Takdir Berkata Lain ' 12 🖋

12 1 0
                                    

Kini kehidupan Arfa berubah, ia menjalani hari demi hari dengan status barunya. Menjadi suami memang tidaklah mudah tapi Arfa akan selalu berusaha apalagi untuk kebaikan keluarganya.

Setelah acara pernikahannya ia di beri cuti oleh tante Ovi selama 10 hari. Tak banyak kegiatan yang ia dan istrinya lakukan, mereka lebih memilih untuk tidak pergi kemanapun.

Jika orang lain pasti memanfaatkan waktu itu untuk pergi honeymoon atau setidaknya liburan berdua. Bagi Arfa sendiri untuk saat ini ia belum terlalu memikirkan soal anak. Ia hanya ingin lebih mengenali lagi bagaimana sosok istrinya.

Peristiwa masa lalu mungkin jadi salah satu alasannya kenapa ia belum terpikirkan memiliki anak. Ia takut apa yang di alaminya akan terulang lagi, tak akan pernah tega anak yang tidak tahu apapun harus menjadi korban karena orang tuanya sendiri.

Elysia sendiri tidak keberatan untuk hal itu, dia sepakat untuk menjalani semuanya perlahan tidak terburu-buru. Karena selama mereka berpacaran juga tidak terlalu banyak waktu untuk bersama jadi ini kesempatan supaya hubungan mereka bisa lebih dekat lagi.

Apalagi dalam pernikahan pasti selalu ada masalah, tidak mungkin mulus tanpa adanya badai maka sebelum itu terjadi mereka sudah siap untuk menghadapinya.

3 hari mereka habiskan di rumah untuk membereskan rumah dan melakukan hal-hal yang bisa membantu untuk membuat hubungan mereka kian erat.

Tidak mungkin selama suaminya cuti mereka hanya diam di rumah saja. Akhirnya Elysia mengusulkan untuk mengunjungi rumah sanak saudara dari kedua belah pihak untuk lebih mengenal lagi.

Selain itu juga Elysia ingin mengajak suaminya untuk mengunjungi rumah ayah kandung karena ia tahu selama ini hubungan mereka tidak baik. Ia berharap setelah mereka menikah huhungan keduanya ada perkembangan.

Arfa ingin sekali menolak usulan dari istrinya tapi ia juga tak ingin mengecewakan Elysia meski berat Arfa akan mencobanya.

Melihat istrinya semangat membuat kue untuk dijadikan buah tangan selain itu sisanya mereka berencana untuk membeli di perjalanan. Arfa senang memperhatikan gerak gerik istrinya selama membuat kue seperti mendapat kesenangan tersendiri melihat kesibukan istrinya.

°°°

Tidak butuh waktu lama untuk bisa sampai di rumah ayahnya, Arfa sendiri bingung harus bersikap seperti apa nantinya kepada ayah dan keluarga barunya.

"Assalamualaikum."

Elysia berinisiatif mengucap salam lebih dulu karena sejak tadi menunggu suaminya tak kunjung bersuara. Elysia paham bagaimana perasaan Arfa saat ini bukannya dia ingin egois melakukan ini tapi maksudnya untuk memperbaiki sebelum terlambat.

"Waalaikumsalam. Loh kalian ayo masuk!"

Wahid terkejut kedatangan anak dan juga menantunya, tapi dia senang akhirnya sang putra mau mengunjungi kediamannya setelah sekian lama dia menantikan hari ini tiba.

Suasana yang awalnya canggung perlahan mencair karena obrolan-obrolan yang terbangun oleh Elysia dan mereka, Arfa hanya menimpali sesekali jika memang dia ditanya.

Respon dari ibu tirinya tidak begitu baik walaupun Elysia sudah berusaha untuk mengakrabkan diri sedangkan Arfa seakan tak peduli dengan hal itu ia acuh dengan sikap ibu tirinya.

Arfa dan Elysia memutuskan untuk pamit karena hari sudah sore. Setelah keluar dari kediaman ayahnya, Arfa baru bisa bernafas lega setelah tadi perasaannya tak menentu.

Sepulangnya berkunjung Arfa lebih banyak diam dan menanggapi obrolan sang istri seperlunya saja. Elysia sedih melihat keadaan suaminya dia tak menyangka akan seperti ini mungkin Arfa perlu waktu untuk menyesuaikan diri.

Keesokan harinya Arfa pamit untuk pergi ke rumah Ibunya tanpa mengajak istrinya. Elysia tak banyak protes dan membiarkan Arfa untuk pergi. Sejujurnya perasaan Elysia tak tenang karena sikap Arfa masih sama seperti kemarin.

Arfa sebenarnya tahu kegelisahan istrinya, tapi ia tak ingin Elysia jadi menyalahkan dirinya karena kunjungan kemarin. Ia hanya perlu waktu untuk bisa memahami situasi saat ini setelah tahu kenyataan pahit di masa lalunya.

Tak bisa untuk  memendam ataupun menyembunyikan sesuatu dari ibunya, Arfa memilih untuk menceritakan mengenai peristiwa kemarin pada ibunya siapa tahu perasaannya kian membaik.

Diam begitulah respon dari ibunya setelah Arfa bercerita tentang hari kemarin, adiknya yang biasa memberikan nasihat pun tak memberikan tanggapan apapun. Arfa merasa bersalah mungkin ibunya malah teringat tentang masa lalunya.

Evika berusaha tersenyum untuk menenangkan hati putranya. Dia bingung harus bersikap bagaimana di satu sisi dia senang anaknya mulai bisa berdamai dengan masa lalunya. Jika ada bertanya bagaimana dengan dirinya, dia sendiri pun tidak tahu pasti dengan melihat wajah mantan suaminya saja dia akan langsung teringat pada kejadian itu lagi.

"Kalau memang itu sudah jadi keputusan abang, Alea hanya bisa mendukung karena itu juga hak abang jika memang ingin memperbaikinya. Alea bangga kalau abang sudah bisa mulai berdamai dengan masa lalu walaupun itu sulit. Bagus juga idenya kak Elysia Alea aja gak kepikiran kesana. Karena aku memang gak akan berharap lebih kalau orang itu bisa berubah dan memperlakukan abang seperti anaknya yang lain. Aku tidak ingin Abang terluka lagi karena dia." Lanjutnya dalam hati, bukannya Alea tak senang mendengar kabar jika kakaknya sedang memperbaiki hubungan dengan ayah kandung sendiri tapi firasatnya tidak begitu yakin.

"Lakukan jika memang itu benar menurut kata hatimu. Jangan jadikan ibu penghalang, ibu pasti baik-baik saja."

Senyuman dan juga ucapan ibunya seolah mengisyaratkan luka yang masih tersimpan. Arfa tahu ibunya berbohong ketika mengatakan dirinya baik-baik saja dia memaksakan diri untuk menenangkannya.

Tak ingin melanjutkan obrolan itu lagi Arfa pamit untuk beristirahat di kamarnya sebelum pulang. Pikirannya masih berkecamuk tak mungkin ia pulang dengan keadaan begini itu hanya akan menambah masalah lagi.

♡♡♡

~ Takdir Berkata Lain 🖋

***

Happy Reading 🤍

Salam

Amel 🍓

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Takdir Berkata LainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang