SATU TAHUN KEMUDIAN
Peni dan Dara dipindah ke tim lain, tim dua -- tim Evi divisi marketing bertambah satu pegawai baru. Niken.
"Ken, lo bawa mobil kan?" Niken yang sibuk mengerjakan beberapa laporan penjualan menoleh ke arah Evi.
"Bawa Mbak, ada apa?" Niken mengerutkan kening dan memandang ke arah tim leadernya.
"Anterin gue ke bank dong, urus kredit customer."
"Oke mbak. bentar ya, aku matikan laptopku dulu." niken bersiap dan memberi kabar ke danu jika dia akan keluar dengan Evi.
"Nad, lo mending ikut deh. sekalian makan diluar entar."
"Siap Nyah..." dengan spontan Evi melempar bolpoin ke arah Nada. "Mbak Evi KDRT ih..." protes nada.
"KDRT gundulmu." Jawab Evi nyolot yang direspon gelak tawa niken.
"Gue dah siap. Ayo berangkat." Niken beranjak dari kursinya. Mereka beriringan menuju parkiran basement.
Di parkiran mereka bertemu dengan danu bersama dito sekretarisnya. Niken enggan melihat suaminya takut identitas mereka terbongkar.
"Selamat siang pak." Evi menyapa danu yang hanya dibalas dengan anggukan. Dia memandang istrinya sekilas kemudian berlalu.
"Lo beneran bukan selingkuhan pak danu ken?" Niken hanya memutar bola matanya malas. "Dia beneran suka curi-curi pandang ke lo." Niken tidak menanggapi ucapan nada dan menekan remote mobilnya kemudian masuk kedalam mobilnya yang diikuti oleh nada dan evi. Nada masih memandang niken dengan tatapan keponya. Merasa diperhatikan niken melirik kaca tengah mobilnya dan memperhatikan nada yang duduk di jok belakang.
"Lo ngapain natap gue kayak gitu nad? Terpesona dengan kecantikan gue?" Tanya niken sedikit kesal.
"Iya. Gue terpesona sama kecantikan lo. Gue heran aja. Lo cantik kenapa mau jadi marketing. Harusnya lo jadi model aja."
"Kok kalian jadi debat gitu sih. Ayo ken berangkat. Keburu jam makan siang. Macet." Titah sang tim leader. Niken pun menjalankan mobilnya.
Setelah dari bank mereka mampir di salah satu mall untuk makan siang.
"Jangan lupa siapkan diri kalian, minggu depan kalian pameran." Ucap Evi setelah menyelesaikan makannya.
"Kenapa sih mbak, kok tim kita yang banyak ikut pameran? Kenapa gak dipilih tim lain. Atau paling tidak, dibagi rata gitu mbak. Gue sama niken kebagian jaga tiap hari." Protes nada sambil memanyunkan bibirnya. Evi hanya terkekeh.
"Ya terima nasib aja sih nad." Nada mendengus kesal kemudian melirik ke arah niken yang tidak terganggu dengan pembicaraan mereka.
"Lo kok woles aja sih ken?" Niken meletakkan burger yang dia makan dan menyelesaikan kunyahan burger yang ada dimulutnya.
"Terus gue bisa apa?" Tanya niken datar dan meneruskan makannya. Dengan kesal nada memukul lengan niken yang membuat perempuan itu meringis. "Sakit dodol!!" Niken meraba lengannya yang sedikit panas. "Gila tangan lo pedes banget nad."
"Elo sih jadi orang lempeng banget. Cantik-cantik tapi lo cuek banget. Dikira sombong baru tahu rasa lo ya..." nada kesal dan menyeruput es tehnya yang tinggal setengah sampai tandas.
"Bodo amat. Yang penting kan aslinya gue baik." Niken menaik turunkan alisnya.
"Najis banget kalau lo narsis kayak gitu." Niken tidak tahan untuk tidak tertawa. Evi hanya menggelengkan kepala mendengar pertengkaran kecil anak buahnya.
***
Hari ini adalah hari terakhir pameran, nada, niken, reno dan samuel mendapat jadwal shift pagi. Stand sangat ramai mengingat hari ini adalah hari minggu.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Arrogant Boss
DragosteHati Kevin Rajendra hancur disaat bertemu kembali dengan mantan kekasihnya yang sekuat tenaga dia hindari. Mereka bertemu dengan situasi yang berbeda. Mantan kekasihnya menjadi istri dari ayahnya. Usaha Kevin untuk menghapus kenangan bersama mantann...