Bonus Chapter 2 : Jadi Itu

2K 209 63
                                    

Sekitaran mata Sasaki menghitam. Dia benar-benar tidak bisa tidur tadi malam. Suara mengerikan itu menghambat matanya untuk tertidur. Setelah membersihkan diri pun rasa kantuk Sasaki belum mau hilang.

"Sasa-nii tidak apa-apa?" Tanya sang adik khawatir. Sasaki hanya mengangguk singkat tanpa bersuara untuk memberi jawaban.

Sasaki memasuki kamar sebelah. Berjalan lunglai menuju pria berambut putih yang masih tertidur pulas di ranjang. Tanpa aba-aba menendang kejantanan Satoru sehingga pria itu terlonjak kaget.

"ITTAI." Teriak Satoru merasakan nyeri dibagian yang Sasaki tendang.

"Ada apa!?" Pertanyaan yang sama terlontar dari mulut dua orang yang berbeda. Dari Yuuji yang baru saja keluar dari kamar mandi. Dan dari Yukki yang masuk ke dalam kamar. Mereka sama-sama terkejut karena teriakan itu.

"Aku sudah katakan pada Tou-san, jangan menambah anak lagi." Ucap Sasaki dengan wajah mengantuknya.

"Ha?" Tiga orang di sana saling menampilkan raut wajah terheran-heran. Seketika Satoru melupakan rasa sakit yang mendera bagian bawah.

"Sasa-" Sasaki segera memotong perkataan Yukki. "Berangkat sama Tou-san sana." Kemudian pemuda berumur 17 tahun itu pergi berangkat ke sekolah sendiri tanpa sarapan.

Yukki memandang kedua orang tuanya. "Aku tidak tahu apa yang terjadi. Tapi sepertinya Sasa-nii marah sama Tou-san." Tunjuk Yukki pada oknum yang dibilangnya.

"Aku tunggu 30 menit." Setelah itu Yukki keluar dan menunggu di ruang makan.

Satoru yang masih bingung dihadiahi jitakan keras di kepala. Pelakunya adalah Yuuji. "Aku sudah bilang pintunya dibuka!" Perkataan Yuuji menyadarkan Satoru.

Dulu setelah Yukki lahir, Sasaki pernah mengatakan bahwa dia hanya ingin memiliki satu adik saja. Sasaki bilang pada Satoru untuk jangan membuat anak lagi. Maksudnya Sasaki, jangan menyetubuhi Yuuji. Apalagi ketika Sasaki ada di apartemen.

Jadi itu sebabnya Sasaki terlihat marah. Atau lebih tepatnya Sasaki kesal pada Satoru.

Satoru bersujud dihadapan Yuuji. "Ah. Sumimasen." Dia meminta maaf karena kecerobohan dirinya yang tidak mengunci pintu saat mereka sedang melakukan seks.

==========

Sasaki beberapa kali menguap di jalan. Matanya kadang terpejam lalu kembali terbuka beberapa detik. Begitu terus hingga Sasaki sampai di dekat halte bus.

Kepala Sasaki menunduk. Matanya tertutup dan disaat itulah Sasaki tertidur di kursi tunggu halte. Sasaki melewatkan bus yang mengantarkannya ke sekolah.

Beberapa orang sudah berusaha membangunkan, tetapi tidur Sasaki terlalu pulas. Sasaki sama sekali tidak terbangun. Bahkan ketika salah seorang wanita berteriak keras tepat di telinga Sasaki.

Tubuh Sasaki terus condong ke depan. Sebelum Sasaki terjatuh dari kursi, seseorang menopang tubuh Sasaki. Orang itu menepuk pelan pipi Sasaki. "Sasaki-kun bangun."

Mata Sasaki terbuka. Wanita yang meneriakinya tadi langsung murka. "Dia bangun hanya dengan suara kecil sementara dia tidak bangun saat aku berteriak." Orang yang membangunkan Sasaki meminta maaf karena kelakuan si pemuda yang mungkin telah merepotkan orang lain.

"Yuuta-san?" Yang dipanggil menunjukkan senyuman hangat. "Kenapa kau tidur di sini, Sasaki-kun?"

Mata biru Sasaki menatap sekitar. Kemudian kembali menatap manik kelam Yuuta. "Bisnya-" Ucap Sasaki menggantung.

"Aku rasa sudah lewat." Dan Sasaki berakhir diantar oleh Yuuta.

Suasana di dalam mobil agak canggung. Sasaki cuma mampu terdiam sambil meremas jemari tangannya sendiri. Tubuh Sasaki berjengit ketika telapak tangan Yuuta melingkupi jemari tangannya.

"Apa Sasaki-kun kedinginan? Aku bisa mematikan AC jika--"

"Ti-tidak!" Sasaki menarik tangannya. "Sa-sasaki sama sekali ti-tidak ke-kedinginan."

Dalam hati Sasaki bergumam, 'Justru sebaliknya. Di sini terasa panas.' Wajah Sasaki memerah. Jantungnya berdegup kencang. Yuuta tidak sadar kalau perlakuannya membuat hati Sasaki jadi tidak karuan.

==========

Sementara itu dilain tempat, Yukki sudah tersenyum-senyum sendiri. Kedua earphone menyumpal dilubang telinganya. Sebuah ponsel terletak di atas meja. "Jadi itu rupanya. Pantas setiap kali aku membahas Yuuta-san, Sasa-nii kelihatan aneh."

Jika kalian ingin tahu, Yukki si adik laki-laki Sasaki punya bakat untuk merakit benda. Dari kecil dia mempelajari cara merakit apapun, termasuk merakit alat pelacak.

Dihiasan gelang yang Yukki beri pada Sasaki sebagai hadiah ulang tahunnya, terdapat pelacak yang tersambung pada ponsel Yukki. Sasaki selalu terpantau oleh Yukki melalui pelacak itu. Tentunya Sasaki tidak tahu jika adiknya mendengarkan pembicaraan Sasaki dengan Yuuta setiap harinya.

Yukki sampai melakukan ini hanya karena dia penasaran pada sang kakak yang nampak aneh beberapa hari belakangan. Sasaki kelihatan tidak fokus ketika belajar. Sering terbangun ketika tidur malam. Dan puncak rasa penasaran Yukki adalah saat itu. Saat Yukki menanyakan hadiah apa yang Sasaki dapatkan dari Yuuta.

"Ha-ha-hadiah? Hadiah da-dari Yuuta-san ya? Itu--" Sasaki menggigit bibir bawahnya. Tentu saja Yukki jadi semakin penasaran. "Apa Sasa-nii?"

"Hadiahnya--" Wajah Sasaki merona. Di mata Yukki ini terlihat sangat tidak biasa!

Hanya ketika sedang membahas Yuuta saja wajah Sasaki akan memunculkan rona merah. Semakin lama semakin pekat dan menjalar hingga telinga.

Saat membahas orang lain selain Yuuta, Sasaki tidak pernah memberikan reaksi seperti itu. Makanya ini terlihat tidak biasa bagi Yukki yang tahu betul kepribadian Sasaki yang hampir mirip dengan kepribadian Yuuji. Yuuji akan merona juga ketika Satoru menggodanya.

Sasaki mengeluarkan kotak kecil. "Yu-Yuuta-san bilang, cincinnya kelihatan cocok untuk Sasaki. Ja-jadi Yuuta-san mem-membelikanya sebagai ha-ha-hadiah ulang tahun Sasaki." Jelas Sasaki terbata-bata.

Yukki termenung sejenak. Dalam kepalanya, Yukki memikirkan sesuatu yang membuat Sasaki menjadi sama seperti Yuuji ketika sedang salah tingkah di depan Satoru.

Satu jawaban tersimpan. Awalnya Yukki tidak memastikan kalau itulah penyebabnya. Tapi sekarang Yukki sangat yakin seratus persen kalau jawabannya, benar.

Bocah yang umurnya terpaut 7 tahun dengan kakaknya itu melepaskan earphone. Ada terdengar suara sesuatu menyentuh jari-jari Sasaki. Suara Sasaki jadi gugup setelahnya. Yukki membuat kemungkinan kalau Yuuta memegang jemari tangan Sasaki untuk menghangatkannya.

Yukki menghela nafas panjang. Manik coklatnya menerawang langit-langit kelas yang sedari tadi bel berbunyi, belum ada juga guru yang masuk untuk mengajar.

"Seharusnya Sasa-nii bilang kalau suka dengan Yuuta-san. Aku bisa membantu Sasa-nii untuk lebih dekat lagi dengannya."

•Bonus Chapter : FIN

***

Yo. Nana di sini. Akhirnya mood nulis Nana balik lagi. Dan bonus chapter untuk cerita ini sudah berakhir.

Terimakasih buat yang udah ngikutin cerita Nana. Sampai jumpa lagi.

MirayukiNana

Minggu, 1 Agustus 2021.

SORRY [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang