"Ma, besok Adek pentas menari di sekolah. Mama sama Papa bisa dateng kan?" Celoteh Nala di saat aku, Mama dan Nala sedang sarapan pagi ini.
"Kalo Mama mungkin bisa"
"Kenapa Papa gak bisa mulu sih?"
"Soalnya Papa sibuk kerja"
"Papa temennya Nala juga kerja, tapi dia bisa nganterin temen Nala ke sekolah" ujar Nala.
"Mungkin Papanya temen Nala nggak sesibuk Papanya Nala" tutur Mama sambil menjawil pipi gembil Nala. Aku terkikik geli mendengar celotehan Nala yang cukup kritikal.
"Memang Papa sibuk apa sih Ma, sampe gak sempet ngasih waktu buat Nala?"
Mama terdiam sejenak, berusaha memberikan jawaban sebaik mungkin.
"Pokoknya Papa sibuk cari uang biar Nala dan Kakak bisa sekolah, biar Nala bisa jajan coklat sepuasnya"
Aku melanjutkan makan nasi goreng sambil menatap Mama yang terlihat lesu. Matanya terlihat sembab namun berusaha tetap tersenyum di depan Nala.
-----------
Jam istirahat di sekolah berbunyi. Seluruh siswa-siswi SMA Parama Jakarta berhamburan menuju kantin, ada pula yang menuju lapangan untuk bermain basket dan ada juga yang berkumpul di kelas.
"Guys, gimana kalo kita nobar ke bioskop hari ini? Mumpung ujian semester udah kelar" Usul Daru, anak sekelasku yang juga anggota dari geng nya Marcel.
"Boleh tuh boleh, film apaan?" Celetuk Dila, sang sekretaris kelas yang sedang menghapus papan tulis.
"Film Super Hero lah, biar seru" usul Bian, anggota lain dari geng nya Marcel.
"Kuy lah gas keun" seru Rayna. Aku yang duduk di sebelah Rayna hanya diam melihat ke sekitar. Manik mataku menangkap Marcel sedang bercanda dengan Dito.
"Lo ikut kan, Nay?" Tanya Rayna sambil menatapku. "Iya deh" jawabku ragu.
"Jadi nanti gue bonceng Dila, Bian bonceng Rayna, terus Marcel bonceng Dito-"
"Weh apa-apaan gue bonceng Dito. Masa nanti gue peluk-pelukan sama dia?" Protes Marcel yang sukses mengundang gelak tawa dari teman-temannya.
"Makannya dong lu cari cewek biar gak ngenes" sahut Daru disusul dengan sorakan dari teman-temannya kepada Marcel.
"Marcel bonceng Naya aja, dia belom dapet tebengan" usul Rayna tiba-tiba. Aku mau protes tapi serasa mati kutu saat Marcel mengiyakan lalu menatapku dengan canggung.
----------
Waktu pulang sekolah tiba, kami semua bertotalkan delapan orang; Aku, Rayna, Dila, Vinny, Bian, Dito, Marcel, dan Daru. Kami berkumpul di parkiran belakang sekolah dengan tebengan masing-masing.
Sebelumnya kami sudah berganti seragam dengan baju kasual.
"Nih, pake helm gue" tutur Marcel sambil menyodorkan helm nya kepadaku. "Lo gak pake?"
"Helem gue cuma satu, yakali kita pake berdua"
"Yaudah, gue juga gak pake" ucapku.
"Pake, kalo lo kenapa-napa gimana?" Sahut Marcel. Ia memakaikan helm nya yang kebesaran di kepalaku. "Percuma juga kayaknya, kegedean nih" protesku.
"Udah nurut aja kenapa sih lo" ujar Marcel dingin. Dengan wajah merengut aku menurutinya walaupun helmnya melorot menutupi alisku.
"Nay, pegangan Nay" sahut Rayna saat motor Bian melaju melewati aku dan Marcel yang masih mengatur posisi diatas motor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kala Mata Berbicara
Romansa"Lo tatap mata gua. Menurut lo, gue lagi serius atau bercanda?" Aku menatap mata almond milik Marcel. Bukannya menerka tetapi aku malah terjebak pada pesonanya. Marcel mungkin serius dengan ucapannya, tetapi mulutku semakin bungkam dan enggan untuk...