Hai hai aku balik lagi hihihi
Terima kasih untuk semua yang sudah baca Chapter 1, semoga akan suka Chapter-chapter selanjutnya ya.. :DHappy Reading~
Junlin mendengarkan dengan seksama penuturan Pak Ding tentang teman sekamarnya. Beliau berkata bahwa 2 hari yang lalu Yan Haoxiang meminta izin pulang ke rumahnya karena ada acara keluarga.
Usai dari asrama, Pak Ding mengajak Junlin menuju kelasnya yaitu 11 IPA 1 yang terletak di Lantai 4 gedung C. Berbeda dari sebelumnya, kali ini Junlin melihat para siswa berlalu lalang sepanjang perjalanannya ke kelas.
Begitu lift terbuka, ruangan dengan tulisan Kelas 11 IPA 1 tertangkap inderanya. Kelas itu terdengar cukup gaduh sebelum Pak Ding memasukinya. Junlin sedikit gugup saat seisi kelas menatap ke arahnya. Tepat saat memasuki kelas, bel masuk berbunyi."Selamat pagi semua," sapa Pak Ding kepada para siswa.
"Selamat pagi pak," jawab para siswa secara bersamaan.
"Hari ini kelas ini memiliki anggota baru. Ayo, perkenalkan dirimu." Pak Ding meminta Junlin memperkenalkan diri.
"Halo semua, namaku He Junlin. Senang bertemu dengan kalian." Junlin memperkenalkan diri dengan nada ramah seperti biasa, tidak lupa ia memamerkan deretan gigi putihnya.
Pak Ding memperhatikan kelasnya,
"Kok ada 3 bangku kosong? Yan Haoxiang dan Liu Yaowen belum hadir?"Junlin mengedarkan pandangannya ke arah bangku-bangku yang dimaksud Pak Ding, hingga atensinya tanpa sengaja mengarah ke pintu masuk kelas bagian belakang. Junlin menangkap sesosok remaja tengah bersembunyi dibalik tembok, menunggu kesempatan agar bisa masuk dengan aman.
"Belum, pak." sahut seorang siswa dengan nametag Song Yaxuan.
Junlin masih menatap remaja itu dari kejauhan, ia tidak menyadari bahwa Pak Ding kini menatap ke arah yang sama dengannya.
"Liu Yaowen!"
Remaja yang namanya terpanggil itu menyembulkan dirinya dari balik tembok. Ia tersenyum dengan wajah tanpa dosa.
"Maaf pak saya kesiangan," ucapnya.
Pak Ding menggelengkan kepala, siswanya yang satu ini memang kurang disiplin. Dalam bulan ini saja dia sudah telat sebanyak lima kali.
"Kamu tau kan apa konsekuensinya?" Yaowen mengangguk.
"Baiklah, silahkan duduk." sambung Pak Ding. Bulu kuduk Junlin berdiri mendengar ucapan Pak Ding barusan. Pasalnya, di sekolah yang sebelumnya ia adalah raja telat sampai pihak kesiswaan bosan mencatat namanya di daftar siswa yang terlambat.
"Junlin, kamu duduk di bangku kosong belakang Song Yaxuan." Junlin mengangguk lalu berjalan menuju bangkunya.
Sebuah kebetulan, pelajaran pertama hari ini diisi dengan tugas mengerjakan latihan di buku siswa. Junlin membuka bukunya dan melihat latihan yang ditugaskan. Hanya dalam waktu 1 jam, Junlin telah menyelesaikan tugasnya. Melihat jam dinding yang masih menunjukkan angka 9, Junlin memanfaatkan momen ini untuk beradaptasi dengan kelasnya.
"Song Yaxuan," panggilnya dengan suara pelan. Remaja bermarga He itu masih fokus mengerjakan tugasnya.
"He Junlin." panggil Yaxuan lagi.Merasa terusik, Yaxuan menoleh ke arah Junlin.
"Aku menyelesaikan tugas dulu, sebentar jangan ganggu!" setelah berkata begitu, Yaxuan kembali berkutat dengan tugasnya. 15 menit berlalu, akhirnya Yaxuan menoleh ke arah Junlin lagi.
"Ada apa?" tanyanya dengan dahi berkerut.
"Kamu ketua kelas ya?"
"Kamu tau darimana? Aku bahkan belum memperkenalkan diri."
"Itu," Junlin menunjuk banner daftar pengurus kelas yang ada di dinding.
"Ah, pantas saja." Yaxuan terkekeh menyadari hal itu.
"Ah iya, di sini kalau terlambat masuk kelas hukumannya apa?" pertanyaan polos itu berhasil membuat Yaxuan tertawa cukup keras hingga pandangan seluruh kelas tertuju ke arahnya.
"Eh, maaf gaes. Kalian lanjutin aja ngerjakannya."
Yaxuan kemudian memulai narasinya. SMA Popcorn memiliki cara tersendiri untuk mendisiplinkan para siswa yaitu dengan adanya poin hukuman. Besar kecilnya poin hukuman berbeda-beda tergantung pelanggaran yang dilakukan. Poin hukuman yang sudah mencapai angka 25 ditukar dengan hukuman seperti menata buku di perpustakaan, membersihkan kolam renang, membersihkan kamar mandi, dan sebagainya. Diharapkan dengan penerapan hukuman ini bisa memberi efek jera pada siswa sehingga pelanggaran tidak diulangi lagi.
Junlin manggut-manggut mendengarkan narasi Yaxuan barusan. Sekolah ini ternyata lebih ketat dari yang ia pikirkan.
"Kamu tidak mengerjakan tugas?" tanya Yaxuan kemudian. Junlin dengan bangga memamerkan tugasnya yang sudah selesai.
"Wih mantul." Yaxuan memberi Junlin acungan jempolnya, membuat keduanya terkekeh.
Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 9.50, Yaxuan mengingatkan bahwa sudah waktunya mengumpulkan tugas. Satu per satu siswa mengumpulkan buku tugasnya di bangku Yaxuan. Tepat pukul 10.00 bel istirahat berbunyi. Para siswa berbondong keluar kelas. Hal pertama yang dilakukan Yaxuan adalah mengumpulkan buku-buku tugas teman sekelasnya ke ruang guru, dibantu dengan Yaowen dan Junlin.
Setelah itu, ketiganya ke kantin untuk mengisi perut yang sudah keroncongan. Untunglah saat sampai di sana, mereka tidak perlu antri jadi bisa langsung pesan. Saat akan membayar, Junlin menyadari bahwa kartu pelajarnya tertinggal di kelas. Di sekolah ini, kartu pelajar juga berfungsi untuk alat pembayaran makanan dan alat untuk meminjam buku di perpustakaan.
"Yaxuan, Yaowen aku ke kelas duluan ya ngambil kartu pelajar." Junlin berlari menuju kelasnya karena jarak kelas dan kantin cukup jauh dan waktu istirahat kurang beberapa menit lagi. Sampai di Kelas, Junlin bertemu dengan remaja asing yang duduk di bangku sebelahnya. Ralat, sebenarnya dia tidak asing karena dia sudah datang ke kelas sebelum bel istirahat berbunyi.
"Hai!" sapa Junlin dengan nada khasnya.
Remaja itu mendongak sekilas, lalu kembali fokus membaca bukunya. Junlin teringat dengan nama siswa yang tadi disebutkan Pak Ding saat sesi perkenalan.
"Kok ada 3 bangku kosong? Yan Haoxiang dan Liu Yaowen belum hadir?
"Yan,"
"Yan Haoxiang?"
"Kamu tau namaku?" kalimat pertama yang keluar dari mulutnya.
To be Continued
©Vhayna Via
Event TNT Tulip Books
KAMU SEDANG MEMBACA
Mysterious Friend
Hayran KurguUmumnya para siswa akan bersorak dan bergegas ke kantin saat beristirahat, tapi remaja ini tidak. Dia lebih suka membaca buku dengan earphone yang bertengger di kedua telinganya. Junlin sedari tadi memperhatikan dia, teman sekelasnya yang misterius...