Enjoy^^
*Warn typo===
Jihoon menyetir mobil menuju lokasi soonyeong saat ini. Mereka sudah siap dan akan segera berhadapan langsung dengan mafia itu.
Penampilan mereka terlihat keren, pakaian serba hitam dengan banyak kantung di area celana. Ahyu memasangkan jihoon 2 lapis rompi anti peluru membuat baju jihoon terlihat lebih tebal dan berat.
Sedangkan ahyu, jika jihoon tidak memaksanya menggunakan rompi, mungkin ia tidak akan mengenakannya, ahyu malas memakainya karena itu menyulitkan pergerakannya.
Tapi, perintah suami adalah mutlak. Ahyu yg sudah terlanjur bucin, hanya bisa menurut saja kan?
"Sayang.. ingat kata kata ku kan?" Ujar ahyu yg sejak tadi terus memandangi jihoon yg fokus menyetir.
"Akan menjaga jarak saat ada mereka, jaga jaga jika terjadi sesuatu pada dirimu"
"Ahh.. aku bangga pada mu yg sangat mengerti aku.."
Hening.
"Sebenarnya aku takut akan menjadi beban bagi mu..-
-.. tapi jika aku membiarkan mu pergi sendiri, aku merasa tidak tenang"
Ahyu tersenyum dan mengelus pipi jihoon dari tempat duduknya. Mana pernah ahyu berfikir jihoon adalah beban.
"Tidak ji.. aku tidak berfikir seperti itu.. terimakasih karena kau sangat mengkhawatirkanku"
Selang beberapa saat mereka sampai di pinggir jalan poros yg sangat sepi dan gelap. Ada sebuah jalan setapak di tempat pemberhentian mereka, itulah yg akan menjadi tujuan mereka.
"Tunggu sebentar di sini yaa.. aku cek keadaan dulu.."
Ahyu keluar dari mobil terlebih dulu memastikan tidak ada jebakan atau apapun yg akan menghambat mereka.
Tidak lama kemudian ahyu mengetuk kaca jendela jihoon menyuruhnya untuk di bukakan.
"Jii.. aku yg akan setir mobil dari sini.. bergeser lah.."
Jihoon menurut. Lelaki itu pindah ke jok di samping supir, lalu ahyu masuk dan mengarahkan mobilnya untuk masuk kedalam hutan.
Ahyu mematikan lampu mobil dan mengendarainya dengan kecepatan dibawah 20 km/jam. Perlahan tapi pasti ahyu mengikuti jalan setapak itu mencari tempat persembunyiannya mereka.
Slap.
Hening.
Tang.
"Apa itu?"
"Beberapa jebakan kecil, untung ini mobilnya oppa.. pasti lecet"
Ahyu melanjutkan jalan mobilnya dan bertemu jebakan lain. Kaca mobil di jok belakang sudah pecah dan lecet di mana mana.
Ahyu menghentikan mobilnya dan menyalakan lampunya. Betapa terkejutnya jihoon melihat sesuatu di depan mobil.
"Ahyu.. i-itu"
"Itu mayatnya si Wen.. ahh.. Kwon sialan itu"
Wen junhui, mati dalam keadaan sama persis seperti yg ahyu lakukan pada moon junhui.
Mati terduduk dengan lutut yg menopang tubuhnya. Mata terbuka dengan air liur yg berceceran di area mulutnya. Tubuh pucat sedikit kebiruan membuat tampilannya jadi mengerikan, siapa pun yg melihatnya pasti akan bergidik ngeri.
Ahyu dan jihoon yg sudah turun sejak tadi hanya memandangi mayat itu. Jihoon melirik ke arah ahyu yg mulai menyatukan tangannya.
"Semoga kau bertemu dengan kembaranmu, dan aku berharap kau tidak akan menjadi penjahat lagi di kehidupan selanjutnya" ujar ahyu dengan mata terpejam.
"Ayoo siap siap ji.." ajak ahyu dan berjalan kembali ke arah mobil untuk mengambil perlengkapan mereka.
===
Ahyu dan Jihoon masuk kedalam
ruangan bawah tanah di sebuah rumah tua yg ada di hutan ini.Mereka sudah mengecek seisi rumah dan tidak menemukan siapa pun di sana.
Mereka terus menyusuri lorong gelap yg cukup luas itu hingga tiba tiba jihoon menghentikan langkahnya. Ahyu juga ikut berhenti dan menoleh ke arah Jihoon yg terlihat menyerit.
Perlahan ahyu mendengar sesuatu. Mereka berjalan mendekati tembok yg ada di sekita mereka seraya mencari suara asal suara itu.
"Sayang.." ujar jihoon membuat ahyu menoleh.
Jihoon mengetuk dinding yg ada di hadapannya, terdengar sebuah suara yg menandakan bahwa ada ruangan di dalam sana.
Mereka meraba raba dinding itu. Tidak ada cela seolah olah itu hanya dinding biasa.
"Ehh.." ahyu mengorek sesuatu pada dinding itu dan menemukan lubang kunci di sana.
"Bagaimana cara bukanya?"
"Lihat dan pelajari.."
Ahyu menarik penjepit rambutnya dan memasukannya kedalam lubang kunci itu. Dengan sabar dan telaten ahyu fokus pada lubang kunci itu hingga,
Ceklek.
"Ow.. hebat.." puji jihoon yg di hadiahi senyuman oleh ahyu.
Perlahan mereka menarik pintu itu dan mendapati sebuah ruangan gelap. Jihoon mengarahkan senapannya yg memiliki senter di bagian atasnya, mereka menemukan Seungchol terikat di kursi dengan keadaan mata tertutup kain.
"Seung-"
Ahyu membekap mulut Jihoon dan menggelengkan kepalanya, ahyu menyatukan jarinya pada bibir dan menyuruh jihoon untuk bungkam.
Nafas Seungchol tidak teratur. Itulah suara yg tidak sengaja mereka dengar tadi.
'sepertinya ia di sugesti juga'
Ahyu menoleh ke arah Jihoon dan mengisyaratkan lelaki itu untuk memakai sumpalan di telinganya. Jihoon menurut dan langsung mengenakannya.
Telinga jihoon benar benar terblokir. Ia tidak bisa mendengar apa apa dan hanya dapat melihat ahyu yg berbicara pada Seungchol.
Perlahan nafas Seungchol menjadi teratur. Ahyu melepas ikatannya dan lelaki itu terhuyung ke depan.
Ahyu menoleh dan menyuruh jihoon melepas penutup telinganya.
"Ia baik baik saja.. tapi setengah energinya terkuras habis"
"Kau baik baik saja?"
"Iyaa ji.. tenang saja.."
Jihoon merangkul Seungchol dan membawanya ke ujung ruangan untuk bersandar. Saat ini bawahan jihoon itu sedang tidak sadarkan diri, terlihat pucat dan memprihatinkan.
"Ji.. dia datang.."
Jihoon mendongak ke arah ahyu, ia sedang melihat ke arah pintu yg terbuka lebar itu. Perlahan ahyu membelai pipi jihoon dan tersenyum. Ahyu mendekat ke arah Jihoon dan mengecup bibirnya.
"Diam di sini dan jaga Seungchol.. aku akan keluar dan menghadapinya, sebisa mungkin aku akan tetap berada di bawah pengawasan mu.. peran mu penting di sini jika terjadi sesuatu pada ku.." bisik ahyu di hadapan wajah jihoon.
Ahyu mengambil penutup telinga itu dan memasangkannya. Ahyu juga mematikan senter itu agar jihoon berkamuflase pada kegelapan.
Sekali lagi ahyu mengecup bibir jihoon, setelah itu ia berdiri dan keluar dari sana. Entah mengapa... Perasaan jihoon jadi tidak enak.
===
Tbc^^

KAMU SEDANG MEMBACA
✓Simple || Woozi Love Story
Fiksi PenggemarJihoon x OC [END] -18+ -typo(s) -baku -gaje