- kembali -

597 74 22
                                    

Jisoo hanya menatap Taeyong dengan pandangan kosong dan air mata yang berlinang.
Tampaknya, maaf Jisoo sudah habis untuk suaminya.

Taeyong maju perlahan mendekati Jisoo dan meraih tangannya, "Aku...hanya tidak pandai mengungkapkan apa yang kurasakan... Aku..."

"Apa kedepannya kita akan selalu seperti ini?", sela Jisoo dengan tegas menatap mata Taeyong.

"Mak...maksudnya?", jawab Taeyong terbata-bata karena ini pertama kalinya dirinya melihat Jisoo yang begitu serius.

"Kau sadar bukan dirimu begitu sempurna, sedangkan aku adalah gadis biasa yang tidak cantik juga tidak pintar. Aku hanya memiliki seorang appa dan keluargaku juga bukan dari keluarga sosialita sepertimu", ujar Jisoo panjang lebar.

"Akan ada banyak wanita cantik yang nantinya akan mengejarmu. Jika tanggapanmu akan selalu seperti ini, bagaimana kita bisa menyelamatkan pernikahan kita nantinya?", lanjut Jisoo dengan muka memerah entah terlalu kecewa atau marah.

"Kau bisa mundur jika kau tak yakin dengan pernikahan ini, Taeyong-ssi. Lagipula kita belum mendaftarkan pernikahan kita", kata Jisoo dengan lemah.

Taeyong begitu terpaku dengan perkataan Jisoo dan belum sempat menjawab, saat dilihatnya gadis itu sudah pergi setelah memandangi wajahnya dengan malas.
Taeyong yang diabaikan begitu saja oleh Jisoo, memucat dan terkejut hingga tak bisa mengucapkan sepatah kata pun.

"Tidak, ini tidak boleh terjadi... aku mencintainya, aku mencintai gadis itu. Aku mencintai Jisoo, istriku!", batin Taeyong dengan panik.

***

Taeyong berlari mengelilingi pantai dengan panik mencari Jisoo.
Mungkin ini aneh, tapi Taeyong sudah hampir menangis saat ia tak kunjung menemukan gadisnya.

Ia terduduk lemas saat dilihatnya Jisoo duduk di atas pasir menghadap pantai dan menangis sesenggukan dengan memeluk lututnya.
Taeyong bisa mengetahuinya dengan melihat punggung gadis itu yang terus naik turun.

Taeyong memandang Jisoo dengan cemas saat dilihatnya Jisoo hanya menggunakan dress pantai dengan tali tipis dan duduk sendirian di pinggir pantai semalam ini.

Taeyong menghampiri gadisnya yang menangis sesenggukan, kemudian memeluknya dari samping, "Kumohon maafkan aku", ujar Taeyong dengan lemah.

"Aku begitu bodoh dalam hal cinta, aku tidak tau bagaimana harus mengungkapkan emosiku dan bagaimana bersikap terhadap orang yang kusayang. Aku... Kumohon maafkan aku", lanjut Taeyong.
Ia melihat Jisoo menolehkan wajahnya menghadapnya dan nampaklah mata sembab gadis itu yang begitu merah.

Taeyong melepas pelukannya sembari menghadap dan menatap mata Jisoo dengan yakin, "Aku mencintaimu Jisoo.. Kumohon tetaplah bersamaku. Aku tidak bisa hidup tanpamu"

Jisoo terperanjat dengan perkataan Taeyong, "Ada apa dengan manusia penuh gengsi ini?", batin Jisoo.
Jisoo bahkan belum menyelesaikan pikirannya saat Taeyong tiba-tiba menciumnya.

Tidak, ini bukan ciuman lembut seperti biasanya.
Taeyong melumat bibir ranum Jisoo, menjilatinya dengan lembut.

Jisoo begitu malu saat Taeyong menciumnya dengan begitu bergairah sembari berdiri diikuti oleh Jisoo yang masih juga linglung.

Jisoo sedikit panik saat Taeyong merapatkan tubuhnya dengannya.
Dapat ia rasakan milik Taeyong yang terasa begitu keras menempel di perutnya yang hanya memakai dress pantai tipis.

Jisoo melenguh, "Taeyong-ah..."

Taeyong tersadar dan melepaskan ciumannya pada Jisoo kemudian memandang gadisnya dengan penuh nafsu.

Tanpa bicara lebih banyak, Taeyong menggendong Jisoo dan berjalan dengan cukup cepat, "Kita kembali sekarang, aku benar-benar tidak tahan"

***

Taeyong memompa tubuh Jisoo dengan cepat saat dirasakannya milik Jisoo meremas miliknya.
Terasa begitu rapat, juga hangat.
Taeyong begitu terlena, hingga ia tidak dapat berpikir.

Ia sudah tidak dapat menahannya.
Ia bergerak semakin cepat dan cepat kemudian mengeluarkan seluruh cairannya di dalam Jisoo.
Ia begitu puas saat dilihatnya Jisoo hanya bisa membuka mulut mungilnya sembari menengadah saat ia berada di dalamnya.
Pertanda dirinya merasa begitu nikmat dengan permainan Taeyong.

Mereka melakukannya lagi dan lagi, Taeyong seperti tidak lelah dengan Jisoo.

***

Waktu menunjukkan pukul tiga pagi saat Taeyong berdiri di beranda sembari menatap rembulan.
Dilihatnya Jisoo yang tidur tengkurap di ranjang mereka.

Taeyong tertawa kecil karena Jisoo terlihat seperti pingsan daripada tertidur.
Dihampirinya tas kecil yang ia bawa semenjak mereka datang ke Hawaii.
Diambilnya kotak beludru berwarna biru, bertuliskan cartier, sembari berjalan pelan mendatangi Jisoo.

Diangkatnya dengan lembut tangan kiri Jisoo, lalu dipasangkannya cincin mewah tersebut di jari manis Jisoo, "Cincin yang lebih cantik, untuk istriku yang cantik", bisik Taeyong kemudian mencium lembut tangan Jisoo.

***

HEHEHE AKHIRNYA ADA WAKTU JUGA BUAT NULIS.

MAAF YA LAMA BANGET BARU KU UPDATE.

SETELAH INI AKAN ADA ENDING PART, DAN BERAKHIRLAH CERITA INI.

RENCANANYA AKU MAU BIKIN CERITA BARU, PAKAI NAMA LOKAL, TAPI CAST TETEP TAEYONG JISOO.

TAPI BELUM PASTI, MASIH MIKIR DULU WKWK

Love in Hawaii (Honeymoon Version)Where stories live. Discover now