Takut Kehilangan Keduanya

9.3K 260 14
                                    

H A P P Y R E A D I N G

𝓢𝓽𝓮𝓪𝓵 𝓜𝔂 𝓖𝓲𝓻𝓵

•••

Keadaan yang sama terulang lagi. Bahkan dengan orang yang sama. Bedanya posisi itu bertukar. Kini yang bersembunyi bukan lagi Arbadi. Tapi Cipta.

Apa yang cowok itu ucapkan tempo hari tentang dirinya yang tak mempermasalahkan dijadikan kedua benar adanya. Cipta makin hari semakin berani dengan hubungannya dengan Sajna. Lelaki itu bahkan sering membawa Sajna nongkrong dengan teman-teman barunya di kampus.

Dengarlah sayangku
Tiada yang lain saat ini
Engkaulah yang ada dihati
Engkaulah yang ada dihati

Duhai kekasihku
Hanyalah dirimu yang ku mau
Tiada yang lain dihati
Selamanya hanya dirimu

Lagu dari Judika yang berjudul Bukan Rayuan Gombal itu dinyanyikan oleh beberapa cowok, salah satunya Cipta yang diiringi gitar yang dimainkan salah satu dari mereka.

"Aku banget lagunya." bisik Cipta kemudian mengecup pipi Sajna. "Udah abis? Mau pesen apa lagi?" Sajna menggelengkan kepala.

"Engga. Udah kenyang."

Dering ponsel milik Sajna terletak diatas meja mengalih atensi keduanya pada benda pipih itu. Posisi ponsel yang menengadah memperlihatkan nama sang pemanggil.

Arbadi is calling...

Sajna melirik Cipta untuk melihat reaksi cowok itu. Namun seperti biasanya, cowok itu tidak memperlihatkan ekspresi cemburu atau marah. Cipta mengambil gelas ramping didepannya dan menyesap isinya melalui pipet.

Sajna beranjak menjauh dari kumpulan Cipta untuk mengangkat panggilan.

"Halo."

"Kamu lagi ngapain?" Sajna menelan salivanya sulit.

"Uhm, aku..aku lagi tiduran. Aku lagi datang bulan soalnya." dustanya. Meskipun mengenai menstruasi dia jujur, tapi tetap saja ada kebohongan yang terselip disana.

"Kamu dimana?" intonasi suara Arbadi terasa dingin di telinga Sajna. Biasanya cowok itu akan menawarkan banyak hal bila mengetahui Sajna yang terbaring karena siklus menstruasinya. Tapi kali ini, cowok itu sedikit berbeda.

"Di kosan. Kenapa?"

"Aku gak tau hal apa yang bikin kamu bohong sama aku. Jadi, pilih aku yang cari tau sendiri, atau kamu yang pulang sekarang dan kasih tau alasan kamu bohong kaya gini." Sajna gemetar takut dengan degup jantung yang menggila.

"Badi... A-aku.."

"Pulang. Aku udah di depan kosan kamu." Bip.

"Ketahuan ya?" interupsi Cipta yang entah sejak kapan sudah didekatnya.

"Cipta, aku harus gimana?" tanyanya gamang dan takut.

"Biar aku yang ngomong langsung ke dia." Belum sirna keterkejutannya akan telepon Arbadi yang diterimanya, Cipta malah semakin menambah letupan kejut itu semakin berlipat-lipat.

Sajna bergeleng cepat.

"Enggak. Aku gak mau kalian berantem nantinya."

"Gak usah khawatir sayang. Ayo." Cipta membawa Sajna dengan mobilnya menuju ke kosan cewek itu.

•••

Tiba didepan bangunan tiga lantai itu, dari dalam mobil Sajna dapat melihat Arbadi yang berdiri didepan pagar kosannya menunggu.

Steal My Girl [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang