4 dari 5

1 0 0
                                    

" kenapa Ray?" tanyaku membuatnya sontak menatapku dengan datar.

" sepi banget za" jawabnya membuatku tertawa kecil melihat wajahnya yang begitu terkejut. " kok ketawa sih?" tanyanya membuatku berhenti tertawa.

" gapapa lucu aja liat ekspresi Lo yang kaya gitu" jawabku membuatnya sontak mengangguk menandakan dia mengerti perkataan ku. " gw mau ke rumah pohon, Lo mau ikut ga? " tanyaku.

" what? rumah pohon itu lagi? " katanya yang mengekspresikan seperti orang yang terkejut sekaligus heran. kenapa harus kaget atau heran?.

" ga boleh " jawabnya tegas, aku tahu apa yang dia takutkan jika aku kerumah pohon itu lalu aku bertanya seakan tidak mengerti apa maksudnya.

" kenapa ga boleh?" tanyaku seketika aku melihat kakakku sudah berdiri didepan pintu rumah sambil menatap kami dengan tatapan tajam. kok dah balik sih? bukannya masih lama baliknya? terus kenapa lagi tuh muka kaya mau makan orang.

" kak Lo dah balik?" kataku Menghampirinya seketika wajahku menghantam entah apa itu yang aku tahu ini sangat sakit. oh, ternyata kakak menamparku keras. nih bocah kenapa dah dateng-dateng maen nampar aja? mana sakit lagi. Skip gw cuma bercanda.

" Lo kemaren malem ke diskotik kan?" tanyanya membuatku terkejut. diskotik? boro-boro gw ke diskotik, ke rumah pohon aja dah kaya anak kecil dilarang Mulu.

" ngapain za?" tanyanya kesal dengan mencengkram kedua bahuku, sakit. baru kali ini kakak semarah ini kepadaku.

" gw ga kesana" jawabku benar-benar jujur lalu kakak melepas cengkramannya dan menghampiri Rayhan.

Entah apa yang kakak akan lakukan kepadanya tetapi Rayhan begitu tenang sedangkan dia tahu bahwa kakak sedang marah. dia bodoh atau bego sih bisa tenang kaya gitu?.

" dia ga salah dan mungkin Lo salah liat kak. " katanya membuatku sedikit cemas karena mungkin sebentar lagi kakakku akan mengetahui apa yang sebenarnya terjadi kemarin.

" salah liat Lo bilang?" kata kakakku yang membuat jantungku hampir loncat. mana bisa loncat dah nih jantung, dikira kodok kali, oke sorry ga ada waktu buat ketawa.

" iya, karena kemaren Lo ga tau apa yang udah terjadi sama canza" jawabnya.

" canza digangguin anak kampung sebelah" sambungnya. sontak kakak menoleh ke arahku. dasar rayhan dodol kenapa Lo harus bilang sih? mamam dah gw seharian dengerin Omelan kakak gw.

" dia masuk rumah sakit, liat aja tuh jidatnya kaya mangga Mateng kaya gitu" katanya membuatku tidak bisa berkutik lalu kakakku mengangkat dagu ku agar menatapnya lalu dia mengatakan kata yang sedari tadi aku takutkan.

" kenapa jidat lo?" tanyanya. Duh kena nih gw

" gw___ " kataku gugup dan tidak tahu harus menjelaskan apa dan harus dari mana. za ayo mikir buru.

Hujan penantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang