23 : Yang Disukai

1.6K 281 141
                                    

Setelah berbulan-bulan berlalu membuat masalah dalam kehidupan Yuuji, Sukuna baru dapat mendatangi pemuda itu ke rumahnya sekarang. Perasaan bersalah tentu ada Sukuna rasakan. Perasaan itulah yang membuatnya datang ke sini.

Yuuji membuka pintu. Dia tersenyum saat menemukan Sukuna yang berdiri didepannya. Sudah lama Yuuji tidak bertemu dengan pria ini.

"Masuklah." Yuuji mempersilahkan Sukuna untuk masuk namun Sukuna tidak bergerak dari tempatnya.

"Itadori maafkan aku. Aku sudah menghancurkan hubunganmu." Ucap Sukuna dengan rasa penyesalan yang dalam.

Pemuda itu memegang kedua pundak Sukuna. "Tidak perlu minta maaf. Aku sudah memaafkanmu. Aku tahu kau saat itu sedang tertekan dan butuh pelampiasan." Kata Yuuji dengan senyuman. Semudah itu Yuuji memaafkan kesalahan Sukuna.

"Terimakasih. Kau memang orang yang baik. Aku juga ingin meminta maaf pada kekasih--"

"Satoru sudah meninggal." Yuuji menyingkirkan tangannya dari pundak Sukuna. Menatap sepatu yang Sukuna kenakan untuk mengalihkan pandangan.

"Penyebabnya?" Tanya Sukuna dengan hati-hati.

"Karena menyelamatkanku dari kebakaran." Bibir Yuuji bergetar setelah mengatakannya.

"Gojou-sensei koma." Sukuna teringat dengan kata-kata Megumi beberapa bulan lalu. "Tapi kata--" Pria bertato tersebut menggantung kalimatnya.

Ada yang aneh.

Sukuna berpikir sejenak. Menghubungkan perkataan Megumi dengan perkataan Yuuji. 'Dia meninggal setelah koma.' Begitulah kesimpulan yang Sukuna dapatkan.

"Kenapa?" Yuuji menatap Sukuna yang terdiam. Sukuna hanya menggeleng. "Aku turut berduka cita." Katanya sambil membawa Yuuji dalam dekapan.

"Keluarkan saja semua tangisanmu." Ujar Sukuna mengelus punggung bergetar pemuda itu.

Yuuji yang sedari tadi menahan tangis mengeluarkan semuanya. Yuuji meremas baju Sukuna. Menyalurkan perasaan bersalah dan sesak di dada yang timbul kala mengingat Satoru.

"Satoru meninggal karena diriku. Harusnya aku yang mati. Bukan Satoru. Aku ini pembunuh."

"Jangan bilang begitu. Kau bukan pembunuh. Dia menyelamatkanmu karena dia ingin kau hidup." Sukuna menyandarkan kepala Yuuji pada bahunya. Baju Sukuna basah karena air mata Yuuji.

Perkataan Yuuji mengingatkan Sukuna pada malam itu. Malam dimana Sukuna tidak sengaja menabrak seorang pria yang baru keluar dari toko kue. Malam dimulainya berita bahwa Sukuna seorang pembunuh.

Sukuna tidak tahu apa yang memotivasinya untuk datang jauh-jauh ke tempat ini. Manik merah Sukuna memandang layar ponsel yang menunjukkan tanda merah di tempat dia berada sekarang.

Yang Sukuna inginkan adalah bertemu dengan orang itu. Mengucapkan terimakasih dan maaf yang Sukuna rasa tidak pantas untuk dia dapatkan.

Dan juga Sukuna ingin memandang wajah itu lagi dari dekat. Mengusap rambut landaknya yang ternyata sangat halus. Melindunginya sebagaimana dia pernah melindungi Sukuna.

Entah sejak kapan perasaan ini datang, Sukuna sendiri tidak tahu. Yang pasti Sukuna ingin bersama orang yang disukainya.

"Terimakasih, Sasaki." Sukuna sangat berterimakasih pada bocah pintar tersebut. Berkatnya Sukuna bisa menemukan keberadaan orang itu.

==========

Satoru memandang Megumi yang menduduki kursi disamping ranjangnya. Megumi selalu datang menjenguknya sendirian. Kadang bersama Shoko jika kebetulan berpapasan di lorong. Kadang juga dengan Utahime dan Suguru. Selain mereka tidak ada yang menemani Megumi saat menjenguk Satoru.

"Kau punya kekasih, Megumi?" Tanya Satoru mengalihkan pandangan Megumi dari ponselnya.

"Tidak." Megumi mengetikkan sesuatu sebelum menyimpan ponsel itu kedalam saku celana.

"Masa sih? Jangan bohong. Kalau ada bawa saja dia bertemu denganku."

Megumi memicingkan mata berhias bulu lentik layaknya anak perempuan. "Aku bilang tidak ada. Ada pun untuk apa aku mempertemukannya denganmu?"

Satoru beringsut duduk dibantu oleh Megumi. Pria dengan umur kepala tiga tersebut menyadarkan punggung pada sandaran ranjang. Bantal untuk kepala diletak di atas paha yang tertutup selimut putih.

"Tentu saja untuk memperkenalkannya padaku. Aku kan ayah keduanya Megumi."

Megumi tidak lagi menanggapi perkataan Satoru. 'Kekasih, ya?' Megumi tidak pernah mencari kekasih apalagi memilikinya. Di negara ini tidak ada manusia yang menarik di mata Megumi.

Selama ini Megumi hanya fokus bekerja. Megumi tidak peduli dengan yang lainnya selain beberapa hal. Kesehatan Satoru. Kebohongannya pada Yuuji. Kepercayaannya pada Nobara. Dan satu hal lagi yang tiada satu orang pun tahu.

Rahasia terbesar Megumi.

"Kalau orang yang Megumi suka, pasti ada kan?" Megumi tersadar dari pikirannya.

"Ada." Tiba-tiba wajah Megumi memerah. Pria itu menurunkan topi yang dia pakai untuk menutupi rona merah di pipi.

"Siapa?" Binar di wajah Satoru menunjukkan rasa ingin tahu. Selama dia sadar dari masa koma, Megumi tidak pernah menceritakan masalah pribadinya. Selain hal yang berkaitan dengan hal yang Satoru lupakan.

"Kuberi tahu pun belum tentu Gojou-san mengenalnya."

"Tidak apa. Aku cuma mau tahu saja. Aku tidak akan mengatakannya pada yang lain."

Megumi tidak bisa memberitahunya pada Satoru. Orang ini punya pengaruh besar di hidup Megumi. Orang yang memotivasi Megumi untuk terus hidup. Orang yang dua kali menyelamatkan nyawanya meski dia mengambil nyawa ayahnya Megumi.

Sejujurnya, Megumi hanya tindak ingin ada orang yang mengetahuinya. Bahkan dua sahabatnya. Apalagi Nobara, jika dia tahu dia pasti akan memarahi Megumi. Kalau Yuuji, Megumi tidak tahu apa reaksinya setelah tahu.

"Aku harus pergi. Ada kerjaan menumpuk di kantor."

Satoru cemberut menatap Megumi yang keluar dari ruangannya. Tidak apa, suatu saat Megumi pasti akan memberitahunya. Memberi tahu Satoru orang yang Megumi sukai.

Megumi melangkah di lorong rumah sakit yang ramai. Banyak perawat berlalu lalang. Ada pasien yang menunggu giliran untuk diperiksa. Sekilas Megumi melihat Shoko memasuki ruang operasi. Wanita itu sangat sibuk hari ini.

Seseorang berdiri di luar pintu utama rumah sakit. Orang tersebut hendak masuk namun langkah kaki terhenti bersama dengan Megumi yang menatap terkejut kehadirannya di sini.

"Yo. Sahabatnya Itadori." Orang itu menyapa Megumi dengan senyumannya. Kedua tangan dimasukkan kedalam saku celana.

"Lama tidak bertemu."

Megumi yakin dia tidak sedang bermimpi. Yang berdiri didepannya ini adalah, Sukuna. Orang yang disukai Megumi.

***
Yo. Siapa yang ketebak kalau Megumi suka sama Sukuna?

MirayukiNana

Jum'at, 2 April 2021.

SORRY [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang