Satu

1K 91 0
                                    

Kevin duduk termenung di samping tempat tidur pada apartemennya dengan tatapan kosong. Kondisinya tidak bisa dikatakan baik. Bulu-bulu halus tumbuh di kumis dan dagunya. Botol-botol minuman keras berserakan di kamarnya. Dia meratapi nasibnya. Mantan kekasih yang masih sangat dia cintai hari ini menikah dengan papanya.

Dia memegangi perutnya yang terasa perih. Dia ingat, sudah 2 hari dia tidak menyentuh makanan ditambah dengan minuman keras yang dikonsumsinya, membuat perutnya semakin mulas. Dia meringkuk di lantai menahan sakit di perutnya. Sakit di perutnya tidak seberapa dibandingkan sakit hati yang dia rasakan.

"Kenapa lo tega nyakitin gue sedalam ini ken." Ucapnya lirih. Bulir air mata menetes di pipinya setelah itu dia tidak sadarkan diri.

Tidak lama setelah itu arga yang masuk ke dalam apartemen kevin seketika panik melihat kondisi sahabatnya yang memprihatinkan. Arga dengan panik berlari dan menghubungi scurity kemudian membawanya ke rumah sakit.

Setelah memeriksa kevin, seorang dokter keluar dari UGD. Arga bergegas menghampiri

"Gimana teman saya dok?" Todong Arga pada dokter dengan name tag terukir tulisan Talita.

"Menurut diagnosa saya pak kevin mengalami peradangan lambung. Sementara masih diambil sample darahnya untuk observasi lanjutan. Setelah ini pak kevin akan dipindah ke ruang perawatan."

"Teman saya sudah sadar dok?" Dokter itu tersenyum

"Sudah pak silakan bisa dijenguk. Saya permisi." Arga mengangguk sopan dan masuk ke dalam ruang UGD. Arga menemani Kevin sampai dipindah ke ruang VVIP.

"Kenapa lo bisa jadi kayak gini sih vin. Udah lo ikhlasin mantan lo itu. Please kali ini aja lo dengerin perkataan gue."

"Akan gue coba. Thanks ga bantuannya" katanya lirih. "Lo bawain ponsel gue gak?" Arga mengangguk dan mengeluarkan ponsel kevin dari jaketnya yang sempat di bawa oleh Arga. Kemudian Kevin mendial nomor papanya. Dia membutuhkan papanya disaat seperti ini, karena hanya papanya satu-satunya orang tua yang dia punya. Tidak peduli hari ini adalah pernikahan papanya.

"Pah..." Kevin memanggil papanyadengan suara serak.

"Iya Nak kamu kenapa?" tanya sang papa khawatir

"Aku sakit pa" kata kevin mengabari papanya

"Sakit? Sekarang kamu dimana?" Kata Danu, papanya Kevin.

"Aku sekarang opname di rumah sakit pa"

"Ya udah kamu chatkan kamu dirawat dimana dan dikamar nomor berapa, papa segera kesana"

Hanya butuh waktu kurang lebih 20 menit danu sudah sampai ruang rawat papanya. Setelah papanya datang, Arga pamit untuk pulang.

"Kamu kenapa Kevin sampai masuk rumah sakit gini" Danu mendekati brangkar putranya.

"Aku pingsan. Lambungku bermasalah" Kevin menjawab dengan datar.

"Kamu kebanyakan minum" kata danu memperingatkan.

"Itu juga gara-gara papa, papa tetap saja nikah dengan perempuan itu. Papa egois. Papa gak pernah ngerti perasaanku." Hati danu mencelos melihat kondisi putranya sekarang

"Maafin papa" hanya itu yang bisa dia ucapkan.

"Aku bisa maafin papa tapi dengan satu syarat" Danu mengernyitkan dahi. "Papa gak boleh satu kamar dengan perempuan itu"

"Jangan gila kamu Kevin, papa sudah nikah sama dia" sontak danu menaikkan nada bicaranya.

"Ya udah kalau papa gak mau" terlihat danu hanya menarik nafas panjang

My Arrogant BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang