3 dari 4

1 0 0
                                    

aku terpaku dan bingung harus apa, aku melihatnya semakin lemah dan beberapa kali terjatuh karena pukulan para 5 pemuda itu.

Dengan tekad aku mengambil potongan balok kecil dipinggir sepedaku lalu memukul pundak kanan pemuda #3.

aku fikir setelah itu pemuda #3 itu akan pingsan seperti yang sering aku lihat di tv ternyata itu tidak terjadi setelah itu pemuda #3 mendorong ku seketika aku merasakan benturan keras dikepalaku pandangan ku kabur lalu aku mendengar suara Rayhan memanggil namaku.

" Canza" katanya mendengung ditelinga ku seketika aku merasakan keramaian di sekelilingku.
sebenarnya apa yang terjadi?

***

banyak sekali bau kimia dan obat-obatan disini aku sangat lemas sampai tidak bisa membuka mataku walau sebentar.

" canza, sadar kenapa sih hikss" katanya bergaung ditelinga ku, seperti seorang pria yang sedang menangis dan aku sangat familiar dengan suaranya.

" canza gw disini" katanya yang terus membuatku bingung.

sebenarnya siapa pria itu? aku terkejut saat membuka mataku perlahan lingkungan disekitarku kabur aku hanya melihat warna putih saat aku membuka mataku lalu aku mencoba menggerakkan kepalaku ke kanan lalu aku terkejut mendapati seorang pria menunduk sambil memegang lengan ku.

sepertinya dia menangis aku berusaha menyentuh kepalanya agar dia melihat wajahku.

" canza, Lo gapapa?" tanyanya, ternyata Rayhan, dia terisak-isak menangis seketika aku membuka mulutku.

" ya" kataku singkat, dia terus menangis dan terus-menerus mencium punggung lengan ku dengan mata bersalah dan penuh penyesalan lalu dia mengatakan hal yang membuatku semakin ingin menyekak tangisnya.

" gw nyesel, ini salah gw karena ga bisa jagain Lo kaya janji gw pas itu" katanya terisak-isak menangis.

" maafin gw za" sambungnya lalu aku bicara padanya untuk menenangkannya.

" bukan salah Lo" kataku seketika Rayhan memelukku.

" gw minta maaf" tangisnya ditelinga ku sepertinya dia sangat menyesal tetapi bagaimanapun ini bukan kesalahannya dia menangis di pelukanku lalu aku tersadar bahwa tadi ada seorang pria yang menyelamatkanku, tetapi dimana dia? apa dia sudah pergi? dan apa dia baik-baik saja? aku belum sempat mengucapkan terimakasih padanya, dan siapa namanya? entahlah yang pasti dia adalah pria baik.

keesokannya aku pulang kerumah diantar oleh Rayhan yang sedari kemarin menemaniku dirumah sakit sampai aku pulang, karena kakakku tidak tahu apa yang sudah terjadi kepadaku karena dia sedang berada diluar kota saat ini dan aku juga meminta agar Rayhan tidak memberi tahu kakak soal ini.

aku tahu apa yang sudah aku lakukan, ya aku sedang berbohong lagi. lagi dan lagi tetapi apakah salah? apakah yang sudah aku lakukan itu salah? karena aku tidak ingin membuat kak Candra khawatir? dia selalu mengatakan hal yang tidak ingin aku dengar dan merasa bersalah.

" za, kalo Lo bohong gw ga akan marah kecuali Lo cerita sendiri, sebelum gw tau sendiri atau dari orang lain. oke" katanya yang aku anggap benar-benar mengusikku dan bergaung ditelinga ku.

" za?" katanya yang membuyarkan lamunanku.

" kenapa? " jawabku dengan pertanyaan, Rayhan hanya tersenyum senyum apaan dah itu?  apa dia senang karena aku sudah boleh pulang? entahlah, ternyata tidak semua ekspresi wajahnya yang bisa aku baca dengan jelas.

" gapapa" katanya lalu kami masuk dan duduk di ruang tamu, aku melihat Rayhan yang sedikit termenung menatap dan melihat ruang yang kosong dan senyap.

Hujan penantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang