Chapter 3

116 26 20
                                    

Happy Reading~

Junlin mengangguk sebagai jawaban.
Setelahnya, Haoxiang kembali fokus membaca buku. Merasa dihiraukan, Junlin kembali ke tujuannya yaitu mengambil kartu pelajar dan hendak kembali ke kantin. Namun langkahnya terhenti di ambang pintu, Junlin menoleh ke arah Haoxiang lagi.

"Kamu ingin menitip sesuatu?" Haoxiang menjawabnya dengan gelengan.

***

Pembelajaran di sekolah selesai pukul 1 siang. Para siswa pulang ke asramanya masing-masing, begitu juga dengan Junlin. Dia berjalan santai bersama Yaxuan dan Yaowen memasuki Gedung C. Kamar ketiganya ada di lantai yang sama, Yaxuan menghuni Room 705 sedangkan Yaowen menghuni Room 708.

Keluar dari lift, mereka berpencar menuju kamarnya masing-masing.

"Bye bye!"

"Bye bye!"

Junlin masuk kemamarnya, seperti yang ia duga teman sekamarnya sudah berada di dalam.

"Aih Yan Haoxiang, kamu mengagetkanku saja!" sahut Junlin dengan nada kaget yang dibuat-buat. Dia bermakasud bercanda, namun berakhir dengan suara jangkrik.

Haoxiang hanya menoleh sebentar, lalu kembali termenung dengan posisi duduk di pinggir ranjangnya.

"Kamu kenapa?" Junlin memang menyadari ada yang berbeda dengan teman sekamarnya ini. Sejak masuk kelas, Haoxiang terlihat murung. Awalnya Junlin berpikir kalau Haoxiang begitu karena mendapat hukuman akibat terlambat.

Junlin meletakkan tas sekolahnya sembarangan. Lalu duduk di samping ranjangnya, menghadap Haoxiang. Beberapa menit berlalu, namun Haoxiang masih belum menanggapinya. Bosan, akhirnya Junlin merebahkan diri di atas ranjangnya dan berkutat dengan ponsel yang berada di meja sebelah ranjangnya. Iya, salah satu aturan di SMA Popcorn adalah dilarang membawa ponsel selama pembelajaran di kelas.

"Kamu tidak takut padaku?" Junlin mengalihkan atensi dari ponselnya, kemudian merubah posisinya menjadi duduk.

"Kenapa harus takut? Kan sama-sama manusia," jawab Junlin mantap.

"Tapi aku berbeda,"

"Berbeda apanya? Menurutku kamu biasa saja, sama seperti manusia lainnya. Aku juga berbeda, banyak orang yang mengira aku masih SMP padahal sebenarnya aku sudah SMA. Susah emang ya, terlahir dengan wajah bayi membuat orang salah paham," tutur Junlin panjang lebar. Hal ini berhasil membuat Haoxiang tertawa pelan.

"Woah! Kamu juga bisa tertawa." Junlin bertepuk tangan, dia tidak menyangka manusia sejenis Haoxiang bisa tertawa.

Junlin kembali menanyakan alasan Haoxiang murung, namun Haoxiang hanya menjawabnya dengan gelengan. Junlin mengerti, mungkin temannya ini belum bisa terbuka apalagi mereka baru saling mengenal hari ini.

Waktu makam malam tiba, Junlin dengan semangat 45 menuju kantin asrama yang letaknya di ujung kanan lorong lantai 7. Perutnya sudah mengadakan konser sejak tadi sore. Usai mengambil jatah makan malamnya, Junlin mencari tempat strategis untuk duduk.

"He Junlin!" Junlin mencari sumber suara yang memanggilnya, di ujung sana dia menemukan Yaxuan dan Yaowen yang melambaikan tangan ke arahnya. Junlin bergegas ke arah mereka.

"Kalian sudah di sini ternyata," ucap Junlin saat sampai di sana. Meja yang mereka tempati merupakan meja untuk 4 orang.

"Lho iya, urusan makanan harus didahulukan hahaha," jawab Yaxuan sebelum kembali memasukkan sepotong sosis ke mulutnya.

"Mulut bisa berbohong tapi lambung tidak," tambah Yaowen.

Junlin hanya tertawa menanggapi keduanya, tapi ucapan mereka ada benarnya. Setelah itu ketiganya fokus dengan makanannya masing-masing. Di tengah acara makannya, Junlin teringat pada Haoxiang. Seingatnya tadi Haoxiang mengikutinya ke kantin, tapi sampai sekarang belum terlihat batang hidungnya.

"Kamu nyari siapa?" tanya Yaowen yang menyadari Junlin celingukan.

"Teman sekamarku," jawab Junlin

"Maksudmu Yan Haoxiang? Ku kira dia belum kembali," kini Yaxuan yang menanggapi.

"Sudah kok, tadi dia juga masuk kelas. Masa kalian nggak sadar sih?"

"Lhoo iya?" ujar Yaxuan dan Yaowen berbarengan. Junlin mengangguk mantap.

"Kayanya kalian kurang minum deh, Haoxiang setinggi itu sampai nggak kelihatan?"

"Iya deh kayanya," jawab Yaxuan mengambang.

"Salah Biologi nih," gerutu Yaowen.

"Apa hubungannya?" sahut Junlin dan Yaxuan berbarengan.

"Kan tadi kita dapat tugas Biologi bejibun, terlalu fokus ngerjakan sampe nggak peka sama sekitar."

Junlin dan Yaxuan hanya tertawa mendengarnya. Bisa-bisanya Tugas Biologi dijadikan kambing hitam. Tapi mereka juga menyadari, Tugas Biologi setelah istirahat tadi memang sangat banyak. Usai menyantap makan malamnya, Junlin berpamitan lebih dulu untuk ke kamarnya. Sementara Yaxuan dan Yaowen meneruskan obrolan mereka.

Saat membuka pintu kamar, Junlin lagi-lagi tidak menemukan keberadaan Haoxiang.

"Kemana dia?" tanya Junlin pada udara. Temannya yang satu ini memang misterius.

To be Continued

©Vhayna Via
Event TNT Tulip Books

Mysterious FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang