"Gugup sekali," komentar Haruto seraya mematikan mesin mobilnya.
"Ada Haechan," ujar Ryujin pelan.
"Dari mana kau tahu?"
Ryujin menunjuk sebuah mobil putih yang terparkir tidak jauh dari mobil mereka. "Mobilnya."
"Baguslah. Ayo masuk." Haruto turun duluan dari mobil.
Setelah mengumpulkan keberanian, Ryujin akhirnya turun lalu jalan bersampingan dengan Haruto memasuki restoran milik keluarga Felix.
"Yo! Haruto, artis terkenal kami!" seru Renjun yang tengah duduk bergabung bersama anak-anak lain di sebuah meja besar yang telah disediakan.
Lirikan Ryujin jatuh pada bagian sudut meja yang ditempati oleh Haechan, duduk bersampingan dengan Karina. Dalam hati Ryujin bersyukur tidak ada Jungwoo di sini. Jika ada, dia pasti sudah melabrak Haechan.
"Ryujin, Haruto! Duduk di sini." Winter menunjuk dua tempat kosong di sebelahnya. "Hyunjin sedang ke toilet sebentar."
"Hyunjin ada?" Ryujin bertanya sembari duduk di sebelah Winter, disusul dengan Haruto yang menduduki kursi kosong di samping Ryujin.
"Iya. Tunggulah sebentar, dia pasti akan segera kembali."
Winter tahu jika Ryujin dan Hyunjin dulunya dekat. Dia juga menyaksikan adegan Hyunjin mencium bibir Ryujin saat di aula dulu. Namun, baginya itu semua hanya masa lalu. Ia tak mempermasalahkan sama sekali.
"Datang bersama?" Karina bertanya pada Ryujin dan Haruto. Wanita cantik itu duduk berhadapan dengan keduanya.
"Iya. Kebetulan Haruto tidak memiliki teman untuk datang," jawab Ryujin mencoba tenang meski hatinya saat ini sedang memberontak karena kedekatan Haechan dan Karina.
Haechan sendiri hanya sesekali melirik Ryujin. Ia lebih tertarik pada gelas berisi jus apel di hadapannya.
"Mbuuuuul!" pekik Hyunjin sembari menepuki punggung Ryujin, membuatnya mendapat delikan dari gadis itu.
"Apa-apaan sih? Kau ini masih saja menyebalkan," gerutu Ryujin sambil mengelus-elus pundaknya.
Hyunjin terkekeh pelan. "Maaf. Sakit ya? Aku gemas soalnya."
"Berhenti menggoda Ryujin. Aku sudah susah payah membuatmu move on darinya," sahut Winter jengkel.
"Kau cemburu ya?" tanya Hyunjin sambil mengedip-ngedipkan matanya.
"Si manusia kelebihan binir ini!" Sebuah pukulan mendarat di bahu Hyunjin, tapi pria itu malah tertawa.
"Aku sudah move on darimu mbul. Bagaimana denganmu? Sudah bisa move on dari puppy lovemu?"
Ryujin mencubit keras lengan Hyunjin. Mulut pria itu sepertinya tidak bisa dikontrol dengan baik. Bisa-bisanya dia bertanya hal seperti itu disaat sang objek pembicaraan berada di hadapan mereka.
Lihat saja, saat ini Haechan sudah tidak melepaskan pandangannya dari Ryujin. Dan situasi ini membuat Ryujin jadi tidak nyaman.
"Kudengar Jeno sunbae akan bertunangan ya?" Winter mencoba mengalihkan pembicaraan. Yang tentunya dengan topik yang salah. Kali ini, giliran Karina yang menatap tajam pada Winter
"Iya, dengan anak teman Ayahku," sahut Felix.
Dan akhirnya mereka larut dalam pembicaraan tentang siapa yang akan segera menikah atau bertunangan. Tidak ada yang menyadari perubahan suasana hati beberapa orang di situ.
"Haechan sunbae, bisa kita bicara?" Haruto tersenyum sopan pada Haechan. Sesekali ia melirik Ryujin yang sudah sibuk menimbrungi pembicaraan anak-anak gadis.
KAMU SEDANG MEMBACA
La Perfection [Haechan NCT- Ryujin Itzy] [END]
FanfictionKetika si wanita bertubuh gempal menyukai pria tampan dengan segala kesempurnaan