Marcel menatapku dengan senyum nakalnya.
Topless.
Bener-bener ga ada sehelai benangpun di bagian atas tubuhnya.
"Nay..." Marcel berjalan mendekatiku, menyudutkanku kali ini di ranjang berukuran queen size miliknya. Satu lututnya bertumpu di atas kasur dan kedua tangannya mengurungku.
"Gue mau mandi, lo tunggu sini awas aja kalo kabur"
Aku menganga dan menatap Marcel tidak percaya. "Lo... Lo mau ngapain gue!"
Marcel membuka lemari bajunya yang cukup besar untuk ukuran cowok lalu melemparkan baju-baju cewek kepadaku. Baju-baju itu model croptop yang lumayan sexy, membuatku tercengang.
"Habis ini gue mau ketemu DBD di tempat tongkrongan biasa. Lo ganti baju disini, gue ganti baju di kamar mandi. Paham gak?"
"DBD?"
"Dito, Bian, Daru"
"Tongkrongan lo dimana?"
"Di Crimson Sky, daerah Kemang"
Aku menghela nafas.
"Nanti kita minum alkohol gak?"
"Nggak, nanti lo minum temulawak. Yaiyalah, pake nanya" Marcel mengambil handuknya dan berjalan kedalam kamar mandi.
"Marcel! Mending gue pulang aja" sahutku.
"Kenapa emangnya?"
"Lo lupa ya? Gue kan belom punya KTP!"
"Yaelah, gue punya orang dalem jadi lo tenang aja" jawab Marcel dari dalam kamar mandi.
"Ih, gue takut ke tempat begitu!"
"Cupu lo, tadi lo yang ngajak bolos, giliran sekarang malah gak mau" ejek Marcel.
"Kalo gue ketemu orang aneh lagi kayak di halte tempo hari gimana!"
"Ya lo teriak lah jangan diem aja. Apa lo emang suka liat barangnya?" Sahut Marcel dengan lantang.
"Sembarangan ya lo kalo ngomong! Ok gue bakal buktiin kalo seorang Naya bisa ngelindungin dirinya sendiri! Jadi lo ga perlu ngejek gue lagi"
Marcel diam-diam tersenyum geli. Membayangkan bagaimana ekspresiku saat ini yang sedang jengkel setengah mati di buatnya.
----------------
"Lah, Naya?" Heran Dito. Daru dan Bian juga terbengong-bengong melihatku.
"Oy, udah gue pesenin nih dua botol" ujar Marcel sambil mengacungkan dua botol Macallan 18yo.
"Rayna, Vinny sama Dila lagi otw kesini" Daru menyampaikan sekilas infonya pada kami.
"Jadi, kalian udah biasa kesini bareng-bareng?" Tanya ku. Dito, Daru, Bian dan juga Marcel terdiam.
"I-iya Nay, eh nggak deh" jawab Bian terbata-bata lantaran di plototi oleh ketua gengnya. Siapa lagi kalo bukan si Hell Boy Marcel.
"Gini Nay, bukannya kita gak mau ngajak lo tapi kayaknya lo gak bisa pulang malem. Jadi, kita ngga enak ngajaknya" jelas Dito dengan sangat berhati-hati.
"Makan hati, berulam jantung" kali ini peribahasa andalan Bian pun tercetus dari mulutnya.
"Apaan tuh artinya" tanya Daru.
"Artinya, udah jangan sedih-sedih kan kita mau have fun guys" ujar Bian sambil menyuruh pelayan untuk menuangkan minuman ke dalam sloki.
Menit menit berlalu, cewek-cewek akhirnya datang. Dan Rayna sangat terkejut melihatku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kala Mata Berbicara
Romance"Lo tatap mata gua. Menurut lo, gue lagi serius atau bercanda?" Aku menatap mata almond milik Marcel. Bukannya menerka tetapi aku malah terjebak pada pesonanya. Marcel mungkin serius dengan ucapannya, tetapi mulutku semakin bungkam dan enggan untuk...