5 dari 6

1 0 0
                                    

" percuma ngomong sama Lo " katanya menjauh. " siapa? " sambungnya menatap ke arah Rayhan.

" Dirga gank anak kampung sebelah" jawabnya seketika aku mendapati kakakku sudah tidak ada diantara aku dan Rayhan lalu aku melihat kakakku pergi keluar entah kemana dia akan pergi, aku menginjak kaki Rayhan karena kesal lalu ia meringis kesakitan.

" payah " kataku langsung masuk kamar meninggalkan dia sendiri.

***

keesokan harinya aku bergegas ke sekolah bersama kakakku dengan motornya aku tidak tahu apa alasannya kenapa hari ini kakakku mengantarkan ku ke sekolah? padahal aku masih menaiki sepedaku untuk pergi ke sekolah. ini tidak seperti biasanya.

" kak, padahal gw bisa aja berangkat sendiri naik sepeda, ga usah di anter kaya gini " kataku. kakakku hanya terdiam, Lo budek apa gimana sih kak?.

Terserah padanya aku sudah lelah berfikir dan bertanya pada orang yang tidak pernah menjawabnya, kali ini aku hanya butuh ketenangan.

hari ini sekolah terlihat sedikit sepi tidak seperti biasanya dari kejauhan aku melihat seorang pria menghampiriku ternyata dia.

" pagi za " katanya tersenyum.

" pagi " jawabku singkat dan membalas senyumnya.

" gimana Ray Lo udah cari cowo yang nyelamatin canza? " sambar kakakku yang membuat ku terkejut. cari cowok itu?

" iya kak, dia sekelas sama canza kelas 3 IPS 1" jawabnya.

aku menyambar katanya " sekelas sama gw? tapi gw ga pernah liat dia di kelas dan di sekolah ini " tanyaku lalu Rayhan tersenyum.

" dia baru masuk kemaren" jawabnya membuatku seketika mengangguk.

Tidak lama setelah itu pemuda yang kami bicarakan lewat tepat dihadapan kami.

" sorry, bentar" kataku lalu pemuda itu terhenti lalu menoleh ke arahku. " Lo yang udah nolongin gw waktu itu kan? " tanyaku.

" sorry, gw ga pernah nolongin orang apa lagi Lo, mungkin Lo salah orang" katanya lalu pergi dengan santainya.

" Njir jutek banget dah, berasa ketemu pok Ida " kataku kesal karena kelakuan pemuda tadi sontak kakakku dan Rayhan tertawa. apa yang lucu coba? ga jelas. " kenapa ketawa? emang ada yang lucu? " tanyaku kesal.

" engga ada yang salah dan tadi itu Lo emang ketemu pok Ida " kata Rayhan yang terus tertawa dengan kakakku dan yang membuatku kesal lalu menuju kelas ku.

***

aku sudah beberapa hari tidak mengunjungi rumah pohon itu, rasanya sudah bertahun-tahun tidak kesana aku sangat merindukan hujan, senja dan menanti malam yang akan ditemani bintang dan bulan yang bersinar, seketika lamunanku buyar melihat Lina and the gang menatapku tajam.

" kenapa? " tanyaku.

" pulang sekolah temuin kita di belakang sekolah " jawab lina.

" mau ngapain? " sambar ku penasaran dengan permintaannya lalu mereka pergi tanpa memberiku keterangan lebih lanjut.

setelah itu bell masuk berbunyi dan semua siswa masuk kelas termasuk pemuda yang menolong ku dan dia duduk dibelakang bangkuku dengan tatapan dingin, aku berusaha tidak perduli dengannya karena masih kesal dengan sikapnya tadi. cowo nyebelin.

***

aku menunggu Lina dan gang nya sejak bell pulang di belakang sekolah seperti apa yang mereka janjikan tadi, tetapi mereka tidak kunjung datang seketika aku mendengar ada yang menuju kemari, ya itu mereka datang.

" mau ngapain? gw harus cepet-cepet pulang" kataku lalu Deli dan Riska memegang kedua lengan ku sontak aku terkejut lalu berusaha melepaskan diri tetapi tidak berhasil.

Hujan penantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang