlah," ujar Damian begitu makanan nya sudah di hidangkan.

Gempita makan dengan kepala yang terayun-ayun. Efek masih mengantuk. Begitu meminum susunya Gempita menyemburkan susu itu dari mulut nya hingga mengenai Tiara yang berada di sebelah Gempita.

"What the--" Tiara kehabisan kata-kata. Wanita itu berdiri membersihkan bajunya yang terkena susu dengan tisu dibantu dengan ketiga wanita lain nya.

"Gempita!" 

Damian buru-buru bangun dari duduk nya menghampiri Gempita yang malah terisak.

"Hei, ada apa?" tanya Damian. Ibu jari nya mengusap bekas susu di sudut bibir Gempita.

"Hiks susu putih... Gempita gak suka... Gak enak," adu Gempita seperti anak kecil. Dirumah nya dulu Gempita selalu dimanja oleh ayahnya dan disayang. Gempita terlihat seperti anak kecil yang padahal umur nya sebentar lagi akan memasuki 17 tahun.

"Gak enaaakk!! Hikss... Gak sukaa," adu nya lagi.

"Hey, jangan menangis. Ssttt mau ku buatkan apa, hm?"tanya Damian. Pria itu dengan gagah memeluk Gempita, menenggelamkan kepala mungilnya ke dada bidangnya. Matanya menatap lembut Gempita.

"Gempita m-mau alpukat hiks... Alpukat...," ujarnya lirih. Gempita bak anak kecil yang mengadu pada ayahnya.

"Okey, sayang. Tapi, jangan menangis lagi ya?" pinta Damian, menghapus jejak air mata di pipi gadis itu. Gempita buru-buru mengangguk.

Damian beralih menatap tajam pelayan yang memberikan Gempita-nya susu.

"Keparat! Baju ku basah sialan!" teriak Tiara murka.

PROTECTIVE BASTARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang