Shot!

14.7K 615 18
                                    

And guys... Kayaknya gue kalah deh. Youngadult aja ya🙈 Jadi buat yang umurnya dibawah 18, jangan baca ya...pliss✌️bahkan mungkin bisa lebih eksplisit 😶

•••

𝓢𝓽𝓮𝓪𝓵 𝓜𝔂 𝓖𝓲𝓻𝓵

Ringisan kecil dari bibir merah jambu milik Sajna berdesis ketika kapas yang dibasahi air dingin itu diusapkan secara pelan oleh Arbadi.

"Tahan ya," ujar Arbadi lembut.

Dering ponsel di saku celana menghentikan Arbadi sejenak untuk menanggapi panggilan tersebut.

"Apa?" lalu matanya terpejam, tersadar akan sesuatu saat mendengar maksud si penelpon. "Lo bisa ke UKS buat ambil bukunya? Gue ada urusan mendadak. Udah buruan kesini." panggilan pun diputus sepihak olehnya.

Kemudian cowok itu mengambil kapas baru dan dibasahi air es yang ia beli di kantin. Mendapat perhatian Arbadi, Sajna menggenggam tangan cowok itu yang sedang mengompres ujung bibirnya yang sobek. Menjadikan tatapan keduanya bertemu saat itu juga.

"Aku udah gak papa kok, Ar. Kamu masuk aja ke kelas." ucap gadis itu tak enak hati.

"Nggak. Gue mau jagain lo disini." tolak Arbadi tanpa ragu.

"Tapi pelajaran kamu? Pasti udah ada guru kan? Mending kamu ke kelas aja ya. Aku gak mau kamu bolos gara-gara aku." ungkit Sajna membuat Arbadi mendesah samar. Dialihkan tangannya untuk menggenggam kedua tangan dipangkuan gadis cantik yang duduk berselonjor di brankar. Ditatapnya iris jelaga jernih milik Sajna dalam.

"Nggak perlu pikirin hal yang gak penting. Buat gue, lo prioritas disini. Lagipula," netranya bergulir ke bawah dimana bagian bibir Sajna yang sobek. Arbadi mengusap tipis menggunakan ibu jarinya dibagian itu. "gue bukan cowok brengsek yang bakal ninggalin cewek terluka." kembali keduanya bersitatap. Kali ini intensitasnya lebih dalam dari sebelumnya.

"Na--ups! Sorry." seruan Jodi yang baru datang menyentak Arbadi dan Sajna yang sempat hanya diam.

Arbadi bangkit menghampiri temannya itu sedang Sajna mengalihkan wajah sejenak untuk menyembunyikan wajahnya yang sempat memanas karena tatapan Arbadi.

"Nih bukunya. Bilangin gue lagi gak enak badan." Jodi menerima buku yang diulurkan padanya sambil mengangkat ujung bibir julid.

"Bilang aja lo mau bolos."

"Hm. Terserah lo deh." tanggap Arbadi sedang tak ingin beralasan banyak.

"Iyakan. Emang lo malesan. Gue balik." pamit cowok itu kembali meninggalkan Arbadi dan Sajna di ruangan dengan sekat tirai biru muda itu.

"Lo laper gak?" sekali Sajna mengerjap kala Arbadi bertanya. Sebagai jawaban gadis itu menggelengkan kepalanya.

"Tapi gue iya Sa. Gue ke kantin bentar kalo gitu. Mau titip apa?"

"Titip doa aja semoga kamu gak ketauan guru piket." jawaban bernada kelakar itu tak pelak membuat sudut bibir Arbadi tersungging.

"Makasih doanya."

"Kembali kasih Arbadi." hanya itu keduanya saling tersenyum.

Dan ketika sosok itu benar-benar pergi, senyum manis Sajna luntur begitu saja. Kesendirian, kesunyian membuat gadis itu mau tak mau kembali mengingat kejadian beberapa menit yang lalu. Dimana dirinya kembali mendapat perlakuan tak seharusnya dari Cipta, kekasihnya sendiri.

Kesedihan itu ada. Rasa pilu seakan menerjang menyesakkan dada. Tapi untuk mengeluarkan air mata, Sajna mencoba menahan itu. Sekuat tenaga ia pendam keinginan menangis dengan pejaman mata kuat dan tarikan napas agar lebih rileks.

Steal My Girl [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang