2 dari 3

2 0 0
                                    

karena banyak kejadian yang menimpaku saat dia tidak bersamaku itu karena beberapa kebodohan dan kekonyolanku itupun tidak disengaja, tetapi dia tidak ingin mendengarkan alasan apapun dariku, dasar Rayhan yang penakut .

" ini mau magrib tau" katanya yang membuat lamunanku buyar.

" iya" kataku singkat. Rayhan semakin kesal.

" balik ayu, ganti baju Lo juga, basah kaya gitu, kalo sakit gimana?" katanya membuatku tersenyum simpul.

" iya jelek, kaya pok Ida lo " kataku singkat. Rayhan tersenyum simpul.

" tapi kenapa Lo suka banget sama tempat ini?" tanyanya bingung sambil mengangkat alisnya dan menyatukannya menjadi satu lalu aku tersenyum.

" Lo ga bakal tau maksud gw" jawabku menuruni tangga rumah pohon satu-persatu.

" makanya bikin gw tau apa maksud Lo" katanya melihatku dari atas rumah pohon.

" nanti aja" kataku singkat lalu berjalan menjauhi rumah pohon.

" kapan?" teriaknya menunggu kataku selanjutnya lalu aku pergi meninggalkannya, aku rasa dia kesal saat ini karena aku tidak menanggapinya tadi.

***

keesokan harinya aku langsung bergegas menuju sekolah dengan sepedaku karena kampusku tidak jauh dari rumahku.

ini masih jam 6 pagi sedangkan jam masuk sekolah jam 7 aku sengaja berangkat lebih awal karena ingin menemui Rayhan yang mungkin masih marah saat ini karena persoalan kemari di rumah pohon.

Dalam jalan yang cukup ramai aku mengambil jalan tikus untuk cepat sampai ke sekolah. aku melihat 5 orang pemuda dihadapan ku yang menghalangi gang kecil ini lalu aku refleks langsung bergegas turun dari sepedaku dan menuntun sepedaku disampingku.

saat aku melirik tatapan mereka yang tajam aku sudah tahu apa yang akan mereka lakukan tetapi aku tetap melewati jalan ini dengan menunduk sambil menuntun sepedaku.

aku sangat gemetar tetapi aku memberanikan diriku agar tidak takut.

" permisi" kataku yang berada 3 jengkal didepan mereka memintanya untuk membelah barisan mereka agar aku bisa melewatinya. tapi mereka diam dan tersenyum jahat ke arahku.

" bisa minggir ga?, gw mau lewat" kataku yang kesal dan berani menatap pemuda yang berada dihadapan ku.

" berani banget Lo nyuruh gw kaya gitu" kata pemuda #2 membuat ku gugup.

dalam batinku siapa yang larang ? pok ida? mereka memang bodoh tetapi aku tidak ingin masalah ini memanjang.

" sekarang mau Lo apa? gw lagi buru-buru" kataku yang tidak tahu secara tiba-tiba terlontar keluar dari mulutku begitu saja.

tidak bisa diajak kompromi, seketika mereka telah mengepungku dalam satu kedipan saja. bagaimana ini?

" abisin aja nih cewe" kata pemuda #1 yang membuat ku menciut seperti keong yang ketakutan.

aku mendengar langkah kaki seseorang yang mendekatiku, apakah itu Rayhan? seketika aku menoleh kebelakang dan mendapati pemuda berkaus putih dan bercelana jeans hitam dengan model sobek di dengkulnya.

" lepasin dia"

" katanya, seketika membuat suasana ini semakin tegang dalam sekejap 5 pemuda itu berdiri dihadapannya rasanya aku ingin sekali pergi tetapi aku tidak mungkin meninggalkan pemuda yang sudah menolongku.

" ngapain masih disitu? pergi buru" katanya seketika aku menatapnya dan mereka berkelahi dengan satu kedipan ku.

Hujan penantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang