paper six.

2 1 0
                                    

Cerita ini tidak cocok untuk anak usia 13 tahun kebawah karena mengandung kata kasar serta kekerasan. Pembaca diharapkan dapat mengawasi anak, adik, atau keponakan dalam penggunaan gadget. Pintar-pintarlah memilih apa yang Anda baca dan jadilah pembaca yang bijak.
















Matahari mulai terbenam. Langit bersemu jingga. Indah dipandang akan tetapi tidak untuknya. Ia bergegas pulang dengan sangat terburu-buru. Ia memasukkan tas hitamnya kedalam mobil bukan, Ia melemparkannya. Tatapannya tak dapat lepas dari jam tangan perak di tangan kirinya. Kemudinya melaju begitu cepat. Hampir tidak pernah menginjakkan kaki kearah rem.

Sekelebat cahaya berwarna kuning menerangi bagian depan mobilnya. Pengelihatannya samar-samar menatap depan. Hitam, hanya hitam yang dapat dilihatnya saat ini. Terdengar suara tabrakan dari arah kanan atau arah Ia duduk saat ini, tepat di kursi supir. Ia tidak dapat melihat remnya dimana. Mobilnya tertabrak oleh motor besar yang entah siapa pemiliknya. Ia mengedip-kedipkan kedua matanya berusaha menerima cahaya yang ada.

Mobilnya aman, tidak ada kerusakan parah. Hanya saja spion bagian kanan terlepas dari tempatnya. Keluar dari mobilnya dengan perasaan kesal Ia mendapati sebuah cincin tergeletak didekat ban kanan mobilnya. Awalnya ia ingin mengembalikan cincin tersebut tetapi ada sesuatu yang aneh dari cincin itu. Ia memutuskan untuk menyimpannya pada saku bajunya kemudian menelepon salah satu pekerja untuk menjemputnya pulang.

Sementara di sisi lain dunia. Di sebuah tempat yang jauh dari kerumunan warga tepatnya di atas puncak gunung Ahengkara, kediaman keluarga Benjamin, Raras dan Sarayu sedang mengkhawatirkan keadaan kakak laki-lakinya tersebut. Sejak matahari hendak membenamkan diri, sang kakak sudah berdeklarasi menyuruh mereka untuk segera pulang untuk menyelidiki beberapa kasus yang di dasari atas kecurigaan Raras.

Tidak ada ketukan atau suara mobil atau pelayan yang membukakan pintu. Hingga terdengar sesuatu pada pintu utama kediaman tersebut. Orang dibalik pintu tampak terburu-buru hal itu dapat dipastikan dari suara ketukan pintunya yang begitu cepat dan tidak beraturan. Bahkan mungkin Ia sedang mengetuk dengan kedua tangannya sekaligus. Budhe, beberapa pelayan, Binar, Sarayu, dan Raras mendekati pintu.

Salah satu pelayan membuka pintu tersebut. Terdapat satu supir berdiri di depan pintu tersebut. Nafasnya tampak tersenggal-senggal. "Tuan Joseph sudah datang," ucapnya setelah mengebut dijalan untuk mencapai ke puncak secepat mungkin. Tepat setelah laporan supir tersebut Joseph keluar dari belakang punggung sang supir dengan jas yang sudah dilepas menyisakan kemeja biru muda dan dasinya yang masih bertengger manis ditempatnya.

"Akhirnya pulang juga," seluruh orang rumah menghela napas seraya mengelus dada setelah mengetahui bahwa Joseph masih hidup.

Semua orang masuk kembali ke dalam rumah kecuali sang supir yang harus memarkirkan mobil yang digunakan untuk menjemput Joseph. Mengenai mobil yang tertabrak tadi, Joseph memanggil orang bengkel untuk segera memperbaiki mobil tersebut walaupun tentu saja mobil itu harus menginap satu hari satu malam sebelum akhirnya dapat kembali sempurna seperti semula lagi.

Joseph memasuki ruangan kerjanya. Ia meletakkan jasnya ke sebuah gantungan baju. Duduk di kursi kerjanya, Joseph mulai menyalakan beberapa perangkat elektronik, komputer dan perangkat tambahannya. Raras dan Sarayu yang membuntutinya menuju ruang kerja kini duduk di sofa samping meja kerjanya.

"Okay, let's start this." (Ok, ayo kita mulai) ucap Joseph memulai pembicaraan. "Ok, dimulai dari Raras, what you've found?" (apa yang sudah kamu temukan) ucap Joseph menunjuk adiknya, Raras untuk menjabarkan hasil penyelidikannya terhadap kecurigaannya belakangan ini. Raras menghela nafasnya sebelum mulai berbicara.

"Aku tahu ini aneh tapi aku merasa kita telah terkepung oleh para amatir Mahaprana dan Esa Birawa sedang berada dipuncak kejayaannya sebagai salah satu pendatang baru pria di bidang modelling yang sangat memungkinkan untuk bertemu langsung dengan mbak Yu yang merupakan model perempuan yang juga sedang naik daun, itu mungkin salah satu rencana dari Esa untuk menghancurkan mbak Yu."

Penuturan singkat dari Raras langsung di sela oleh Sarayu tepat setelah namanya terpanggil, "Jika memang itu strateginya untuk apa para amatir itu? Oh, dan satu lagi yang aku ragukan, kejayaan Esa Birawa, itu tidak mungkin bertahan lama."

Joseph tampak berpikir. Penuturan kedua adiknya begitu kontras. Raras tampak sangat ketakutan sementara, Sarayu tampak tenang dan acuh. Ia pun mulai memberi pendapat, "Tidak ada yang tidak mungkin, kejayaan Esa adalah bentuk gertakan dan bisa jadi itu adalah taktiknya, kemudian amatir, mereka dikerahkan hanya untuk merusak fokus kita."

"Bentar deh, Mas, bisa jadi ini untuk menggali informasi dan para amatir sebagai informannya dan untuk Esa, Ia pertama kali muncul di majalah iklan makanan dan kini dijadikan model eksklusif salah satu majalah, ini saja sudah aneh mengingat Esa adalah seorang businessman yang hanya mengurus restoran milik ayahnya."

Mereka mulai berpikir keras. Jawaban sangat sulit didapatkan. Esa Birawa memang penuh teka-teki. Kemunculannya yang begitu tiba-tiba dan seolah tidak ada ketakutan seperti beberapa tahun yang lalu memunculkan tanda tanya baru bagi Keluarga Benjamin. Apakah ini masa kejayaan bagi pemerintahan Mahaprana? Apakah ini akhir dari kejayaan Benjamin? Untuk apa kami harus ketar-ketir seperti ini menghadapi pisau tumpul tak pernah diasah seperti Esa?

Joseph membersihkan tenggorokannya dengan air mineral yang disediakan di mejanya. Ia beranjak dari tempat duduk dan berjalan sepuluh langkah menuju gantungan bajunya. Saku jas dirogohnya, Ia ingat akan cincin aneh yang Ia temukan saat kecelakaan tadi.

"Ayu, Raras, lihat cincin ini."

Sarayu dan Raras yang tadinya serius berpikir, bubar ketika sang kakak memanggil. Mereka berdua mendekati Joseph. Mereka menatap sebuah cincin dengan bahan yang aneh. Begitu terkejut menatap cincin kecil tersebut. Cincin yang sama seperti milik mereka namun ada yang berbeda.

——

Mimpi aneh Sarayu, kepungan dari Mahaprana, dan cincin aneh? Apa yang kira-kira akan terjadi?
Dukung cerita ini dengan memberikan vote dan komentar yang membangun, ya!

ring of the honesty. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang