Dilamar

8.7K 370 11
                                    

𝓢𝓽𝓮𝓪𝓵 𝓜𝔂 𝓖𝓲𝓻𝓵

•••

Sajna baru saja selesai mandi dan memakai set piyama pendek satin berwana baby pink dengan atasan crop juga bahu terbuka, dan celana sebatas bawah bokongnya terpakai sempurna.

Bertepatan dengan itu, ponselnya berdering menandakan panggilan masuk. Setelah dicek, nama Arbadi terpampang pada layar handphonenya.

"Hei,"

"Uhm." sambil menjawab cewek itu berjalan ke arah meja riasnya untuk menyisir rambut dan memakai seperangkat perawatan kecantikan.

Sajna meletakkan benda pipih yang kini sedang melakukan panggilan video dengan Arbadi menyandar apik, agar tidak jatuh. Sambil sibuk dengan aktivitas rutinnya itu, ia meladeni cowok yang tampak tengah memperhatikannya diseberang sana.

"Baru selesai mandi?"

"Iya. Pas banget aku keluar kamar mandi kamu telpon."

"Pantes seger banget kelihatannya. Bikin pengen."

"Pengen apa?" Sajna meladeni santai. Cowok itu memang sering begitu makin kesini.

"Pengen kamu."

"Ya sini. Bantuin aku pake handbody dipunggung. Kalo gak ada kamu susah. Tangan aku gak nyampe." setiap Arbadi berkunjung, seperti menjadi kebiasaan cowok itu akan membantunya memakai handbody terutama dibagian yang sulit ia jangkau sendiri.

"Ah kamu mah Sa. Bikin makin traveling."

"Apaan sih. Minta tolong pakein handbody aja bahasanya ke traveling-traveling. Kamunya aja yang kemana-mana tuh pikirannya." kekehnya. Sajna tidak tahu saja Arbadi mati-matian menelan salivanya saat melihat senyumnya yang khas menawan.

"Oiya, soal berita yang lagi heboh di sekolah itu, David temen kamu bukan sih?"

"Iya Ar. Aku juga kaget banget waktu pertama kali lihat beritanya."

"Emang dia gimana orangnya selama deket sama kamu?"

"Baik. Dia itu temen pertama yang aku dapat waktu kelas sepuluh. Makanya aku nyaman temenan sama David."

"Kalo sama aku nyaman gak?" Sajna yang tadi sibuk dengan pelembab wajah menatap ke layar ponsel dimana Arbadi pun tengah menatapnya.

"Kalo gak nyaman, aku mana mau sama kamu." Arbadi layaknya anak kecil dirayu eskrim, wajahnya langsung tak bisa menyembunyikan tarikan senyum.

"Bisa banget pacar aku ngomongnya. Belajar dari siapa sih?"

"Dari masternya. Arbadi." selintas, gara-gara Arbadi membahas tentang kasus David, Sajna mengingat sesuatu. "Badi, aku mau cerita sesuatu ke kamu."

"Apa?"

"Tapi kamu jangan bilang siapa-siapa ya?"

"Iya."

"Janji lho?"

"Iya Sayangku. Apa?"

"Jadi kemarin itu, aku gak sengaja denger obrolan Cipta sama temen-temennya pas nongkrong di belakang sekolah. Entah gimana bilangnya, pokoknya obrolan mereka itu kayak ngebahas tentang seseorang yang entah kenapa aku yakin banget itu soal David."

"Emangnya apa yang bikin kamu seyakin itu?"

"Jadi, David inikan salah satu temen mereka juga. Aku juga gak ngerti kenapa orang se-positif David mau ikut-ikutan geng gak jelas itu. Makanya dari awal aku selalu nasehatin dia buat gak terlalu deket sama Cipta dan temen-temennya. Tapi dia gak pernah dengerin. Ujung-ujungnya dia selalu nanya balik, Lo sendiri kenapa mau jadi pacar Cipta? Kan sebel akunya."

Steal My Girl [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang