6 dari 7

1 0 0
                                    

" gw mau kasih pelajaran ke Lo karena masih deketin Rayhan" katanya mengeluarkan beberapa telur dan tepung dari dalam tasnya.

mereka mau ngapain kok Lina bawa-bawa telor sama tepung, masa iya mereka mau ngajakin gw masak-masak buat bikin martabak.

" kalian kalo main-main ajak kita kenapa " katanya.

ternyata Vito dan gangnya, ya ampun gw harus apa? mulut gw ditutup kaya gini, gw ga bisa teriak nafas gw juga sesak.

sekolah bener-benar sudah sepi tidak ada lagi murid yang berkeliaran disini.

gw harus apa? apa Rayhan udah balik? tolong gw, siapapun tolong gw.

seketika mereka mulai melempari aku dengan telur, soda, air mineral dan tepung.

Aku tidak bisa berontak dengan posisi lengan dan kaki yang sudah terikat tali kencang ini aku pusing, lemas dan sesak karena tepung aku mulai goyah dan akhirnya aku terjatuh di tanah pandanganku kabur.

aku sangat lemah, tetapi dengan senangnya aku merasakan tetesan tetesan air hujan ditanganku ternyata hujan mulai turun dan semakin derasnya tetapi tidak tahu mengapa tetesannya kali ini benar-benar dingin, aku tidak kuat menahan kedinginan ini walau untuk sebentar dan aku sulit beranjak dari posisi ku sekarang untuk bergeser ke tempat untuk berteduh.

Sedetik kemudian aku merasakan kehangatan menyelimuti tubuhku ternyata ada seorang pemuda memelukku, entah siapa dia aku tidak tahu karena pandangan ku kabur.

" za, Lo harus bertahan demi gw " katanya, lalu aku tersadar ternyata Rayhan, dia belum pulang seketika dia membawaku ke tempat teduh agar aku tidak kehujanan lagi dan dia mulai membuka ikatan tali pada lengan dan kakiku juga membuka lakban dimulutku.

" bilang sama gw siapa yang giniin lo za? " tanyanya menangis sontak membuatku membuka mulut.

" jangan nangis " kataku gemetar kedinginan, Rayhan hanya menggeleng dan masih menangis memelukku

***

kami sampai dirumah, aku hanya bisa terdiam menatap wajah Ray yang penuh dengan penyesalan.

" kenapa? " kataku membuatnya perlahan meneteskan air mata.

" kenapa harus Lo yang kaya gini? dan bukan gw? hikss " jawabnya membuatku tersenyum simpul dan menjawab.

" kalo Lo yang ada diposisi gw sekarang nanti malah gw yang tambah sakit karena ga bisa ngeliat Lo " kataku membuatnya tersenyum mesti air matanya tidak kunjung berhenti, lalu aku menyekak tangisnya dengan lenganku.

" gapapa gw kuat kok" sambungku tersenyum lalu dia membalas senyumku dan berhenti Menangis.

" siapa yang bikin Lo kaya gini?" tanyanya membuatku dan Rayhan berhenti tersenyum. kakak kebiasaan dah kalo masuk kaga ngomong dulu udah kaya setan.

" ga usah diperpanjang deh kak" kataku yang sudah bosan untuk memperpanjang semua ini.

" apanya yang ga harus di perpanjang? ini itu pembullyan dan harus dilaporin biar mereka semua kapok za" jawabnya yang membuat suasana semakin tegang.

" jawab aja za, siapa yang ngebully Lo? jangan takut " mintanya, Rayhan benar-benar membuatku tenang lalu aku menjawab pasrah.

" gang Lina sama gang Vito " kataku, lalu kak Candra pergi begitu saja membuatku khawatir.

" Ray gimana nih?" tanyaku panik karena melihat kemarahan Dimata kak Candra sebelum pergi tadi.

Hujan penantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang